Sabtu, 25/10/2025, 23:00:09
UMKM Banyumas Menjemput Masa Depan: ASPIKMAS Gerakan Pemberdayaan melalui Transformasi Digital
OLEH: PUJIANTO
.

Strategi Pemasaran Cerdas (Cross Selling)

DI tengah gempuran era digital yang mengubah cara orang berbelanja, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Banyumas mulai menunjukkan babak baru dalam perjalanan bisnis mereka.

Melalui wadah ASPIKMAS (Asosiasi Pengusaha Mikro, Kecil dan Menengah Banyumas), para pelaku usaha lokal kini tak lagi hanya mengandalkan penjualan konvensional, tetapi mulai menapaki jalur bisnis digital dengan strategi pemasaran yang lebih terukur, adaptif, dan berorientasi pada data.

Langkah ini menjadi bukti nyata bahwa UMKM Banyumas siap menjemput masa depan dengan cara baru -cara yang menggabungkan nilai tradisi lokal dan inovasi teknologi.

Dalam lima tahun terakhir, ASPIKMAS gencar melakukan berbagai program pendampingan, pelatihan digital marketing, hingga pembinaan strategi branding yang dirancang agar produk-produk lokal bisa bersaing di pasar nasional bahkan internasional sejak didirikan pada juli 2020 yang lalu.

Kondisi lapangan menunjukkan bahwa tantangan utama UMKM di Banyumas bukan hanya keterbatasan modal, tetapi juga minimnya literasi digital dan pemahaman tentang analisis pemasaran.

Banyak pelaku usaha yang sebelumnya berjualan di pasar tradisional kini belajar membaca perilaku konsumen melalui media sosial, memantau tren penjualan lewat dashboard marketplace, dan mulai memanfaatkan analitik sederhana untuk menentukan strategi promosi yang efektif.

Melalui pendekatan ini, ASPIKMAS membantu para anggotanya memahami bahwa digitalisasi bukan sekadar membuka toko online. Lebih dari itu, digitalisasi adalah proses strategis yang berlandaskan pada analisis pasar dan perilaku konsumen.

Produk seperti kopi Mbekayu, batik Banyumasan, snack dan minuman serta oleh-oleh khas Ngapak kini tak lagi hanya dijual sebagai komoditas, melainkan dihadirkan sebagai bagian dari identitas budaya Banyumas yang dikemas modern dan punya cerita kuat.

Hasilnya cukup menggembirakan. Berdasarkan catatan internal ASPIKMAS, omzet beberapa UMKM mengalami peningkatan setelah mengikuti program-program dan berjejaring melalui ASPIKMAS seperti program pelatihan digital marketing. Produk kopi dan kuliner khas bahkan mulai menarik minat pembeli dari luar daerah, sebagian telah menembus pasar ekspor kecil.

Namun, yang lebih penting dari sekadar peningkatan omzet adalah perubahan cara berpikir para pelaku usaha: dari sekadar berdagang menjadi pelaku bisnis berbasis data dan strategi.

Dalam ekosistem digital yang dibangun ASPIKMAS, ada tiga kunci utama yang menopang keberhasilan transformasi ini. Pertama, penguatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) agar pelaku UMKM mampu mengelola teknologi, bukan hanya menggunakannya baik para pengurusnya maupun para UMKM sebagai anggotanya.

Kedua, kolaborasi lintas sektor antara pemerintah daerah, akademisi, dan dunia usaha yang membuka akses jaringan dan peluang promosi serta kolaborasi program-program pendampingan. Ketiga, konsistensi branding agar setiap produk lokal memiliki identitas yang kuat dan mudah diingat di pasar digital.

Transformasi digital yang digerakkan ASPIKMAS juga memperlihatkan bahwa pemasaran modern tidak lagi bersandar pada iklan semata, tetapi pada cerita dan nilai yang dikomunikasikan secara autentik. Konsumen kini lebih percaya pada kisah di balik produk—siapa pembuatnya, dari mana bahan bakunya, dan bagaimana produk itu merefleksikan semangat lokal.

Pendekatan storytelling seperti ini menjadi strategi jitu membangun engagement di platform media sosial dan memperkuat loyalitas pelanggan. Melalui jejaring ASPIKMAS para UMKM yang tergabung di dalamnya juga melakukan kolaborasi antar personal untuk saling mempromosikan dan merekomendasikan produknya ini yang dinamakan cross selling dan hasilnya cukup strategis bagi peningkatan penjualan produk mereka.

Ke depan, tantangan terbesar bagi UMKM Banyumas adalah menjaga keberlanjutan proses ini. Digitalisasi tidak bisa berhenti pada tahap pelatihan. Ia harus berkembang menjadi budaya kerja dan cara berpikir baru. Dalam dunia yang berubah cepat, data pemasaran, analisis perilaku konsumen, serta inovasi konten akan menjadi senjata utama untuk bertahan.

ASPIKMAS telah membuktikan bahwa dengan pendampingan yang tepat, pelaku UMKM mampu bertransformasi dari pengrajin lokal menjadi pelaku bisnis yang memahami strategi pasar digital.

Dari Banyumas, geliat perubahan ini memberi inspirasi: bahwa masa depan ekonomi daerah tidak hanya ditentukan oleh seberapa besar modal yang dimiliki, melainkan oleh seberapa cerdas strategi pemasaran digital dijalankan dan seberapa kuat hubungan kolaborasi antar UMKM melalui asosiai.

Tulisan dalam Kolom Opini ini adalah kiriman dari masyarakat. Segala tulisan bukan tanggung jawab Redaksi PanturaNews, tapi tanggung jawab penulisnya.

 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita