SAAT ini sudah banyak cara yang dapat digunakan masyarakat untuk mengurangi dampak negatif dari sampah plastik. Salah satunya sampah plastik dapat dikelola dengan konsep 3R (reuse, reduce, dan recycle). Konsep daur ulang jenis recycle adalah pirolisis yaitu mengolah atau memproses sampah plastik menjadi bahan bakar. Selain untuk mengurangi jumlah sampah plastik, proses pirolisis sangat bermanfaat karena dapat menghasilkan bahan bakar minyak dengan nilai energi yang cukup tinggi. Dari kegiatan recycle dengan proses pirolisis 1 kg sampah plastik jenis polyolefin misalnya, dapat menghasilkan 950 ml bahan bakar minyak (Wahyudi, 2018:58).
Seperti pada berita yang beredar pada koran online detik news yang disampaikan oleh Imam Suripto, “bertambahnya volume sampah secara masif di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, menimbulkan masalah tersendiri bagi pemerintah. Penanganan sampah yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Brebes masih belum maksimal. Sebagaimana yang diucapkan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Sampah Kabupaten Brebes, Edi Kusmartono, pada Rabu (20/9/2017).” Memang benar, seperti di Bumiayu saja di kolong jembatan Kali Keruh di situ banyak sekali sampah, terus di tpu kali juranga sampah juga semakin meluap.
Teknologi yang semakin canggih dan modern menyebabkan segala aspek pekerjaan manusia dapat terintegrasi dengan teknologi tersebut. Salah satu teknologi yang paling populer dalam membantu pekerjaan manusia adalah mikrokontroler. Dengan adanya mikrokontroler ini banyak pekerjaan manusia yang dipermudah. Mikrokontroler biasanya digunakan dalam peralatan elektronik agar mampu bekerja secara otomatis.
Salah satu aplikasi penggunaan mikrokontroler adalah alat pemilah sampah berbasis Arduino agar memudahkan orang dalam membuang sampah dan dapat memilah secara langsung mana sampah organik dan mana sampah non-organik. Sejalan dengan penelitian yang di sampaikan oleh Sumahar pada jurnal RANCANG BANGUN TEMPAT SAMPAH OTOMATIS BERBASIS ARDUINO UNO ATMEGA 328P. “Beberapa penelitian yang menggunakan mikrokontroler sebagai solusi dalam perancangan tempat sampah pintar sudah dilakukan. Pembuatan rancang bangun prototype tempat sampah pintar pemilah sampah organik dan non-organik menggunakan arduino.”
Apa sih arduino itu? Arduino ialah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang. Hardwarenya memiliki prosesor Atmel AVR dan softwarenya memiliki bahasa pemrograman sendiri. Lalu fungsinya yaitu untuk memudahkan penggunanya dalam mengendalikan komponen elektronika dengan program seperti LED, motor DC, relay, servo, modul, dan segala jenis sensor. Tentu saja dengan tujuan untuk membuat suatu produk yang canggih dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Entah itu dengan membuat alat yang dapat bekerja otomatis, monitoring, maupun untuk pengontrolan. Pokoknya semua karya tersebut bisa diciptakan dengan mudah, murah, dan menyenangkan.
Cara kerja alat pemilah sampah otomatis yakni dari bagian luarnya terlihat pintu tempat sampah yang menggunakan sensor PIR sebagai pendeteksi manusia yang mendekati tempat sampah, kemudian slot pintu akan membuka, setelah itu sampah di masukan ke dalam tempat sampah, lalu sensor akan melakukan proses sensing jika poses sensing berhasil di deteksi conveyor akan berjalan ke bak penampung akhir dengan jenis sampah yang terdeteksi, setelah berhasil LCD akan menampilkan jenis sampah yang terdeteksi, dan tiga buah LED sebagai indikator tempat sampah penuh akan berfungsi jika menerima inputan dari maksimal jarak sampah. (Purbaningtyas, 2018).
Manfaat tersendiri adanya alat pemilah sampah berbasis Arduino adalah, pada umumnya memilah sampah masih dilakukan secara manual oleh tangan manusia. Sebagai contoh, untuk memilah sampah organik dan sampah anorganik dari tumpukan sampah masih dilakukan oleh tangan manusia secara manual. Hal tersebut menimbulkan kurang efisien dalam segi waktu dan tenaga serta beresiko besar untuk Kesehatan.
Dengan kondisi tersebut, salah satu solusinya adalah membangun “Alat Pemisah Sampah Organik dan Anorganik Berbasis Arduino”. Sistem pemilahan sampah organik dan anorganik yang dibuat dapat memilah sampah organik dan anorganik secara otomatis karena dilengkapi oleh sistem sensor capacitive proximity yang berfungsi untuk mendeteksi sampah anorganik dan sensor HC-SR04 yang berfungsi untuk mendeteksi sampah organik. Dengan adanya sistem pemilahan sampah otomatis ini, sampah dapat dipilah sesuai jenis sampah yang telah ditentukan seperti sampah organik dan anorganik.
Efisiensi alat inipun sangat baik dan sangat efektif untung mengurangi sampah-sampah yang berserakan khususnya di wilayah Bumiayu dan mengurangi dampak negatif bagi tubuh manusia. Sejalan dengan penelitian pada jurnal Rancang Bangun Alat Pemilah Sampah Otomatis Berbasis Arduino Mega 2560 oleh Ernes Cahyo Nugroho dkk, “Alat Pemilah Sampah Otomatis telah berhasil dirancang dan dibangun menggunakan Arduino Mega Atmega 2560 sebagai pusat kendali dengan Sensor Proximity Inductive sebagai Alat pemilah sampah Logam/Metal, dan Sensor Proximity Capacitive sebagai Alat pemilah sampah Anorganik, serta Sampah yang tidak terdeteksi oleh sensor masuk ke bak penampung sampah Organik.”
Jadi dapat disimpulkan perencanaan dan pembuatan alat pemilah sampah ini sangat baik dan bagus khususnya pada wilayah-wilayah yang minim akan tempat pembuangan akhir sampah (TPA), dan dapat mengurangi pencemaran lingkungan salah satunya pencemaran sungai karena dapat mengurangi sampah-sampah yang akan di buang ke sungai. Nantinya sampah non organik yang sudah terpilah seperti sampah plastik, sampah logam, dan non logam bisa di daur ulang kembali menjadi barang layak pakai dan dari situ bisa mengurangi limbah sampah dan untuk sampah organik bisa di jadikan pupuk kandang dan lain sebagainya.
(Pakih Andriyanto adalah mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Universitas Peradaban Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. E-mail: pakihandriyanto2@gmail.com)