Rabu, 03/02/2016, 07:45:06
Soal Harga Bawang, Warga Brebes Ngadu ke MPR
-Laporan Takwo Heriyanto

Sejumlah warga Brebes memberikan bawang kepada Ketua MPR RI di ruang kerjanya (Foto:Dok)

PanturaNews (Brebes) - Sejumlah warga yang mengatas namakan Forum Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, menemui Ketua Majelis Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), Dr (HC) Zulkifli Hasan, SE,MM di Lantai 9, Gedung Nusantara III, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan Jakarta, Selasa 02 Februari 2016.

Mereka mengadu untuk mengajukan permohonan terkait harga bawang merah yang selalu fluktuatif agar stabil. Karena ditengarai harga bawang di tingkat petani dipermainkan pihak lain, sehingga petani kerap mengalami kerugian.

“Kami tidak ingin para petani terus merugi ketika panen bawang, akibat ulah pihak lain yang mempermainkan harga,” ungkap Ketua Forum UMKM Brebes, Tarmidi, Rabu 03 Pebruari 2016.

Tarmidi didampingi Ketua Forum UMKM daerah penghasil bawang merah lainnya, yakni Nganjuk, Probolinggo, Bima dan Makassar guna menyampaikan problem para petani bawang tersebut. Mereka ditemui Ketua MPR dalam suasana penuh kekeluargaan di ruang kerja Ketua MPR.

“Kami hanya meminta ada regulasi yang pasti mengenai kepastian atau stabilitas harga,” ujarnya.

Dikatakan kepada Zulkifli, bahwa kehadiran mereka ke gedung wakil rakyat itu untuk mengadukan nasibnya sebagai petani bawang merah yang belum beranjak membaik, meski ada larangan impor bawang merah.

Disebut konsumsi bawang merah nasional mencapai 1,6 juta ton, dimana produksi bawang merah dalam negeri memasok 65 persen. Meski ada larangan impor namun mereka merasakan kehidupan mereka belum membaik. “Setelah panen harga tetap ambruk,” ujar Tarmidi.

Tak hanya itu, masalah yang dihadapi oleh para petani bawang merah. Tarmidi mengharap kepada Ketua MPR agar mendesak bank-bank mau membantu petani dalam memberi pinjaman, dan jaminan terhadap hasil panen mereka seperti adanya Resi Gudang.

Menghadapi keluh kesah demikian, Zulkifli Hasan juga merasakan keheranan. Diakui saat ini harga-harga komoditas pertanian dan peternakan sangat tinggi, namun tingginya harga tersebut tidak berdampak pada kemakmuran petani sebagai produsen.

Tingginya harga komoditas tersebut bukan ditentukan oleh petani, namun oleh perantara, calo, atau tengkulak. Banyaknya perantara itulah yang menyebabkan harganya menjadi melambung. Banyaknya perantara itu tidak membuat petani merasakan keuntungan.

Ditekankan oleh Zulkifli Hasan, agar pemerintah memotong rantai-rantai perdagangan yang terlalu panjang sehingga menguntungkan petani. Dengan pendeknya rantai perdagangan, maka petani bisa menikmati hasil produksinya.

Dalam kesempatan itu, Zulkifli Hasan menegaskan agar kita harus kerja yang benar, jangan akal-akalan, kalau tidak kerja yang benar semuanya akan impor. Dikatakan kembali agar pemerintah menjembatani hubungan antara petani dan konsumen. Dirinya pun juga siap membantu petani dalam soal pinjaman bank.

Bupati Brebes, Hj Idza Priyanti SE melalui surat dukungannya kepada para pelaku UMKM yang wadul ke Ketua MPR RI. Dalam suratnya, Idza menerangkan bahwa Kabupaten Brebes merupakan sentra produksi bawang merah nasional dengan luas satu tahun rata-rata berkisar 26.645 hektar.

Kemampuan produksi rata-rata berkisar 300.144 ton per tahun. Kabupaten Brebes mampu menyumbang lebih dari 33 persen total kebutuhan bawang merah nasional. “Tidak keliru kalau Brebes menjadi sentra perdagangan dan tata niaga bawang merah di Indonesia,” kata Idza.

Meski demikian, lanjut Idza, posisi strategis komoditas bawang merah terkendala dengan adanya fluktuasi harga, akibat pengaruh factor eksternal dan internal. Faktor eksternal berupa datangnya bawang merah impor, sedangkan internal berupa pasokan yang tidak stabil di dalam negeri.

“Saya berharap dukungan kebijakan Ketua MPR dapat berpihak pada kesejahteraan petani,” tandas Idza.


 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita