Jumat, 16/05/2025, 18:22:37
Pengembangan Kurikulum Indonesia: Tantangan Dan Peluang Dalam Era Globalisasi
OLEH: NABILA KAVITA RAMADHANI
.

PENDIDIKAN merupakan komponen utama dalam pembangunan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing. Di dalam sistem pendidikan, kurikulum memegang peran vital sebagai panduan utama dalam proses pembelajaran.

Kurikulum bukan hanya sekadar daftar mata pelajaran, tetapi mencerminkan visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional. Di Indonesia, kurikulum telah mengalami berbagai perubahan dari masa ke masa, menyesuaikan dengan perkembangan sosial, budaya, ekonomi, serta kebutuhan global (Majid, 2014).

Namun, proses pengembangan kurikulum di Indonesia tidak lepas dari berbagai tantangan. Perubahan kebijakan yang sering terjadi, kesiapan tenaga pendidik, serta ketimpangan akses dan fasilitas pendidikan di berbagai daerah menjadi isu yang terus muncul (Suryosubroto, 2009).

Di sisi lain, era digital dan globalisasi juga memberikan peluang besar untuk pembaruan kurikulum agar lebih adaptif dan relevan (Kemendikbudristek, 2022). Artikel ini akan membahas sejarah pengembangan kurikulum di Indonesia, implementasi Kurikulum Merdeka, tantangan yang dihadapi, serta peluang untuk masa depan kurikulum yang lebih baik.

-Sejarah Perkembangan Kurikulum di Indonesia.

Sejak kemerdekaan, Indonesia telah mengalami berbagai perubahan kurikulum, antara lain:

-Kurikulum 1947: Kurikulum pertama yang menekankan pembentukan karakter bangsa.

-Kurikulum 1968 dan 1975: Fokus pada pendekatan tujuan pembelajaran dan integrasi nilai Pancasila.

-Kurikulum 1984: Dikenal dengan pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif).

-Kurikulum 1994: Menggabungkan pendekatan sebelumnya dengan penyesuaian struktur mata pelajaran.

-KBK 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi): Menekankan pada kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa.

-KTSP 2006: Memberikan otonomi kepada sekolah dalam menyusun kurikulum sesuai kebutuhan lokal (Majid, 2014).

-Kurikulum 2013 (K13): Fokus pada penguatan karakter, pendekatan saintifik, dan penilaian autentik (Kemendikbudristek, 2022).

-Kurikulum Merdeka dan Program Merdeka Belajar.

Sejak tahun 2020, Kemendikbudristek menginisiasi program Merdeka Belajar yang membawa perubahan besar, salah satunya melalui implementasi Kurikulum Merdeka. Kurikulum menawarkan fleksibilitas bagi satuan pendidikan untuk mengembangkan pembelajaran sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik (Kemendikbudristek, 2022)

Beberapa karakteristik utama Kurikulum Merdeka antara lain:

Pembelajaran berbasis projek untuk penguatan profil pelajar Pancasila. Fokus pada pengembangan kompetensi esensial dan pengurangan beban konten. Fleksibilitas bagi guru dalam menyusun modul ajar. Penggunaan platform teknologi seperti Merdeka Mengajar untuk mendukung guru.

Meskipun belum diterapkan secara menyeluruh, banyak sekolah yang mulai melakukan uji coba dan transisi ke kurikulum ini.

Tantangan Pengembangan Kurikulum di Indonesia.

Beberapa tantangan utama dalam pengembangan dan implementasi kurikulum di Indonesia adalah:

-Ketimpangan Akses dan Fasilitas Pendidikan: Banyak sekolah di daerah tertinggal masih belum memiliki infrastruktur memadai (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003).

-Kesiapan Guru: Tidak semua guru siap secara pedagogis dan teknologi (Suryosubroto, 2009).

-Kebijakan yang Berubah Cepat: Perubahan kebijakan tanpa pelatihan yang cukup menyulitkan implementasi.

-Kurangnya Partisipasi Daerah dan Sekolah: Kurikulum sering dibuat secara top-down tanpa melibatkan daerah secara optimal (Majid, 2014).

Peluang Pengembangan Kurikulum.

Meski menghadapi tantangan, Indonesia juga memiliki peluang besar, di antaranya:

Pemanfaatan Teknologi Digital. Desentralisasi Kurikulum. Peningkatan Kompetensi Guru. Kolaborasi dengan Dunia Industri dan Komunitas (Kemendikbudristek, 2022).

Pengembangan kurikulum di Indonesia merupakan proses dinamis yang terus berkembang mengikuti perubahan zaman dan tantangan global. Kurikulum Merdeka menjadi salah satu upaya penting untuk mendorong sistem pendidikan yang lebih fleksibel, inklusif, dan berpusat pada siswa.

Meski berbagai tantangan masih dihadapi, dengan komitmen semua pihak -pemerintah, guru, sekolah, dan masyarakat- Indonesia memiliki peluang besar untuk membentuk kurikulum yang mampu mencetak generasi unggul dan adaptif terhadap perubahan.

Tulisan dalam Kolom Opini ini adalah kiriman dari masyarakat. Segala tulisan bukan tanggung jawab Redaksi PanturaNews, tapi tanggung jawab penulisnya.

 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita