Jumat, 16/05/2025, 18:18:34
Kurikulum Merdeka Belajar: Merespon Perkembangan Zaman
OLEH: NAFIKA SYAHRANI
.

DI tengah arus perubahan dunia yang begitu cepat, pendidikan di Indonesia juga harus mampu beradaptasi. Salah satu inovasi besar yang dilakukan adalah lahirnya Kurikulum Merdeka.

Kurikulum ini bukan sekadar perubahan nama, melainkan sebuah langkah strategis untuk menyiapkan generasi muda menghadapi tantangan masa depan.

Tirul & Walujo (2022) menyatakan kurikulum sebagai rencana pembelajaran adalah suatu program pendidikan yang dirancang untuk membelajarkan peserta didik. Program yang dirancang berisikan berbagai kegiatan yang dapat menunjang proses belajar peserta didik, sehingga timbul perubahan dan perkembangan baik dari tingkah laku maupun keterampilan peserta didik sesuai tujuan pendidikan dan pembelajaran.

-Tujuan kurikulum merdeka belajar

Menurut Kemendikbud Nadiem Makariem, inti dari kurikulum merdeka adalah merdeka belajar, yaitu konsep yang dibuat agar siswa bisa mendalami minat dan bakatnya masing-masing.

Abidah et al.,2020 menjelaskan Kurikulum ini dirancang untuk menjadi sesuai mungkin dengan perkembangan zaman sehingga dapat memberikan kebebasan penuh kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan mereka sesuai dengan bakat mereka masing-masing.

-Karakteristik kurikulum merdeka belajar

Berdasarkan buku yang berjudul “kurikulum merdeka belajar” menyatakan bahwa ada beberapa karakteristik yang terdapat dalam kurikulum merdeka belajar.

-1. Fleksibilitas dalam pembelajaran

Dalam pendekatan ini, guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber pengetahuan, melainkan fasilitator yang membantu siswa mengeksplorasi dan menemukan pengetahuan sendiri.

-2. Pembelajaran berbasis kompetensi

Fokus utama kurikulum merdeka dengan tujuan mengembangkan keterampilan yang relevan bagi siswa untuk menghadapi tantangan dunia nyata.siswa tidak hanya dituntut untuk memahami materi akademik, tetapi juga mampu mengaplikasikan keterampilan yang mereka pelajari dalam kehidupan sehari-hari.

-3. Berpusat pada peserta didik (student centered learning)

Pendekatan ini memberikan ruang bagi peserta didik untuk mengembangkan minat, bakat, serta potensi mereka secara optimal. dalam kurikulum merdeka siswa tidak lagi menjadi penerima pasif informasi melainkan aktif dalam proses belajar di mana mereka berperan dalam merancang strategi belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan gaya belajar masing-masing.

-4. Penguatan karakter dan profil belajar Pancasila

Profil pelajar Pancasila menggambarkan enam aspek utama yang perlu dikembangkan, yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong-royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Melalui pendekatan yang holistik, setiap mata pelajaran dirancang untuk mendukung pengembangan karakter siswa.

-Argumen Pribadi atas Karakteristik Kurikulum Merdeka Belajar:

-1. Fleksibilitas dalam Pembelajaran

Menurut saya fleksibilitas adalah kunci utama dalam menciptakan pembelajaran yang relevan dan adaptif terhadap kebutuhan zaman. Dengan memberikan keleluasaan kepada guru dan sekolah untuk menyesuaikan kurikulum sesuai kondisi lokal, kemampuan siswa, serta sumber daya yang tersedia, proses belajar menjadi lebih kontekstual dan bermakna.

Guru bukan lagi satu-satunya sumber pengetahuan, melainkan fasilitator yang membimbing siswa mengeksplorasi dan membangun pengetahuan secara mandiri. Pendekatan ini memungkinkan setiap siswa berkembang sesuai potensi dan keunikan masing-masing, serta memotivasi mereka untuk lebih aktif dan kreatif dalam belajar.

-2. Pembelajaran berbasis kompetensi

Saya sangat mendukung fokus kurikulum merdeka pada pengembangan kompetensi. Tidak hanya menargetkan pemahaman materi akademik, tetapi juga penanaman keterampilan yang diperlukan di dunia nyata. Dengan demikian, siswa tidak sekedar menghafal, melainkan mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran berbasis kompetensi ini juga mendorong siswa untuk berpikir kritis, memecahkan masalah, dan beradaptasi dengan perubahan, sehingga mereka lebih siap menghadapi tantangan global dan perkembangan teknologi yang pesat.

-3. Berpusat pada Peserta Didik (Student Centered Learning)

Saya percaya bahwa pendidikan yang efektif adalah yang berpusat pada peserta didik. Kurikulum merdeka memberikan ruang bagi siswa untuk mengembangkan minat, bakat, dan potensi mereka secara optimal.

Siswa tidak lagi menjadi penerima pasif, tetapi menjadi subjek aktif yang terlibat dalam proses belajar, bahkan dapat merancang strategi belajar sesuai kebutuhan dan gaya belajar masing-masing. Pendekatan ini membangun rasa percaya diri, kemandirian, dan tanggung jawab siswa terhadap pembelajaran mereka sendiri, serta menumbuhkan motivasi intrinsik yang kuat.

-4. Penguatan Karakter dan Profil Pelajar Pancasila

Saya menilai bahwa penguatan karakter melalui profil pelajar Pancasila sangat relevan dengan kebutuhan bangsa Indonesia. Enam aspek utama-beriman, bertakwa,berakhlak mulia, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif-merupakan pondasi penting dalam membangun generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berkarakter kuat.

Dengan integrasi penguatan karakter ke dalam setiap mata pelajaran dan kegiatan proyek, siswa tidak hanya dibekali kompetensi akademik, tetapi juga nilai-nilai luhur yang akan menjadi bekal dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Secara keseluruhan, keempat karakteristik ini saling melengkapi dan menjadi pondasi penting dalam menciptakan pendidikan yang menyesuaikan perkembangan, relevan, dan berdaya saing tinggi, sekaligus tetap berakar pada nilai-nilai kebangsaan.

Kurikulum Merdeka Belajar, menurut saya, adalah langkah progresif untuk menyiapkan generasi muda Indonesia menghadapi tantangan masa depan dengan bekal kompetensi dan karakter yang kuat.

Tulisan dalam Kolom Opini ini adalah kiriman dari masyarakat. Segala tulisan bukan tanggung jawab Redaksi PanturaNews, tapi tanggung jawab penulisnya.

 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita