BRIGHT Canvas adalah program pengabdian masyarakat yang menghadirkan pendekatan unik untuk membantu anak-anak terutama Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (AMPK) dalam mengekspresikan diri melalui seni visual.
Program ini menjadikan kecerdasan spasial sebagai dasar seluruh kegiatan yang membuka ruang komunikasi nonverbal bagi anak-anak yang mengalami trauma atau kesulitan dalam menyampaikan perasaan dengan kata-kata.
Banyak anak terutama yang hidup dalam kondisi rentan, seperti korban kekerasan, penelantaran, disabilitas, konflik hukum atau stigma sosial mengalami hambatan dalam mengekspresikan emosi. Sebagian memilih diam, sebagian lagi menunjukkan perilaku yang dianggap bermasalah sebagai bentuk perlawanan terhadap situasi yang tidak bisa mereka kendalikan. Dalam konteks ini, Bright Canvas hadir sebagai ruang aman untuk anak-anak mengekspresikan diri melalui warna bentuk dan ruang.
Kecerdasan spasial adalah salah satu dari delapan kecerdasan majemuk yang diperkenalkan oleh Howard Gardner. Kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk memvisualisasikan memanipulasi dan memahami bentuk serta ruang dalam pikiran.
Kegiatan seperti menggambar membuat model tiga dimensi dan menciptakan simbol visual adalah bentuk-bentuk nyata dari kecerdasan ini. Bagi anak-anak yang mengalami hambatan verbal kecerdasan spasial menjadi jalur alternatif untuk menyalurkan emosi mengenali perasaan dan merekonstruksi pengalaman merekam
Bright Canvas diinisiasi oleh mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian kepada Masyarakat. Kegiatan dilaksanakan di Panti Asuhan Darushsholihin Bogor yang sejak 1994 menjadi rumah bagi anak-anak yatim piatu dan terlantar di bawah naungan Muhammadiyah. Selain memberikan layanan dasar, panti ini menjalankan pembinaan karakter namun tetap membutuhkan pendekatan yang lebih lembut agar anak dapat mengekspresikan diri secara aman dan utuh.
Menggunakan pendekatan experiential learning dari David A. Kolb Bright Canvas membawa anak-anak melalui tahapan belajar yang berangkat dari pengalaman langsung menuju refleksi pemahaman dan implementasi. Setiap karya bukan hanya bentuk kreativitas tetapi juga sarana untuk memahami diri sendiri.
Program ini terdiri dari 12 subfase yang semuanya dirancang untuk mengembangkan kecerdasan spasial melalui pendekatan kreatif dan reflektif. Pada fase pertama, yaitu The Mirror Within, anak-anak diajak mengenali identitas diri lewat goresan warna dan bentuk.
Mereka menuangkan emosi awal dan cerita pribadi ke dalam gambar yang menjadi cermin dari diri mereka. Kegiatan ini membantu mereka membangun kesadaran spasial terhadap citra diri dan relasi emosi dengan visual. Pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal dalam visualisasi dan ekspresi.
Lanjut ke fase Storm to Calm, anak-anak diberi ruang untuk menyalurkan emosi negatif seperti marah sedih dan kecewa ke dalam gambar. Melalui pilihan warna garis dan bentuk, mereka belajar mengekspresikan tekanan batin.
Di fase ini, kecerdasan spasial diasah melalui kemampuan mentransformasikan emosi menjadi bentuk visual yang bermakna. Sesi wawancara juga dilakukan untuk menggali makna ketenangan menurut pengalaman mereka.
Di fase Draw the Family and Game Card, anak-anak menggambar orang-orang yang mereka anggap sebagai rumah atau tempat aman. Kegiatan ini memperkuat kemampuan spasial dalam menggambarkan relasi dan kedekatan emosional melalui visual. Permainan kartu emosional mendukung pengenalan pola emosi serta keterampilan mengelola perasaan secara visual dan simbolik.
Fase Story Board memperkenalkan anak terkait teknik tentang menceritakan pengalaman melalui urutan gambar. Mereka menggunakan potongan kertas berwarna yang mewakili emosi, seperti marah, takut, atau kecewa, lalu menyusun cerita visual. Aktivitas ini mengembangkan kemampuan spasial dalam menyusun narasi visual dan mengaitkannya dengan struktur emosi yang kompleks.
Pada fase Picture My Passion and Clay Creation, anak-anak menggambar hobi dan minat sebagai cerminan kepribadian. Mereka kemudian membentuk objek dari clay dan mengikuti instruksi visual. Proses ini mengembangkan keterampilan spasial dalam memindahkan gagasan dari dua dimensi ke bentuk tiga dimensi serta memperkuat koordinasi antara penglihatan dan gerak motorik.
Fase My Special Belonging and Color Magic mengajak anak menciptakan pola di atas kain putih menggunakan warna-warna cerah. Pola yang mereka buat menjadi simbol dari rasa memiliki dan penghargaan terhadap diri sendiri. Kegiatan ini mengasah kecerdasan spasial melalui eksplorasi bentuk pola dan makna personal di atas media baru.
Di fase Sketch My World and My Mini World, anak-anak membuat mood board dan miniatur ruang seperti kamar panti atau rumah impian. Mereka menggambarkan ruang yang mereka harapkan dan menyusunnya dalam bentuk model tiga dimensi. Aktivitas ini menguatkan kemampuan spasial dalam perencanaan tata letak visualisasi ruang dan pengorganisasian objek.
Fase Mood Check-In Draw Favorite Place and My Mini World membawa anak menyadari kondisi emosionalnya melalui media visual. Mereka menggambar tempat favorit yang memberi kenyamanan dan melanjutkan pembuatan miniatur sesuai jenjang usia. Anak SD menggambar kamar impian, SMP membuat miniatur panti dan SMA membangun rumah masa depan. Kegiatan ini melatih kemampuan spasial dalam mengkonversi pengalaman emosi menjadi representasi ruang.
Selanjutnya di fase Portrait of a Dream Coloring the Clay and My Mini World, anak-anak menggambar profesi impian dan mewarnai karya clay yang sebelumnya dibuat. Mereka juga menambahkan detail pada miniatur sebagai bentuk peneguhan makna pribadi. Kegiatan ini memperdalam kecerdasan spasial dalam menyampaikan harapan melalui elemen visual bentuk dan warna.
Fase terakhir My Favorite Animal and Animal in 3D Canvas mengajak anak menggambar hewan favorit lalu membuat versi tiga dimensinya di atas kanvas menggunakan plastisin. Proses ini menantang mereka untuk menggabungkan keterampilan spasial dalam pengamatan detail struktur bentuk dan komposisi tiga dimensi.
Sebagai penutup program diadakan pameran karya seni yang menampilkan seluruh hasil ekspresi anak. Pameran ini bukan hanya bentuk apresiasi tetapi juga pengakuan bahwa setiap anak memiliki cerita yang layak dilihat dan didengar. Keberhasilan program tidak diukur dari seberapa indah karya yang dihasilkan tetapi dari keberanian anak untuk mengenali dan menyampaikan diri mereka.
Bright Canvas percaya bahwa setiap anak berhak bersuara dihargai dan diberi ruang untuk menyampaikan perasaannya meski tanpa kata-kata. Sebab setiap bentuk warna dan ruang adalah cerita yang layak dipahami.
Wartawan PanturaNews dilengkapi indentitas yang tertera pada box redaksi, jika terjadi pemungutan uang dalam peliputan berita. Hubungi Kantor Redaksi:Jl. Ayam No 29 Randugunting Kota Tegal atau E-mail:redaksi@panturanews.com atau HP:081575522283