Rabu, 29/10/2025, 09:50:49
SDN Bumiayu 03 Aksi Kemanusiaan Sosialisasi Anti-Bullying: Menyambung Juang, Merekuh Masa Depan
OLEH: SARAS OKTA PERMATASARI & TIM
.

DALAM semangat memperingati Hari Santri Nasional, SD Negeri Bumiayu 03, Kabupaten Brebes, menggelar Sosialisasi Anti-Bullying bertajuk “Menyambung Juang, Merekuh Masa Depan.”

Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja mahasiswa Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Universitas Peradaban (UP), Kabupaten Brebes yang berkomitmen menghadirkan kegiatan edukatif dan bermakna bagi peserta didik sekolah dasar.

Acara berlangsung di aula sekolah dengan penuh semangat. Peserta terdiri atas siswa kelas IV, V, dan VI, beserta seluruh dewan guru dan tenaga kependidikan. Dengan pendekatan edukatif dan suasana yang hangat, sosialisasi ini mengajak siswa untuk memahami pentingnya bersikap baik, saling menghormati, dan menciptakan lingkungan sekolah yang aman serta menyenangkan bagi semua.

-Mengenal Bullying Lebih Dekat: Bullying atau perundungan adalah perilaku menyakiti orang lain yang dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang, baik melalui ucapan, tindakan, maupun perlakuan sosial. Bentuknya bisa berupa ejekan, pengucilan, dorongan, pemukulan, hingga komentar jahat di media sosial.

Sayangnya, banyak yang menganggap perundungan hanya sekadar candaan atau hal kecil. Padahal, bagi korban, tindakan tersebut bisa meninggalkan luka batin yang mendalam dan memengaruhi semangat belajar bahkan kepercayaan diri mereka. Bullying bukan sekadar bercanda ia adalah bentuk kekerasan yang merusak karakter dan perasaan.

-Dampak Buruk dari Bullying: Bullying membawa dampak yang serius, baik bagi korban maupun lingkungan sekolah. Korban bisa kehilangan rasa percaya diri, mengalami stres, cemas, hingga takut datang ke sekolah. Dalam jangka panjang, perundungan juga dapat menimbulkan trauma psikologis dan memengaruhi kesehatan mental anak.

Lingkungan sekolah pun menjadi tidak nyaman, hubungan antarsiswa terganggu, dan nilai kebersamaan berkurang. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak untuk saling menjaga agar sekolah benar-benar menjadi tempat yang aman, ramah, dan bahagia untuk belajar.

-Data Bullying di Indonesia Tahun 2025: Ancaman yang Masih Nyata. Dalam sesi materi, mahasiswa PPL Universitas Peradaban Bumiayu memaparkan data terkini tentang fenomena perundungan di Indonesia.

Berdasarkan laporan Kemendikbudristek dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), hingga pertengahan tahun 2025 tercatat 2.300 kasus kekerasan di lingkungan sekolah, dengan 42% atau sekitar 970 kasus merupakan bentuk bullying.

Distribusi kasus berdasarkan jenjang pendidikan menunjukkan bahwa: -SMP: 44%. -SD: 28%. -SMA/SMK: 28%.

Bentuk perundungan yang paling sering terjadi di SD adalah verbal dan sosial, seperti ejekan, pengucilan, serta panggilan yang merendahkan. Sementara di SMP dan SMA/SMK, kasus yang dominan adalah fisik dan siber (cyberbullying).

Secara umum, jenis bullying di sekolah mencakup: -Verbal (38%): ejekan dan hinaan. -Fisik (27%): pukulan atau dorongan. -Sosial (20%): pengucilan. -Siber (15%): melalui media sosial atau pesan daring.

KPAI juga mencatat adanya peningkatan 18% kasus dibanding tahun 2024, menandakan bahwa bullying masih menjadi ancaman serius bagi dunia pendidikan. Selain itu, survei Kemendikbudristek 2025 menunjukkan bahwa 6 dari 10 siswa korban bullying mengalami penurunan motivasi belajar, bahkan beberapa di antaranya enggan datang ke sekolah karena rasa takut dan cemas.

Pemateri: Dr. Ujang Khiyarusoleh, M.Pd. dengan bahasan Bullying Bukan Sekadar Candaan. Dalam sesi utama, Dr. Ujang Khiyarusoleh, M.Pd., dosen sekaligus praktisi pendidikan dari Universitas Peradaban (UP) Bumiayu, menyampaikan materi bertema “Stop Bullying, Jadilah Sahabat yang Peduli.”

Dalam pemaparannya, menegaskan bahwa bullying bukan hal sepele yang bisa ditertawakan. “Bullying bukan sekadar bercanda berlebihan. Setiap anak berhak merasa aman dan dihargai. Bila kita melihat teman diperlakukan tidak adil, jangan diam saja. Jadilah sahabat yang berani menolong dan melapor,” tegas Dr. Ujang di hadapan para siswa.

Beliau juga memberikan contoh nyata kasus perundungan di sekolah dan bagaimana dampaknya dapat memengaruhi semangat belajar serta kesehatan mental anak. Dengan gaya penyampaian yang hangat, Dr. Ujang berhasil mengajak siswa untuk memahami pentingnya empati dan keberanian bersikap baik.

-Tujuan dan Manfaat Kegiatan: Melalui kegiatan ini, SDN Bumiayu 03 ingin menanamkan kesadaran, empati, dan tanggung jawab sosial kepada setiap siswa. Anak-anak diajak untuk menghargai perbedaan, menumbuhkan sikap saling menghormati, serta berani melawan perundungan dalam bentuk apa pun.

Kepala SD Negeri Bumiayu 03, Ibu Siti Nurhayati, S.Pd, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya untuk menekan angka bullying, tetapi juga untuk menumbuhkan karakter positif seperti sopan santun, gotong royong, dan kepedulian terhadap sesama.

“Kami ingin seluruh siswa merasa aman dan bahagia di sekolah. Belajar bukan hanya tentang buku, tapi juga tentang bagaimana bersikap baik kepada orang lain,” ujarnya dalam sambutannya.

-Langkah Nyata: Kotak Suara “Berani Lawan Bullying”: Sebagai tindak lanjut dari sosialisasi ini, dibentuk Kotak Suara “Berani Lawan Bullying” di area sekolah. Kotak ini menjadi sarana bagi siswa untuk menyampaikan keluhan, pengalaman, atau laporan terkait tindakan perundungan secara rahasia dan aman.

Langkah ini diharapkan mampu menjadi sistem deteksi dini agar setiap bentuk bullying dapat segera dicegah dan ditangani.

-Penutupan dan Harapan: Kegiatan ditutup dengan doa bersama dan pesan moral dari seluruh panitia. Para siswa tampak antusias dan bersemangat untuk ikut menjaga lingkungan sekolah agar tetap aman dan nyaman.

Melalui kegiatan ini, SDN Bumiayu 03 menegaskan komitmennya sebagai Sekolah Ramah Anak yang menjunjung tinggi nilai-nilai kasih sayang, keadilan, dan persaudaraan.

Sosialisasi ini bukan sekadar acara seremonial, tetapi gerakan nyata untuk membangun budaya sekolah tanpa kekerasan, sejalan dengan semangat Merdeka Belajar yang digaungkan oleh Kemendikbudristek.

Dengan semangat juang Hari Santri Nasional, SDN Bumiayu 03 membuktikan bahwa perjuangan hari ini bukan lagi melawan penjajahan fisik, melainkan melawan ketidakpedulian dan perilaku merendahkan sesama - demi masa depan anak-anak yang lebih baik, aman, dan berkarakter.

Tim Mahasiswa PPL Universitas Peradaban (UP) Kabupaten Brbes di SD Negeri Bumiayu 03 Kecamatan Bumiayu, Brebes:

Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Peradaban (UP) Kabupaten Brebes: Mutiara Ratnaningtias, Saras Okta Permatasari, Seli Fitriani, Dina Awalia Salsabila, Muhammad Nasrulloh, M.Roby Harland.

Tulisan dalam Kolom Opini ini adalah kiriman dari masyarakat. Segala tulisan bukan tanggung jawab Redaksi PanturaNews, tapi tanggung jawab penulisnya.

 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita