FENOMENA bullying di lingkungan sekolah dasar (SD), menjadi salah satu persoalan yang sering kali luput dari perhatian.
Beberapa anak mungkin pernah mengalami ejekan, pengucilan, atau perlakuan tidak menyenangkan dari teman sebaya tanpa berani mengungkapkannya. Hal tersebut, bila dibiarkan, dapat berdampak pada perkembangan psikologis anak dan menurunkan semangat belajar mereka.
Menurut Olweus (1993), seorang pakar psikologi pendidikan dari Norwegia, bullying merupakan perilaku agresif yang dilakukan secara berulang oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap individu yang lebih lemah, baik secara fisik maupun psikologis.
Dari pengertian ini, dapat dipahami bahwa bullying tidak hanya berbentuk kekerasan fisik seperti memukul atau menendang, tetapi juga kekerasan verbal dan sosial seperti mengejek, mempermalukan, atau mengucilkan teman.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap permasalahan tersebut, mahasiswa dan mahasiswi PPL Universitas Peradaban di SDN Wanatirta 03, Paguyangan, Brebes mengadakan kegiatan Sosialisasi Anti-Bullying pada Selasa, 21 Oktober 2025. Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh siswa kelas 1 hingga kelas 6
Sosialisasi ini menghadirkan pembicara dari Universitas Peradaban (UP) Kabupaten Brebes, Dr. Ujang Khiyarusoleh, M.Pd yang memberikan penjelasan mendalam tentang pengertian, contoh, serta cara mencegah dan menangani bullying di sekolah.
Anak-anak diajak memahami bahwa bullying tidak hanya berupa kekerasan fisik seperti memukul atau mendorong, tetapi juga dapat berbentuk ejekan, pengucilan, serta penyebaran gosip yang dapat melukai perasaan seseorang. Bentuk-bentuk perundungan yang tampak sepele, seperti memanggil dengan julukan yang tidak disukai atau menertawakan teman, juga termasuk tindakan bullying yang perlu dicegah sejak dini.
Setelah sesi pemaparan materi, kegiatan dilanjutkan dengan tanya jawab. Sesi ini memberi ruang bagi siswa untuk berbagi cerita dan mengungkapkan hal-hal yang pernah mereka alami atau saksikan di sekolah.
Beberapa pertanyaan menunjukkan bahwa anak-anak mulai memahami bagaimana bentuk bullying dan dampaknya. Ada yang menanyakan bagaimana bersikap saat diejek, atau apa yang harus dilakukan ketika melihat temannya dijahati. Melalui dialog sederhana ini, anak-anak diajak untuk lebih berani berbicara, saling menghormati, dan menumbuhkan empati terhadap sesama.
Sebagai tindak lanjut dari sosialisasi, mahasiswa PPL Universitas Peradaban juga membuat “Kotak Aspirasi” yang akan digunakan untuk menyimpan segala bentuk tulisan dari siswa-siswi SDN Wanatirta 03.
Kotak ini menjadi wadah bagi siswa untuk menuliskan pengalaman, perasaan, atau harapan mereka terhadap lingkungan sekolah. Anak-anak diminta menulis secara langsung saat acara berlangsung, baik tentang hal-hal yang pernah mereka alami, maupun pesan positif untuk teman-teman mereka agar lebih saling menghargai.
Inisiatif ini menjadi langkah sederhana namun bermakna, karena mampu membuka ruang komunikasi yang lebih terbuka antara siswa dan guru. Melalui tulisan-tulisan yang masuk ke kotak aspirasi, pihak sekolah dapat mengetahui berbagai dinamika sosial di kalangan siswa, memahami persoalan yang muncul, serta memberikan tindak lanjut dengan cara yang tepat dan bijak.
Tujuan dari kegiatan sosialisasi ini adalah meningkatkan kesadaran seluruh siswa tentang bahaya bullying serta menanamkan nilai empati, menghargai perbedaan, dan membangun solidaritas di lingkungan sekolah. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk menciptakan budaya positif di mana setiap anak merasa aman, diterima, dan memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang tanpa rasa takut.
Mahasiswa PPL Universitas Peradaban berharap kegiatan ini dapat menjadi langkah awal untuk menumbuhkan budaya saling menghargai di sekolah. Mereka ingin agar siswa tidak hanya memahami apa itu bullying, tetapi juga berani melawan dan mencegahnya. Lebih dari itu, diharapkan guru dapat terus mendampingi siswa dalam membangun hubungan sosial yang sehat, serta menjadikan sekolah sebagai tempat belajar yang menyenangkan bagi semua.
Pihak sekolah menyambut baik pelaksanaan kegiatan ini. Para guru menilai bahwa sosialisasi anti-bullying membawa dampak positif dalam menanamkan nilai karakter kepada siswa. Melalui kegiatan seperti ini, siswa diajak untuk memahami bahwa setiap tindakan, sekecil apa pun, memiliki pengaruh terhadap orang lain. Dengan begitu, anak-anak diharapkan dapat belajar mengontrol diri, menggunakan kata-kata dengan bijak, serta menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial terhadap teman-temannya
Kegiatan sosialisasi anti-bullying di SDN Wanatirta 03 menjadi bukti nyata kepedulian mahasiswa terhadap dunia pendidikan dasar. Kegiatan ini bukan sekadar agenda formal, melainkan bagian dari upaya bersama dalam membangun generasi yang lebih berempati, peduli, dan berkarakter. Melalui sosialisasi ini, diharapkan seluruh siswa dapat menyadari bahwa sekolah bukan tempat untuk saling menjatuhkan, melainkan ruang untuk tumbuh bersama dalam suasana aman dan bahagia.
Tim Mahasiswa PPL Universitas Peradaban di SD Negeri Wanatirta 03: Mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Kabupaten Brebes: Intan Nur Aeni, Ninda Pangesti Wibowo, Adni Ummu Ifahdah, Nanda Rizki Dwi Pamungkas, Annisa Nabila Ramadhani.