PanturaNews (Tegal) - Suasana Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Maliki Leadership Babakan (ALBAB) di Jalan Jatibarang, Kampung Babakan, Lebaksiu, Kabupaten Tegal berbeda dari biasanya pada Kamis Pon, 23 Oktober 2025.
Dalam rangka memperingati Hari Santri, para santri menerima kunjungan istimewa dari komunitas seni budaya Tegal dalam sebuah acara bertajuk "Gelaran Parowulan". Kegiatan yang dimulai pukul 08.00 WIB di halaman pondok pesantren tersebut disambut hangat oleh Pengasuh Ponpes ALBAB, Gus Aqib Malik.
Gelaran Parowulan merupakan kegiatan rutin bulanan komunitas seni tersebut yang kali ini memilih pesantren sebagai lokasi persinggahannya.
Acara terbagi menjadi tiga segmen utama. Kegiatan dibuka dengan doa bersama yang ditujukan untuk para leluhur. Sesi ini dilanjutkan dengan pentas seni yang menampilkan kolaborasi antara para seniman Tegal dengan para santri ALBAB yang menunjukkan kebolehan mereka dalam berkesenian.
Puncak acara adalah "Gendu Rasa" (diskusi) yang mengangkat tema "Menilik Lokalitas Pesantren". Tema ini dipilih karena relevansinya dengan kondisi dan isu-isu yang belakangan ini merebak di media.
Diskusi tersebut menghadirkan dua narasumber, yakni Gus Aqib Malik selaku pengasuh Ponpes Al-Maliki Leadership Babakan dan budayawan peraih Maestro Pelestari dan Pengembang Warisan Budaya dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Atmo Tan Sidik. Keduanya mengupas tuntas lokalitas seluk-beluk pesantren.
Gus Aqib menjabarkan pandangannya dari sisi pengasuh mengenai adab, tradisi, dan kondisi di lingkungan pesantren. Sementara itu, Atmo Tan Sidik menilik lokalitas pesantren dari perspektif kebudayaan.
Pemegang kendali media masa idealnya santri sebab merupakan figur yang memiliki keseimbangan fikir dan dzikir, bobot iman dan takwa yang memiliki imtek dan imtaq. Sehingga pemberitaan kabar berita dapat disaring terlebih dahulu sebelum melebar ke publik.
Meskipun sudah larut, suasana semakin meriah dengan balutan kesenian yang ditampilkan ada Dyah Setyawati, Wahyu Ranggati, Riani Pemulung, Ida Fitri, Mustika, Gumarang Sakti Nusantara, Agus Widodo, Apas Khafasy, Nurul Balvas, serta beberapa penampilan dari para santri. Selain para seniman turut hadir pula dari kelompok Gas Gus, para Kiai serta ulama setempat yang ikut memeriahkan Gelaran Parowulan dalam rangka Hari Santri 2025.
Ucapan terimakasih tak terhingga mengalir baik dari Tuan rumah maupun tamu rumah.Hadirnya seniman beserta keseniannya menjadi asupan yang bergizi di tengah santri. Santri sangat antusias mengikuti kegiatan apalagi di akhir acara juga diberi kesempatan menggelar kuis dengan doorprize sejumlah uang saku yang di berikan oleh Nurul Balvas dan juga Ida Fitri.
"Terimakasih segenap tim Parowulan, Kyai, Narasumber, Gas Gus serta semua santri," tandas Gus Aqib sebelum menutup acara.
Di akhir acara Atmo Tan Sidik salah satu perumus Terjemahan Al-Quran Kemenag 2019 kedalam bahasa Tegal ini bertutur, "Pertemuan santri, kyai, seniman dan tokoh masyarakat, para pengusaha merupakan forum yang perlu terus dibangun secara berkelanjutan dari sudut pandang teori pembangunan. Kita harus melakukan Komunikasi secara pentaholik.
Jika ingin maju, gandeng erat elemen penyangga kemajuan dunia : ulama, cendekiawan, dunia industri, perguruan tinggi, tokoh media, dan para pejabat pengambil keputusan dengan melalui gelaran seni, bukan dalam nuansa hubungan Fungsi.tapi dengan kemasan hati yang saling bersilaturokhmi" .