Kamis, 23/01/2025, 11:24:16
Jelang Bulan Puasa Permintaan Sarung Naik, Pengusaha: Pengiriman Tersendat Akibat Banjir
Sarung
LAPORAN JOHARI

Jamaludin Alkatiri pengusaha sarung

PanturaNews (Tegal) - Jelang bulan puasa permintaan kain sarung meningkat, dibanding tahun kemarin (2024). Sayangnya pengiriman agak terlambat, karena terkendala cuaca buruk dan banjir dimana-mana.

Hal itu dikatakan Jamaludin Al Alkatiri, pengusaha sarung dan tekstil PT Asaputex Jaya Tegal saat ditemui, Rabu 22 Januari 2025. 

Menurutnya, setelah enam bulan mati suri pada 2024 lalu, mulai Desember permintaan tekstil dan sarung kembali menggeliat untuk dipenuhi atau dikirim di bulan Januari ini.

Tidak hanya di Tegal saja, tetapi hampir merata pabrik-pabrik dan pengusaha tekstil yang ada di wilayah Pantura mengalami lonjakan permintaan. Jika dihitung kenaikan permintaan bisa lebih dari 100 persen.

Namun hal ini terhambat lantaran faktor cuaca dengan musibah banjir di sejumlah wilayah. Seperti banjir di Pekalongan, di Jawa Barat, Kabupaten Tegal ataupun di luar pulau. Dampaknya, proses pengiriman barang menjadi tersendat.

"Dari akhir Desember sampai Minggu pertama Januari sejumlah wilayah banyak terjadi banjir bandang. Ini menjadi kendala bagi para pengusaha," ujarnya.

Banyak dari ekspedisi yang sejak bulan Desember masih menutup layanannya hingga minggu kedua di bulan Januari. Meski saat sekarang sudah mulai membuka layanannya, masih ada daerah yang terdampak banjir.

Jika biasanya untuk permintaan dalam negeri bisa dipenuhi 2-3 hari, pada kondisi sekarang ini keterlambatan bisa 5-6 hari. Tapi untuk pengiriman di luar pulau bisa telat 2-3 minggu.

Sementara untuk pemenuhan permintaan pasar luar negeri, proses ekspor saat ini dengan ongkos kontainer yang naik hampir dua kali. 

"Jika biasanya ke Dubai atau Afrika seharga 2-3 ribu, kini naik menjadi 6-7 ribu, untuk mendapatkan ruang pengiriman di kontainer," ucapnya.

Hal lain yakni banyaknya kapal-kapal yang datang terlambat. Apalagi saat datang kuota kontainer bagi eksportir di Indonesia hanya mendapat jatah kontainer yang terbatas. Kapal yang datang mengangkut lebih banyak terisi kontainer dari Cina, yang berangkat dari Singapura.

"Jadi sekarang kendalanya ongkos kontainer naik, kapal yang mengangkut datang terlambat, diperparah dengan jumlah kontainer bagi eksportir Indonesia yang jumlahnya terbatas. Jadi padahal kebutuhannya 100 kontainer, yang datang justru hanya untuk 30-40 kontainer saja," katanya.

Otomatis dengan kondisi tersebut, para eksportir pada akhirnya saling berebut. Pihaknya meminta pemerintah atau kementerian terkait agar bisa memfasilitasi kontainer-kontainer dengan harga bersaing, ataupun bisa saling bekerja sama dengan para pengusaha, terkait jumlah kontainer yang diperlukan.

Sebab, banyak pula para eksportir yang rutin melakukan pengiriman barang dalam sebulan, sehingga kerja sama sangat diperlukan agar para pengusaha di Indonesia terbantu dan turut meningkatkan perekonomian masyarakat.


 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita