Senin, 01/01/2024, 21:10:03
Strategi Santri Dalam Berkhidmah. Caranya Dengan Tiga Metode
Oleh: Ngazizatul Ngaliyah
--None--

KHIDMAH adalah satu satu cara meraih keberkahan ilmu. Khidmah dapat diterjemahkan dengan pengabdian. Jadi seorang penuntut ilmu adalah orang yang mengabdi, baik kepada gurunya, lembaga pendidikan, atau masyarakat pada umumnya.

Santri sangat dijunjung tinggi yaitu proses khidmah (melayani) dengan tujuan ngalap berkah (mencari kenikmatan) dari seorang kiai. Tradisi berkhidmah santri diyakini sebagai pintu penyebab datangnya berkah dunia dan akhirat. Bentuk khidmah sangatlah beragam, mulai dari mengurus santri, menaati peraturan, sampai menyediakan kebutuhan kyai dan guru.

Dalam menuntut ilmu kita tidak hanya mementingkan banyaknya ilmu yang akan kita raih, tetapi harus diimbangi dengan seberapa manfaat ilmu yang kita dapatkan. Caranya yaitu, sebagai santri harus berhidmah dengan tiga metode.

Pertama, khidmah bin nafs (dengan tenaga). Khidmah ini bisa dilakukan santri dengan hal-hal kecil seperti, merapikan sandal guru, mencuci kendaraan guru, atau ikut serta di ndalem (kediaman) kiai untuk membantu-bantu pekerjaan rumah tangga kiai.

Berkhidmah kedua bil mal (dengan harta). Khidmah dengan harta ini dapat dilakukan kelak jika murid memiliki penghasilan sendiri misalnya dengan menyumbangkan harta untuk pembangunan pesantren dan ikut serta  acara pesantren.

Ketiga yakni biddu'a (dengan doa). mendoakan guru juga bagian dari khidmah yang dilakukan santri. Dalam kitab Al-Bayan, murid Imam Syafi’i. Imam Ahmad berkata, “Aku mendoakan Imam asy-Syafi’i dalam shalat selama empat puluh tahun. Aku berdoa, “Ya Allah ampunilah aku, kedua orang tuaku dan Muhammad bin Idris asy-Syafi’i”. Semoga Allah memudahkan kita berkhidmah kepada guru-guru kita.

Cara yang dilakukan santri tersebut dapat mtendatangkan keberkahan dari ilmu yang kita dapatkan saat belajar dipondok pesantren. Seorang santri jika sudah selesai dipondok pesantren dan mulai dimasyarakat maka ilmu yang didapat saat  belajar dipondok pesantren insya allah bermanfaat.

Dawuh Abuya Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki yang artinya “Ilmu bisa dicari (dengan membaca) akan tetapi khidmah (bersama guru tertentu, di tempat tertentu) tidak dapat dicari. Khidmah adalah rizki yang tidak setiap orang mampu mendapatkannya. Karena itu, saat mendapat kesempatan berkhidmah hendaknya tidak kita sia-siakan.

Secara sederhana keberkahan ilmu dapat diartikan sebagai ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang telah dipelajari dengan susah-payah memberi manfaat baik bagi diri sendiri dan orang lain. Ilmu itu membawa manusia mendekat kepada Allah, bukan semakinnmenjauh.

Jika suatu ilmu menjauhkan manusia dari Allah, itu ciri ilmu itu tidak bermanfaat. walaupun ilmu itu misalnya, membawa kekayaan dan mengantarkan pelakunya kepada puncak popularitas. Jika hanya menjadi sarana maksiat, menambah dosa, maka harta dapat tersebut tidak berkah. Begitu pula ilmu.

Tentu kami harapkan generasi santri  zaman sekarang untuk mulai bersungguh-sungguh mencari ilmu dan khidmah, jika hal ini diterapkan maka akan berjalan sesuai rencana. Tujuan utama dari khidmah ini adalah untuk menciptakan hubungan batin yang kuat antara santri dengan guru dan mendapatkan keridhaan guru.

Jika guru ridha kepada murid, itu alamat santri akan berhasil. Keridhaan guru merupakan keberhasilan pertama murid. Oleh karena itu, mulailah singkirkan  pikiran negatif mengenai dunia pesantren. Mari bersama mencari ridha dari guru kita.

Tulisan dalam Kolom Opini ini adalah kiriman dari masyarakat. Segala tulisan bukan tanggung jawab Redaksi PanturaNews, tapi tanggung jawab penulisnya.

 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita