HIPERTENSI menurut brunner dan suddarth adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal.
Menurut Nazaruddin Hipertensi memang dapat dikatakan sebagai “pembunuh diam-diam’ atau The Silent Killer. Hipertensi umumnya terjadi tanpa gejala (Asimptomatis). Sebagian besar orang tidak merasakan apa pun, meski tekanan darahnya sudah jauh di atas normal. Hal ini dapat berlangsung bertahun-tahun sampai akhirnya penderita jatuh ke dalam kondisi darurat dan terkena penyakit jantung, stroke, atau rusak ginjalnya.
Komplikasi ini banyak berujung pada kematian sehingga yang tercatat sebagai penyebab kematian adalah komplikasinya. Penderita tekanan darah tinggi akan mendapatkan obat penurunan tekanan darah bila menemui dokter. Obat-obatan tersebut diantaranya jenis -jenis obat golongan diuretik, penghambat adrenergik, ACE Inhibitor, ARB, antagonis kalsium, dan lain sebagainya.
Pengobatan modern atau yang biasa disebut obat kimia tentunya akan menimbulkan komplikasi yang tidak baik bagi tubuh apabila digunakan dalam jangka panjang, sehingga diperlukan cara lain untuk mengatasi penyakit hipertensi diantaranya dengan menggunakan obat tradisional. Beberapa tanaman yang bisa digunakan sebagai bahan baku obat tekanan darah tinggi diantaranya adalah bawang putih, mentimun, seledri, daun salam dan lain sebagainya.
Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara farmakologis dan non farmakologis. Tujuan penanganan atau terapi adalah mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik dibawah 140 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg dan mengontrol faktor resiko. Hal ini dapat dicapai melalui modifikasi gaya hidup saja (non farmakolgis), atau dengan pengobatan hipertensi (farmakologis). Pencegahan lain menurut muzakar adalah dengan pemberian rebusan daun seledri.
Daun seledri banyak mengandung apiin, suatu senyawa yang bersifat diuretik dan diduga mampu melebarkan pembuluh darah. Seledri telah banyak digunakan di masyarakat dan telah banyak dilakukan penelitian mengenai efek farmakologinya dan telah terbukti mampu menurunkan tekanan darah tinggi Manitol dan apiin, bersifat diuretic yaitu membantu ginjal mengeluarkan kelebihan cairan dan garam dari dalam tubuh, sehingga berkurangnya cairan dalam darah akan menurunkan tekanan darah Selain itu selederi juga mengandung pthalides dan magnesium yang baik untuk membantu melemaskan otot sekitar pembuluh darah arteri dan membantu menormalkan penyempitan pembuluh darah serta dapat mereduksi hormone stress yang dapat meningkatkan tekanan darah dikutip dari afiffan.
Menurut penelitian Intan Eka Oktavia, Junaidi dan Ainurafiq ( 2017 ) tentang “Pengaruh Pemberian Air Rebusan Daun Seledri (Apium Graveolens) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Sistolik Dan Diastolik Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Tahun 2016”.
Hasil uji statistik untuk mengetahui perbedaan tekanan darah sistolik dan diastolik penderita hipertensi kelompok perlakuan dan kelompok kontrol pada hari pertama dan hari kedua setelah pemberian Air rebusan seledri sebelum dan sesudah mengendalikan kovariat didapatkan nilai signifikansi p<0,05 sehingga disimpulkan bahwa ada perbedaan yang bermakna tekanan darah sistolik dan diastolik pada kelompok perlakuan dan kelompok Kontrol, sebelum maupun sesudah mengendalikan Kovariat.
Namun kebanyaakan orang tidak menyukai olahan air rebusan daun seledri yang berbau kurang enak dan rasa juga kurang sedap sehingga saya berinisiatif untuk mengelolah menjadi makanan sehat yaitu mie. Perlu kalian ketahui saat ini mie banyak digemari oleh masyarakat dari kalangan anak, remaja bahkan orang tua, namun kebanyakan mie yang beredar dikalangan masyarakat menengah kebawah itu banyak mengandung pengawet, pewarna bahkan perasa yang berbahaya jika dikonsumsi terus menerus sehingga untuk menghindari itu semua perlu inovasi terbaru dengan menggolah bahan- bahan yang lebih sehat dengan mengkombinasi menjadi mie yang sehat dan dapat menurunkan tensi bagi penderita hipertesi.
Olahan mie seledri ini sangat mudah dan dapat dibuat dirumah sehingga mutu terjamin dan terhindar dari bahan pengawet. Bahan- bahan nya pun bisa ditemukan disekitar kita. Pertama ada daun selderi, tepung terigu, telur ayam minyak goring, garam. Bahan tersebut tersedia diwarung terdekat untuk seledri bias dipasar.
Untuk proses pembuatannya seperti membuat adonan mie pada umumnya namun air yang digunakan air rebusan daun seledri serta penambahan potongan-potongan daun seledri selain untuk menurunkan tensi daun selderi ini bisa dijadikan pewarna alami untuk mie nya sendiri tanpa membutuhkan perwarna buatan lagi.
Prosedur pembuatannya sebagai berikut:
-Siapkan bahan yang dibutuhkan yaitu 200 gr tepung berprotein tinggi, 20 gr tepung tapioka, 2 butir telur ayam, 1 sdt garam, 4 sdm minyak sayur. Dan 50 ml-70 ml ml air blederan daun seledri.
-Masukan tepung berprotein tinggi dan tepung taioka kedalam wadah yang besar tambahkan garam dan minyak lalu aduk tembahkan telur aduk hingga tercampur
-Masukan belederan seledri sedikit demi sedikit sambil uleni adonan hingga kalis.
-Gulung adonan yang sudah kalis menggunakan rolling pin atau botol kaca.
-Jangan lupa taburi adonan dengan tepung sebelum dipotong dan digulung agar tidak lengket bisa menggunakan tepung sagu.
-Mie yang sudah digilas lalu dipotong jika tidak mempunyai alatnya bias dipotong menggunakan pisau
-Mie yang sudah dipotong didiamkan terlebih dahulu lalu baru direbus di air mendidih. Tips usahakan untuk membuang busa-busa air rebusan.
Jika sudah jadi mie daun seledri bisa dihidangkan sesuai selera. Bisa juga ditambahkan dengan toping-toping lain seperti telur atau seafood dan mie seledri ini bisa juga digunakan untuk pengganti mie pada mie ayam agar lebih sehat.
(Miftahkhul Khusna adalah mahasiswa Prodi Farmasi Reguler Universitas Peradaban Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah)