PanturaNews (Tegal) - Komisi 1 DPRD melakulan inspeksi mendadak (sidak) sejumlah proyek di Kota Tegal yang didanai APBD tahun 2025.
Diantaranya, pembangunan ruang kelas di SMP Negeri 16 Kota Tegal menjadi sorotan DPRD, karena ditemukan keterlambatan 10 persen. Pekerjaan yang seharusnya mencapai 55 persen kini baru di angka 45 persen.
“Ini sudah tertinggal dua minggu dari target. Kalau tidak segera dikejar, proyek ini terancam tidak selesai tepat waktu,” tegas Ketua DPRD Kusnendro saat melakukan kunjungan lapangan bersama Komisi I, Rabu 29 Oktober 2025.
Kusnendro juga menyoroti kualitas pekerjaan yang dinilai jauh dari rapi. Beberapa pilar tampak tidak simetris, memperlihatkan lemahnya pengawasan di lapangan.
"Finishing harus benar-benar rapi. Kalau bangunan baru saja sudah kelihatan miring, bagaimana mau disebut hasil kerja profesional,” tegas Kusnendro.
Ketua Komisi I DPRD Kota Tegal, Moh Muslim, bahkan menyoroti potensi risiko gagal bayar jika keterlambatan tidak segera ditangani.
“Kalau progres terus lambat dan tenaga kerja tidak ditambah, saya khawatir SMPN 16 bisa gagal bayar. Kalau lewat tahun anggaran, kontraknya harus diputus,” ucap Muslim.
Muslim mendesak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tegal agar tidak tinggal diam dan segera mengeluarkan peringatan tertulis kepada kontraktor maupun pengawas.
“Daripada finishing dipaksakan tapi hasilnya jelek, lebih baik dibongkar dan dibetulkan,” kata Muslim.
Sedangkan proyek pembangunan ruang kelas di SMP Negeri 3 Kota Tegal justru mendapat apresiasi dari DPRD. Dari kontrak yang dimulai 27 Juli 2025 dan berakhir 27 Desember 2025, progresnya sudah mencapai 52,6 persen atau melewati target 50 persen.