Kurikulum adalah bagian mendasar dari sistem Pendidikan yang berfungsi untuk menyesuaikan proses pembelajaran dengan kebutuhan Masyarakat serta arah kebijakan pemerintah. Salah satu bentuk nyata upaya desentralisasi Pendidikan di Indonesia adalah penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006.
PERUBAHAN Kurikulum yang terjadi di Indonesia tidak lepas dari pengaruh perkembangan global serta tuntutan lokal. Hal ini menunjukan bahwa Pendidikan harus berkembang dengan konteks zaman dan kebutuhan Masyarakat.
Kurikulum 2006, juga dikenal sebagai Kurikulum Tingkat Sekolah (KTSP), dirancang untuk memberikan sekolah otonomi yang lebih besar dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang sesuai dengan kondisi lokal (mulyasa, 2007). Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tahun 2004 dapat kita nilai kurang optimal dalam pelaksanaannya.
-Konteks Lahirnya KTSP
KTSP muncul sebagai bentuk desentralisasi Pendidikan yang memberikan ruang kepada sekolah untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan karakteristik peserta didik dan lingkungannya.Pengaturan terkait Hal ini diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006 tentang Stndar Kompetensi Kelulusan.
Kurikulum ini juga merupakan upaya dalam meningkatan mutu pendidikan nasional dengan menekankan pada perolehan keterampilan dan pembelajaran kontekstual ( Kementrian Pendidikan Nasional, 2006).
-Ciri-Ciri Kurikulum KTSP. Beberapa fitur utama KTSP adalah: -1. Otonomi sekolah: sekolah dapat berkewajiban untuk Menyusun kurikulum dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
-2. Partisipasi aktif: sekolah,guru dan komite sekolah terlibat dalam mempersiapkan kurikulum. -3. Berbasis kompetensi: Berfokus pada kompetensi inti dan keterampilan dasar yang perlu dikuasai siswa.
-Kelebihan KTSP
KTSP dinilai lebih fleksibel dan relevan karena dapat mempertimbangkan konteks lokal. Guru diberikan peran yang strategis sebagai pengembang kurikulum, yang dapat meningkatkan profesionalisme dan kreativitasnya (Sanjaya, 2008). Selain itu, pendekatan ini memperkuat prinsip pembelajaran aktif, partisifasi, dan berdasarkan pengalaman.
-Tantangan Implementasi
Beberapa tantangan dalam penerapan KTSP antara lain: -1. Kesenjangan kualitas guru terhadap fasilitas antar wilayah. -2. Kurangnya pelatihan guru dalam mengembangkan kurikulum mandiri. -3. Kurangnya persiapan dari beberapa antar sekolah di dalam menjalankan peran barunya terhadap KTSP.
Penelitian menunjukan bahwa guru di daerah terpencil sering mengalami kesulitan memahami kerangka KTSP dan membutuhkan bantuan intesif (Suparlan, 2010).
-Peran KTSP Dalam Sejarah Kurikulum Indonesia
KTSP memberikan landasan yang sangat penting bagi lahirnya Kurikulm 2013 yang menekankan pembelajaran tematik-integratif,pendekatan ilmiah,dan pembentukan karakter. Meski telah digantikan, nilai-nilai otonomi, partsipasi, dan fleksibilitas yang dibawa KTSP tetap menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum masa kini.
Kesimpulan: KTSP 2006 adalah kurikulum yang mengutamakan otonomi, fleksibilitas, dan relevansi lokal dalam pembelajaran. Ini merupakan bagian penting dari Sejarah reformasi Pendidikan di Indonesia, meskipun dari pelaksanaannya masih banyak menghadapi berbagai kendala. Perlu adanya pelatihan dan peningkatan kapasitas dari guru agar semangat dan kurikulum ini dapat terlaksanakan secara optimal.
Dengan demikian, kurikulum yang dapat di terapkan saat ini, yaitu kurikulum Merdeka, merupakan kelanjutan dan penyempurnaan dari prinsip-prinsip yang telah di tertuang dalam KTSP, khususnya dalam hal kemandirian sekolah, diferensiasi pembelajaran, dan penanaman nilai-nilai karakter.