PERUBAHAN kurikulum di Indonesia merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Perubahan kurikulum di Indonesia juga merupakan bagian dari upaya peningkatan mutu pendidikan agar lebih relevan dengan perkembangan zaman.
Sejak merdeka, Indonesia telah mengalami berbagai perubahan kurikulum, mulai dari Kurikulum 1947 hingga Kurikulum Merdeka yang diberlakukan pada tahun 2022. Setiap perubahan tersebut bertujuan untuk menyesuaikan sistem pendidikan dengan perubahan zaman dan kebutuhan masyarakat.
Perubahan kurikulum di Indonesia merupakan langkah penting dalam memperbaiki sistem pendidikan. Namun, agar perubahan ini efektif, diperlukan penilaian yang lebih komprehensif, pelatihan guru yang lebih baik, dan dukungan infrastruktur yang memadai. Akibat dari perubahan yang terlalu sering dan tidak disertai persiapan yang matang dapat berdampak berbeda pada kualitas pendidikan.
Sejak awal kemerdekaan, kurikulum pendidikan di Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan. Setiap perubahan kurikulum memiliki latar belakang dan fokus yang berbeda, sejalan dengan kebijakan pendidikan nasional saat ini. Berikut ini beberapa perubahan kurikulum penting di Indonesia:
-(1)Kurikulum 1947: kurikulum pertama yang berfokus pada pembentukan karakter bangsa pasca kemerdekaan. (2) Kurikulum 1968: Menekankan pembentukan manusia Pancasilais sejati. (3) Kurikulum 1984: Dikenal sebagai “Kurikulum yang berorientasi pada tujuan pendidikan tertentu (TIK).
-(4) Kurikulum 2006 (KTSP): Memberikan keleluasaan kepada sekolah untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan lokal. (5) Kurikulum 2013: Penekanan pada penguatan keterampilan dasar dan pengembangan karakter. (6) Kurikulum Mandiri (2021-sekarang): Mendukung prinsip pembelajaran mandiri, dengan fokus pada pembentukan profil Pancasila siswa dan penguatan literasi digital.
Perubahan kurikulum memiliki dampak yang kompleks terhadap kualitas pendidikan. Beberapa dampak tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut:
Dampak positif:
-1. Meningkatkan keterampilan siswa melalui pendekatan berbasis proyek dan memperkuat literasi digital.
-2. Mengembangkan karakter siswa melalui kegiatan belajar kontekstual.
-3. Menggunakan teknologi digital dalam proses pembelajaran untuk memperluas akses informasi.
Dampak negatif:
-1. Kesenjangan implementasi kurikulum di daerah perkotaan dan pedesaan karena keterbatasan infrastruktur.
-2. Pelatihan tenaga pengajar masih terbatas dalam memahami konsep kurikulum baru.
-3. Ketidakselarasan antara kebijakan pusat dan implementasi di tingkat sekolah.
Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum terbaru yang bertujuan untuk menciptakan proses pembelajaran yang lebih fleksibel dan berpusat pada siswa. Namun, implementasinya masih menghadapi sejumlah kendala:
-Pelatihan Guru: Masih terdapat guru yang belum sepenuhnya memahami konsep Kurikulum Independen, terutama di daerah terpencil.
-Infrastruktur digital: Pembelajaran berbasis proyek memerlukan akses digital yang memadai, sementara tidak semua sekolah memiliki fasilitas tersebut.
-Penyelarasan materi pengajaran: Kesenjangan antara materi pengajaran di kota besar dan daerah terpencil masih menjadi tantangan utama.
Perubahan kurikulum di Indonesia merupakan suatu langkah penting dalam upaya peningkatan mutu pendidikan agar lebih relevan dengan perkembangan zaman. Namun demikian, keberhasilan implementasi kurikulum tidak hanya bergantung pada kebijakan yang diterapkan, tetapi juga pada penyiapan sumber daya manusia, sarana dan prasarana, serta dukungan seluruh pemangku kepentingan pendidikan.
Kurikulum mandiri, sebagai kurikulum terbaru, menawarkan kesempatan untuk menciptakan pembelajaran yang lebih fleksibel dan berpusat pada siswa. Namun demikian, berbagai tantangan dalam pelaksanaannya, terutama terkait dengan pembinaan guru dan keterbatasan sarana dan prasarana, perlu segera diatasi agar tujuan peningkatan mutu pendidikan nasional dapat tercapai secara merata.
Oleh karena itu, evaluasi berkelanjutan dan dukungan komprehensif diperlukan untuk memastikan bahwa setiap perubahan kurikulum dapat memberikan dampak positif bagi seluruh siswa di Indonesia.
(Daftar Pustaka: Kemendikbudristek. (2024). _Panduan implementasi Kurikulum Merdeka._ Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. -Nuryanto, T. (2022). Evaluasi implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah Menengah Atas. _Jurnal Kajian Pendidikan,_ 18(2), 45–56. -Suryani, R., & Yulianto, A. (2023). Dampak perubahan kurikulum terhadap kualitas pendidikan di Indonesia. _Jurnal Pendidikan Indonesia,_ 12(1), 15–27. -Wulandari, F., & Rahman, S. (2023). Kendala implementasi Kurikulum Merdeka di daerah terpencil. _Jurnal Pendidikan dan Teknologi,_ 7(2), 112–125)