Sabtu, 03/08/2024, 13:15:38
Menyeimbangkan Interaksi: Menghadapi Kesenjangan Komunikasi di Era Teknologi
OLEH: SYIFA PERMANA PUTRA
.

Ilustrasi. (Foto: Dok/Istimewa)

KOMUNIKASI merupakan elemen pokok dan mendasar dalam kehidupan manusia, baik dalam konteks individu ataupun profesional. Dalam bersosial, kemahiran untuk berkomunikasi dengan baik merupakan  kunci utama guna membangun hubungan dan mencapai tujuan yang diharapkan bersama-sama.

Dalam opini ini, saya ingin membahas bagaimana menjaga komunikasi agar tetap efektif dan mampu mengatasi tantangan di era teknologi ini.

Perkembangan teknologi tidak dapat dihindari, munculnya platform-platform media sosial telah berhasil membuat perbedaan  dalam kehidupan sehari-hari manusia. Tak hanya pada orang dewasa, hal ini merambah ke berbagai kalangan, dari yang masih anak-anak hingga yang sudah tua. Kesenjangan diantara individu dengan individu yang lain semakin terasa di era teknologi seperti sekarang ini.

Fenomena ini dapat dilihat dari berkurangnya aktivitas di luar, seseorang lebih senang menghabiskan waktunya di dalam rumah, mereka cenderung lebih suka bermain media sosial dibandingkan bertemu banyak orang di luar rumah. Yang kemudian hal tersebut membuat berkurangnya komunikasi secara langsung. Bagaimana cara menghadapi kesenjangan komunikasi di era teknologi?

-Memanfaatkan teknologi sebagai alat komunikasi yang efektif.

Teknologi diciptakan untuk memfasilitasi komunikasi, yang berarti teknologi merupakan media yang digunakan untuk berkomunikasi. Dengan teknologi, kita bisa  menyampaikan informasi yang aksesnya lebih cepat dapat lebih luas.

Selain itu, teknologi memungkinkan pertukaran informasi yang lebih instan melalui berbagai media seperti pesan teks, email dan berbagai platform media sosial seperti Facebook, Whatsapp, Instagram dan media sosial lainnya.

Namun, tidak bisa dihindari bahwa teknologi telah merubah cara kita untuk berkomunikasi. Munculnya platform media sosial dan aplikasi pesan instan telah membuat komunikasi menjadi lebih cepat dan lebih mudah, tentunya ada juga tantangan yang harus dihadapi.

Salah satunya adalah hilangnya rasa kedekatan dan kehangatan dalam komunikasi tatap muka, ketika kita berkomunikasi tentu saja kita membutuhkan perasaan yang nyaman, ingin mengerti dan dimengerti satu sama lain dan juga kecenderungan untuk megirim pesan secara singkat yang bisa disalahartikan hingga menyebabkan adanya miss komunikasi.

Dengan komunikasi yang dilakukan melalui layar, ekspresi wajah dan  bahasa tubuh  yang merupakan bagian penting dari komunikasi akan lebih sulit diartikan. Apa yang perlu dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut?

-Pertama, mengutamakan kejelasan dalam pesan.

Komunikasi yang jelas merupakan pondasi yang kuat dalam hubungan yang baik. Untuk mengurangi resiko kesalahpahaman dalam memaknai sebuah pesan yang telah disampaikan, tentunya diperlukan kejelasan dalam pesan tersebut, dengan artian tidak mengirim pesan secara singkat dan berada dalam topik yang sama. Dengan ini, kita akan mampu mengurangi resiko terjadinya miss komunikasi.

-Kedua, meningkatkan rasa empati.

Empati merupakan kemampuan untuk memahami dan mampu untuk merasakan apa yang orang lain rasakan. Rasa empati tidak dilakukan ketika berkomunikasi secara langsung saja, tetapi kita juga harus memiliki rasa empati saat kita berinteraksi melalui media sosial.

Kita berusaha memahami perspektif dari orang lain, memahami isi pesan, dan kita bisa merespons dengan bijaksana tanpa menyinggung perasaan orang lain meskipun melalui media sosial saja.

-Ketiga, menyeimbangkan komunikasi secara langsung dan komunikasi melalui teknologi.

Pesan yang emosional lebih baik disampaikan secara langsung atau tatap muka saja. Hal inj akan membantu memastikan bahwa pesan yang disampaikan bisa diterima dengan jelas dan baik oleh penerima pesan.

Ketika pesan yang kompleks disampaikan melalui teks saja, akan mengurangi kepastian bahwa pesan tersebut dapat diterima dengan baik atau tidaknya, karena ketika kita berkomunikasi secara langsung, tentunya akan lebih terasa makna pesan yang disampaikan dibanding dengan pesan yang diberikan melalui teks saja.

Dengan itu, untuk  menghadapi masalah kesenjangan dalam komunikasi ini, dari antar individu diharapkan untuk mengutamakan kejelasan pesan, meningkatkan rasa empati dan menyeimbangkan interaksi secara langsung dan interaksi melalui media sosial. Dengan cara ini, kita dapat meminimalisir kesenjangan komunikasi dan membangun kembali kehangatan di era perkembangan teknologi ini.

Meskipun teknologi menawarkan kemudahan, tetapi penting untuk tetap mengutamakan aspek manusia disetiap komunikasi yang kita lakukan, memahami bahwa teknologi diciptakan untuk memfasilitasi komunikasi, bukan sebagai pengganti komunikasi secara langsung.

Tulisan dalam Kolom Opini ini adalah kiriman dari masyarakat. Segala tulisan bukan tanggung jawab Redaksi PanturaNews, tapi tanggung jawab penulisnya.

 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita