Kamis, 30/11/2023, 19:01:40
Dampak Naiknya Harga Bahan Bakar Minyak Bagi Masyarakat!!
Oleh: Rama Indra Prasetia
--None--

PERAN Bahan Bakar Minyak (BBM) sangat penting dalam kehidupan masyarakat. BBM merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat Desa maupun Kota baik sebagai rumah tangga maupun sebagai pengusaha.

Demikian juga BBM sangat penting bagi sektor industri maupun transportasi. Oleh karena begitu pentingnya BBM dalam kehidupan masyarakat, maka BBM termasuk salah satu kebutuhan pokok masyarakat.Kondisi tersebut dapat tercermin dari peranan BBM sebagai faktor penting dalam menentukan perubahan harga-harga bahan pokok atau inflasi.

Dilema kenaikan harga BBM bukan kali pertama kita alami. Pro dan kontra subsidi BBM berulang kali terjadi. Secara prinsip pemerintah bersikap memberi subsidi hanya kepada kelompok paling membutuhkan, yaitu golongan ekonomi lemah. Namun, dalam pelaksanaan tidak berjalan seperti diharapkan.

Pertamina menaikkan harga semua bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi,dengann alasan kenaikan harga minyak dunia menyebabkan harga di dalam negeri ikut naik. Indonesia secara neto adalah pengimpor BBM.

Harga BBM bersubsidi tidak berubah. Kenaikan harga BBM nonsubsidi diprkirakan mendororong konsumen beralih membeli BBM bersubsidi. Akibatnya , biaya subsidi membengkak dan kemampuan pemerintah membiayai pembangunan menurun.

Kenaikan Harga Bahan bakar Minyak telah menimbulkan berbagai dampak dalam tatanan kehidupan bermasyarakat. Pemerintah telah mengambil langkah demi terselamatkannya perekonomian nasional dengan menaikkan harga BBM.

Badan Usaha penyedia BBM di seluruh Indonesia sempat menyesuaikan harga produk BBM-nya di SPBU per 1 Oktober 2023 lalu. Sebelumnya, harga BBM yang berlaku pada bulan September 2023 lalu juga mengalami perubahan.

Diantara yang menyesuaikan harga adalah PT Pertamina (Persero), Shell Indonesia, BP - AKR dan juga Vivo Energy Indonesia. Sebagai contoh harga BBM Pertamina khususnya harga BBM Non Subsidi. Misalnya harga BBM Pertamax yang naik menjadi Rp 14.000 per liter dari sebelumnya Rp 13.300 per liter.

Kemudian Pertamax Turbo menjadi Rp 16.600 per liter dari sebelumnya Rp 15.900 per liter. Harga Dexlite per 1 Oktober 2023 juga naik dari Rp 16.350 per liter menjadi Rp 17.200 per liter. Adapun harga Pertamina DEX juga naik dari Rp 16.900 per liter menjadi Rp 17.900 per liter. Terakhir Pertamax Green 95 dari Rp 15.000 per liter  menjadi Rp 16.000 per liter.

Bila melihat literasi kenaikan harga BBM, dampak kenaikan harga BBM bagi masyarakat menengah ke atas sulit dirasakan. Masyarakat menengah ke bawah yang merasakan langsung.

-1. Tarif Angkutan Darat Naik

Besaran penyesuaian tarif angkutan darat diprediksikan anak naik sebesar 5%-15% dari tarif semula tergantung dari jenis angkutannya. Pemerintah akan mengatur besaran tarif penyesuaian angkutan yang berada di bawah kelola pemerintah, sedangkan angkutan darat swasta diatur oleh masing-masing regulator atau pemilik angkutan tersebut. Kenaikan tarif angkutan darat ini cukup berdampak bagi masyarakat, khususnya pelajar.

-2. Kenaikan Harga Barang dan Jasa

Sisi negatif kenaikan BBM yang cukup terasa selain kenaikan tarif angkutan darat adalah naiknya harga kebutuhan pokok, kebutuhan sekunder lainnya dan jasa.

Pendistribusian barang-barang kebutuhan pokok dan sekunder tersebut membutuhkan bahan bakar sehingga bila biaya transportasinya meningkat maka biaya logistiknya pun ikut meningkat. Sejalan dengan itu, peningkatan di bidang jasa khususnya jasa ekspedisi dan logistik akan naik karena bahan baku utama untuk mengoperasikan bisnis tersebut adalah bahan bakar minyak.

-3. Penurunan Daya Beli Masyarakat

Kenaikan harga kebutuhan hidup berbanding terbalik dengan daya beli masyarakat yang kian menurun. Masyarakat cenderung memilih barang dengan harga yang lebih murah. Misalnya saja kita biasa mengonsumsi beras seharga Rp9 ribu per liter, namun saat harganya naik menjadi Rp10 ribu per liter maka kita lebih memilih membeli beras yang lain dengan harga yang lebih murah walaupun kualitasnya berbeda.

-4. Terjadinya Inflasi

Jika kenaikan harga kebutuhan dan jasa meningkat terus-menerus, maka inflasi bisa terjadi karena penurunan nilai mata uang. Inflasi juga bisa menjadi penyebab menurunnya daya beli masyarakat.

Bila sebelumnya kenaikan harga BBM bersubsidi pertalite dan solar dapat memicu inflasi hingga 6,1% di akhir tahun 2022. Angka inflasi tersebut akan terus meningkat saat BBM nonsubsidi seperti pertamax dan dexlite ikut naik.

-5. Jumlah Pengangguran Semakin Bertambah

Kenaikan harga BBM ikut menaikkan biaya produksi perusahaan sehingga mau gak mau perusahaan harus memikirkan skema terbaik untuk mengurangi beban pembiayaan bisnis. Skema yang paling mudah dilakukan adalah dengan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) atau pemecatan karyawan.

-6. Angka Kemiskinan Meningkat

Baik skema pengurangan karyawan ataupun pengurangan jumlah produksi, kedua skema ini tetap akan menambah angka kemiskinan di Indonesia. Walaupun pemerintah memberikan bantuan dalam bentuk uang tunai ataupun barang, akan tetapi peningkatan angka kemiskinan tersebut tetap tidak terhindarkan.

-7. Usaha Kecil Semakin Tersungkur

Dampak kenaikan BBM bagi masyarakat yakni sulitnya mengembangkan bisnis kecil seperti Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Biaya produksi dan operasional bisnis yang semakin tinggi, namun sulit untuk menaikkan harga barang sehingga banyak bisnis UMKM yang mulai gulung tikar.

-8. Dampak Terburuk, Stagflasi

Apabila kondisi kenaikan harga BBM secara berkala masih terus berlanjut dalam jangka waktu panjang, diikuti peningkatan harga kebutuhan pokok, sekunder dan jasa serta dampak negatif lainnya yakni penurunan daya beli masyarakat dan banyak usaha kecil yang gulung tikar maka kondisi lebih parah selain inflasi bisa saja terjadi.

Tulisan dalam Kolom Opini ini adalah kiriman dari masyarakat. Segala tulisan bukan tanggung jawab Redaksi PanturaNews, tapi tanggung jawab penulisnya.

 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita