Kamis, 30/11/2023, 18:57:50
Menggali Akar Permasalahan Ketenagakerjaan Dan Pengangguran Di Indonesia
Oleh: Muhammad Firgi Imansyah
--None--

MASALAH pengangguran dan ketenagakerjaan sampai saat ini masih menjadi perhatian utama disetiap negara khususnya di negara indonesia. Penyebab pengangguran di Indonesia yang paling utama adalah kurangnya lapangan pekerjaan, dan adanya ketidakseimbangan antara pekerjaan dan jumlah tenaga kerja yang meningkat setiap tahunnya.

Kedua masalah tersebut merupakan satu kesatuan yang menciptakan dualisme permasalahan yang saling bertentangan antara yang satu dengan yang lainnya. Dualisme tersebut  terjadi jika pemerintah tidak mampu dalam memanfaatkan dan meminimalkan dampak yang diakibatkan dari dua permasalahan tersebut dengan baik.

Namun jika pemerintah mampu memanfaatkan kelebihan tenaga kerja yang ada maka dualisme permasalahan tersebut tidak akan terjadi bahkan memberikan dampak positif dalam percepatan pembangunan. Demikian sebaliknya jika pemerintah tidak mampu memanfaatkan maka akan menciptakan dampak negatif yaitu mengganggu pertumbuhan ekonomi.

Menurut Suyanto, pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam perekonomian yang secara aktif mencari pekerjaan tetapi belum memperolehnya.

Karena minimnya lapangan pekerjaan membuat sebagian besar orang menjadi pengangguran. Bukan hanya dialami oleh masyarakat yang memiliki pendidikan rendah, atau bahkan tidak bersekolah, tetapi tidak sedikit orang yang lulusan sarjana juga ikut menganggur. Indonesia berada di peringkat kesepuluh dengan tingkat pengangguran sebesar 6,49%. Tingkat pengangguran ini lebih baik dari Arab Saudi, Kanada, dan India.

Tenaga kerja merupakan salah satu sumberdaya yang sangat penting dalam mendorong pertumbuhan dan kemajuan ekonomi suatu negara. Namun dari sudut pandang yang lain meningkatnya tenaga kerja justru seringkali menjadi persoalan ekonomi yang sulit untuk diselesaikan oleh pemerintah.

Sebagai akibat dari kurangnya pemerintah dalam menyediakan lapangan pekerjaan sebagai dampak dari meningkatnya jumlah penduduk yang ada, sehingga tenaga kerja yang ada tidak terserap secara penuh, yang berakibatkan terciptanya penganngguran.

Selain itu Pendapatan nasional menurun sedangkan Pendapatan per kapital masyarakat rendah. Produktivitas tenaga kerja dan upah rendah. Minat investasi dan pembentukan modal rendah. Oleh sebab itu, diharapkan kepada pemerintah lebih memperhatikan lagi masyarakat agar mengurangi kekhawatiran penduduk dengan membuka dan memperbanyak lapangan pekerjaan untuk masyarakat Indonesia.

Kurangnya lapangan pekerjaan telah menjadi permasalahan yang mendalam dan kompleks di indonesia. Sementara beberapa orang mungkin menyalahkan faktor-faktor tertentu, opini ini mencoba untuk menggali lebih dalam ke akar permasalahan dan merenungkan solusi-solusi yang mungkin dapat membawa perubahan positif.

-1. Dinamika Ekonomi yang Tidak Pasti

Menurut saya, ketidakpastian ekonomi global memainkan peran sentral dalam krisis lapangan pekerjaan. Perekonomian yang fluktuatif dan rentan terhadap krisis dapat menyebabkan pengurangan investasi bisnis dan penurunan permintaan pekerja.

-2. Revolusi Teknologi dan Perubahan Paradigma

Revolusi teknologi, meskipun membawa inovasi yang luar biasa, juga merupakan pemicu utama perubahan dalam struktur lapangan kerja. Mesin dan kecerdasan buatan menggantikan tugas-tugas rutin, meninggalkan beberapa pekerja tradisional dengan keterampilan yang sudah tidak relevan.

-3. Kesenjangan Keterampilan

Seiring perubahan cepat di dunia kerja, kesenjangan keterampilan yang semakin melebar. Pendidikan tradisional belum selalu mampu mengikuti perubahan kebutuhan pasar kerja, meninggalkan banyak individu dengan keterampilan yang tidak sesuai.

-4. Krisis Kesehatan Sebagai Pemecah Masalah

Pandemi COVID-19, opini saya sangat memperburuk situasi di indonesia. Pembatasan dan penutupan bisnis telah memaksa banyak perusahaan untuk merumahkan karyawan atau bahkan melakukan pemutusan hubungan kerja.

-5. Solusi Melalui Pemikiran Kreatif

Opini saya menekankan perlunya pemikiran kreatif dalam mengatasi kurangnya lapangan pekerjaan. Program pelatihan yang lebih adaptif, investasi dalam sektor-sektor inovatif, dan pembangunan ekonomi lokal dapat menjadi kunci untuk menciptakan peluang pekerjaan yang baru dan berkelanjutan.

-6. Pemberdayaan Kewirausahaan dan Inisiatif Lokal

Menurut opini saya, mendukung kewirausahaan dan inisiatif lokal adalah langkah yang krusial. Menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan bisnis kecil dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap penciptaan lapangan pekerjaan lokal.

-7. Keterlibatan Masyarakat

Masyarakat juga memiliki peran dalam mengatasi kurangnya lapangan pekerjaan. Melalui keterlibatan aktif dalam pembangunan keterampilan, pembentukan jaringan, dan mendukung usaha-usaha lokal, kita dapat membangun pondasi yang lebih kokoh untuk keberlanjutan ekonomi.

Kesimpulan: Mengatasi kurangnya lapangan pekerjaan memerlukan upaya kolektif dari pemerintah, industri, dan masyarakat. Dengan memahami akar permasalahan dan mengambil tindakan yang terukur, kita dapat membentuk masa depan di mana lapangan pekerjaan tidak hanya tersedia.

Tetapi juga sesuai dengan kebutuhan dinamika era sekarang. menyoroti kompleksitas faktor-faktor yang terlibat. Perekonomian global yang tidak stabil, dampak revolusi teknologi, kesenjangan keterampilan, dan krisis kesehatan seperti pandemi COVID-19 semuanya berperan dalam menciptakan tantangan ini.

Solusi yang diusulkan mencakup diversifikasi pendidikan, adaptasi terhadap teknologi, kolaborasi antara sektor publik dan swasta, serta perubahan budaya dalam organisasi dan masyarakat. Dengan mengintegrasikan solusi holistik ini, diharapkan dapat terwujud perubahan positif dalam menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak dan berkelanjutan.

Masyarakat, pemerintah, dansektor industri perlu bekerja sama untuk membentuk lingkungan ekonomi yang responsif, inovatif, dan inklusif agar dapat mengatasi tantangan kurangnya lapangan pekerjaan di indonesia.

Tulisan dalam Kolom Opini ini adalah kiriman dari masyarakat. Segala tulisan bukan tanggung jawab Redaksi PanturaNews, tapi tanggung jawab penulisnya.

 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita