SAYURAN hortikultura memiliki karakteristik mudah rusak dan umur simpan yang pendek, sehingga memerlukan penanganan pasca panen yang tepat. Pengemasan (packaging) yang efektif menjadi salah satu strategi penting untuk mempertahankan kualitas dan kesegaran produk, serta meningkatkan daya saing di pasar.
Produk hortikultura, khususnya sayuran, sangat rentan terhadap kerusakan pascapanen akibat proses respirasi dan transpirasi yang tinggi. Kerusakan ini tidak hanya menurunkan kualitas produk tetapi juga mengurangi nilai jual dan daya saing di pasar.
Pengemasan yang tepat dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Strategi pengemasan yang efektif tidak hanya melindungi produk dari kerusakan fisik dan mikrobiologis, tetapi juga dapat meningkatkan daya tarik visual dan memperpanjang umur simpan.
Pengemasan memiliki peran penting dalam menjaga kualitas dan kesegaran sayuran hortikultura. Beberapa fungsi utama pengemasan antara lain: perlindungan fisik untuk melindungi produk dari kerusakan mekanis selama transportasi dan distribusi, pengendalian atmosfer untuk mengatur pertukaran gas guna memperlambat laju respirasi dan memperpanjang umur simpan.
Pengendalian kelembaban untuk menjaga kelembaban relatif di dalam kemasan, informasi produk seperti tanggal panen dan kedaluwarsa, serta daya tarik visual yang mampu meningkatkan minat beli konsumen.
Pemilihan bahan kemasan yang sesuai sangat penting untuk menjaga kualitas sayuran. Plastik low-density polyethylene (LDPE) dan polypropylene (PP) sering digunakan karena memiliki permeabilitas yang sesuai untuk mengatur pertukaran gas dan kelembaban.
Selain itu, penggunaan bahan biodegradable mulai dilirik sebagai alternatif ramah lingkungan tanpa mengurangi efektivitas proteksi produk. Teknologi Modified Atmosphere Packaging (MAP) mengatur komposisi gas di dalam kemasan seperti menurunkan kadar oksigen dan meningkatkan kadar karbon dioksida untuk memperlambat metabolisme sayuran.
Teknologi ini efektif untuk produk seperti brokoli dan bayam. Pengemasan vakum menghilangkan udara di dalam kemasan sehingga mengurangi oksidasi dan pertumbuhan mikroorganisme. Studi pada brokoli menunjukkan bahwa pengemasan vakum dapat memperlambat penurunan mutu dan memperpanjang umur simpan produk.
Pengemasan yang dikombinasikan dengan teknik pendinginan seperti precooling atau penyimpanan pada suhu rendah dapat lebih efektif dalam mempertahankan kualitas dan kesegaran sayuran. Pendinginan segera setelah panen dapat mengurangi aktivitas mikroorganisme dan enzim, sehingga memperlambat kerusakan.
Desain kemasan yang menarik dan fungsional dapat meningkatkan daya tarik konsumen dan memudahkan dalam distribusi. Kemasan yang ergonomis dan informatif juga dapat meningkatkan nilai tambah produk.
Beberapa studi kasus menunjukkan keberhasilan strategi ini, misalnya pada UMKM di Pekon Teba Pering Jaya, Lampung Barat yang menerapkan pelatihan pengemasan dan pemasaran digital sehingga meningkatkan kualitas produk dan pendapatan.
Pada usaha Bawang Goreng Horti Mart di Desa Maku, Kabupaten Sigi, desain kemasan yang menarik memberikan nilai tambah signifikan. Aliansi Petani Beras Organik Boyolali (Appoli) juga menunjukkan peningkatan daya saing melalui perbaikan kemasan dan pemanfaatan digital marketing.
Pengemasan yang efektif memainkan peran penting dalam mempertahankan kualitas dan kesegaran sayuran hortikultura. Strategi pengemasan yang tepat seperti penggunaan kemasan plastik dengan permeabilitas tinggi, pengemasan vakum, dan inovasi kemasan ramah lingkungan dapat memperpanjang umur simpan dan menjaga mutu produk.
Kombinasi pengemasan dengan teknik pendinginan juga dapat meningkatkan efektivitas dalam mempertahankan kualitas sayuran. Penerapan strategi pengemasan yang tepat dapat mengurangi kerusakan pascapanen dan meningkatkan daya saing produk sayuran hortikultura di pasar.
(Daftar pustaka: Fattah, R. S. P., et al. (2023). Analisis Kualitas Produk dan Packaging pada Usaha Bawang Goreng Horti Mart Desa Maku Kabupaten Sigi. Jurnal Ekonomi Kreatif Indonesia, 2(3). https://doi.org/10.61896/jeki.v2i3.64
Gunawan, Z., et al. (2022). Strategi Peningkatan Daya Saing Pukis Mart: Digital Marketing dan Redesain Kemasan. Nusantara Community Empowerment Review, 2(2). https://doi.org/10.55732/ncer.v2i2.1226
Harimurti, A. C., et al. (2021). Strategi Peningkatan Kinerja Atribut Produk Sayuran Melalui Pemasaran Online dalam Upaya Meraih Kepuasan Konsumen. Jurnal AGROSAINS dan TEKNOLOGI, 5(2). https://jurnal.umj.ac.id/index.php/ftan/article/view/1484
Ihsan, M., et al. (2024). Tinjauan Strategi Pengemasan Buah dan Sayur dalam Memerangi Food Loss dalam Rantai Pasokan Pascapanen di Indonesia. Jurnal Ilmu Lingkungan, 22(4), 1078-1087. https://doi.org/10.14710/jil.22.4.1078-1087
Maslahatul, I., Hudawi, N., & Mufti, M. U. (2024). Pengaruh Jenis Pengemasan Terhadap Penyimpanan Produk Segar Tomat, Cabai Merah Dan Kangkung. SIMBIOSIS: Jurnal Sains Pertanian, 1(2), 58-63. https://journal.unuha.ac.id/index.php/Simbiosis/article/view/3826
Najib, M. F., et al. (2022). Inovasi Desain Kemasan (Packaging) sebagai Faktor Peningkatan Daya Saing Produk UMKM di Desa Ciwarua, Kabupaten Bandung Barat. Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 6(1), 56-64. https://doi.org/10.31849/dinamisia.v6i1.8397
Putra, M. H. S., et al. (2023). Strategi Pemanfaatan Kemasan Sayur untuk Mendukung Pengembangan UMKM di Pekon Teba Pering Jaya Lampung Barat. Jurnal Media Akademik (JMA), 2(9). https://doi.org/10.62281/v2i9.747
Priastuti, D., et al. (2016). Analisis Strategi Peningkatan Daya Saing Sayuran Organik. Jurnal Manajemen dan Organisasi, 5(3), 258-270.https://doi.org/10.29244/jmo.v5i3.12177
Santoso, A. I., et al. (2022). Peningkatan Daya Saing Produk Pertanian Appoli Melalui Perbaikan Kemasan dan Pemanfaatan Digital Marketing. Jurnal Abdimas BSI, 5(2). https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/abdimas/article/view/12682
Sari, D., et al. (2023). Analisis Daya Saing dan Model Pemasaran Sayur Hidroponik di Kabupaten Sambas. Prosiding Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (SEHATI ABDIMAS), 5(1), 146-149. https://ojs.poltesa.ac.id/index.php/SEHATI_ABDIMAS/article/view/492)