Warga Wadasgumantung terpaksa seberangi sungai untuk keluar dan masuk dukuhnya. Kegiatan MusrenbangbKecamatan Tonjong (Foto: Zaenal Muttaqin)
PanturaNews (Brebes) - Selama tujuh tahun, 900 jiwa warga Dukuh Wadasgumantung, Desa Kutamendala, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, terisolir akibat satu-satu jembatan penghubung putus.
Selama tujuh tahun itu ratusan warga harus menyeberangi Sungai Pedes saat keluar dan masuk dukuhnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Termasuk anak-anak sekolah yang harus menuju tempat belajar di luar dukuhnya.
Kepala Desa Kutamendala, Fathuri mengatakan, sekitar tujuh tahun lalu jembatan menuju Dukuh Wadasgumatung putus diterjang arus Sungai Pedes. Sejak itu sekitar 900 jiwa warga yang terdiri empat RT terisolir.
"Sudah tujuh tahun jembatan putus dan belum ada pembangunan lagi hingga sekarang," katanya, Kamis 09 Februari 2023.
Akibat putusnya jembatan, warga Wadasgumantung terisolir, untuk keluar dan menuju dukuhnya warga terpaksa harys memyeberangi Sungai Pedes yang cukup lebar hampir 100 meter. Jika terjadi hujan dan arus sungai besar atau meluap warga terpaksa tidak menyeberangi sungai karena membahayakan keselamatan.
"Biasanya warga tidak beranienyeberangi sungai kalau hujan dan airnya deras," kata Fathuri.
Menurutnya, Pemerintah Desa Kutamendala telah berulang kali mengusulkan pembangunan jembatan di lokasi yang baru dan aman. Meski begitu belum ada realisasi dan tanggapan dari Pemkab Brebes.
"Sudah tiap tahun diusulkan melalui Musrenbang tapi belum ada realisasinya," tutur Fathuri.
Anggota DPRD Brebes, Mustholah mendesak Pemkab Brebes segera menganggarkan pembangunan jembatan penghubung Dukuh Wadasgumantung. Menurutnya, selain telah lama mengakibatkan 900 warga terisolir, lahan untuk pembuatan jembatan dan jalan telah ada ijin dari Perhutani.
"Perhutani telah mengeluarkan ijin penggunaan lahan untuk pembuatan jembatan dan akses lahan ke Wadasgumantung," katanya.
Dikatakan, pada Musrenbang Kecamatan Tonjong pada Kamis 09 Februari 2023 pihaknya juga merekomendasikan agar usulan pembangunan jembatan dan akses jalan ke Wadasgumantung menjadi prioritas utama.
"Agar dapat direalisasikan minimal di anggaran tahun 2024, maka usulan tersebut harus menjadi prioritas utamadi tahun ini," kata Mustholah anggota DPRD dari Kecamatan Tonjong ini.
Ditambahkan, pembangunan jembatan dan akses yang diusulkan di lokasi baru yang lebih aman, tepatnya di Dukuh Satir. Alokasi anggoran diusulkan Rp 850 juta untuk jembatan dan jalan.
"Anggaran cukup besar tapi bisa dilakukan bertahap, yang penting segera dimulai karena warga saat ini sudah sangat menderita akibat terisolir," tandas Mustholah.