Rabu, 23/03/2022, 14:13:29
Aksi Demo Gerakan Tegal Bersatu Tuntut: Bongkar Portal Harga Mati
-LAPORAN RIYANTO JAYENG & SL. GAHARU

Demo aksi damai penyampaian aspirasi warga Tegal dalam Gerakan Tegal Bersatu di gerbang Balai Kota Tegal. (Foto: Jayeng)

“Gara-gara Portal digembok, Kami Berduka”, “Bongkar Portal, Harga Mati”, dan “Turunkan Walikota”

PanturaNews (Tegal) - Dari 10 kebijakan Walikota Tegal yang disuarakan sebagai kebijakan yang membuat warga sengsara, aksi damai penyampaian aspirasi warga Tegal dalam Gerakan Tegal Bersatu di gerbang Balai Kota Tegal, Rabu 23 Maret 2022, menggugat beberapa hal.

Diantaranya memerintahkan Walikota Tegal untuk: Membongkar portal dan rambu larangan parkir, batalkan proyek City Wakl Jalan A. Yani, Walikota meminta maaf secara terbuka kepada warga.

 

Tidak ada lagi penggusuran, dan berikan tempat yang layak bagi para pedagang kaki lima (PKL), para juru parkir yang tergusur untuk bertahan dan mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.

Pamlet dan spanduk yang dibentangkan pendemo diantaranya bertuliskan “Gara-gara Portal digembok, Kami Berduka”, “Bongkar Portal, Harga Mati”, dan “Turunkan Walikota”.

“Kami mencari keadilan, kami ingin mencari nafkah dengan bebas seperti pedagang di kota lainnya,” teriak salah seorang pemilik toko, Atikah dalam orasinya.

Secara bergantian Eri Sujono Ketua LSM Abang Tidar, Fauzan Kamal Ketua GNPK Tegal Raya (bukan GNPK RI), Anis Yuslam Dahda (pemilik toko Masyhur) dan aktivis Edi Bongkar juga melakukan orasi.

Fauzan Jamal dalam orasinya mengatakan, sudah selama 2 tahun pandemi pedagang susah menjari nafkah, maka dengan pemortalan jalan seputar alun-alun dan Jalan Pancasila, pedagang dibuat makin susah bahkan terjadi penggusuran.

“Menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri, adalah masa potensial bagi pedagang untuk mengkais rejeki. Maka kami minta kepada pemerintah Kota Tegal, untuk membongkar portal,” katanya disambut teriakan massa..”Bongkarrrr!!”

Orator lainnya meneriakkan, bahwa portal itu tidak punya aturan yang jelas, tidak memiliki dasar hukum. Itu hanya untuk membelenggu masyarakat dan pedagang yang ada di sekitar Alun-alun Kota Tegal.

Alesané menghindari kerumunan, tapi déwék ngadakena motor-motoran. Menghindari kerumunan, dia sendiri berkumpul dengan anak-anak SD. Dangdutan. Kuduné demo kiyé ngawa dangdut, bén walikotané gelem metu,” teriaknya lagi.

Selain itu, para pendemo juga minta proyek City Walk dibatalkan, karena tidak ada study kelayakan. Juga menimbulkan kerugian ekonomi, memecetkan lalulintas karena jalan dipersempit.

Pendemo yang minta Walikota Tegal hadir menemui, ternyata tidak datang, menyusul hadirnya Plt. Kepala Dinas Perhubungan Kota Tegal, Sugiyanto yang mewakili Pemerintah Kota Tegal.

“Saya atas nama perwakilan yang diutus Walikota untuk menyampaikan belum bisa menemui. Tapi apa yang disampaikan, kami tampung...,” ujar Sugiyanto


 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita