PERNAHKAH kalian mendengar istilah Learning Loss? Mungkin banyak dari kita belum mengetahui apa itu learning loss. Lalu apa sih learning loss itu sendiri?
Menurut Guru Besar Universitas Islam Indonesai dikutip dari CNN Indonesia, mengatakan bahwa learning loss ialah kondisi individu yang kehilangan kemampuan akademik, baik itu berupa pengetahuan atau keterampilan.
Secara sederhananya learning loss ialah terjadinya suatu kemunduran pada bidang akademik karena suatu kondisi tertentu. Kondisi yang seperti apa? Yakni kondisi seperti adanya periode libur semester yang teralu panjang, ditutupnya sekolah tatap muka dikarenakan pandemi covid-19, atau cara guru dalam mengajar.
Adanya pembelajaran tatap muka terbatas dimasa pandemi seperti saat ini sebagai upaya yang diambil pemerintah, agar anak tidak mengalami learning loss akibat pandemi yang mengharuskan mereka hanya berdiam diri di rumah. Karena dalam konteks pendidikan tidak hanya bicara terkait transfer knowledge (transfer pengetahuan) tetapi lebih ke arah living skils (pendidikan keterampilan hidup).
Pada realitanya selama pembelajaran daring berlangsung guru hanya mendistribusikan informasi dan komunikasi hanya satu arah sehingga kurang interaksi dengan siswa akibatnya siswa merasa bosan, jenuh, dan tidak semangat dalam belajar.
Proses pembelajaran yang dilaksanakan secara tidak maksimal membuat informasi yang diterima siswa juga tidak maksimal sehingga adanya penurunan kompetensi belajar. Hal tersebut merupakan salah satu dampak dari learning loss. Selain itu juga siswa cenderung lupa akan sebuah konsep pengetahuan dan hanya belajar berbasis hafalan bukan pemahaman.
Dimasa pandemi seperti saat ini risiko untuk terjadi learning loss memang sangat besar. Adanya kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran daring akan berpeluang besar mengakibatkan learning loss pada anak. Apabila learning loss terjadi pada banyak anak akan mengakibatkan rendahnya kualitas sumber daya manusia. Tentu hal itu sangat berbahaya dan harus segera ditangani.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh pendidik untuk menghindari learning loss antara lain: Pertama, seorang pendidik harus memiliki growth mindset yakni mempunyai pemikiran yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
Kedua, pendidik menggunakan model pembelajaran yang mendorong siswa untuk menggunakan daya nalar tingkat tinggi atau HOTS (Higher Order Thinking Skills) seperti menerapkan pembelajaran berbasis proyek, diskusi, studi kasus, presentasi, dst.
Ketiga, lengkapi sarana prasarana pembelajaran jangan hanya menggunakan yang instan. Keempat, pendidikan hati dan pendidikan karakter sehingga terjalin salingg kasih sayang dan saling membantu antar sesama. Kelima, pendidikan inovatif karena saat ini banyak orang yang hebat namun tidak memiliki jiwa inofatif.
Selain guru peran orang tua juga penting dalam meminimalisir terjadinya learning loss. Hal yang dapat dilakukan orang tua seperti membarikan apresiasi proses belajar anak bukan hanya sekedar mengapresiasi hasil akhir karena proses belajar anak lebih penting dibanding hasil akhir. Bagaimana cara mengapresiasinya?
Bisa dengan bentuk kata-kata positif seperti kamu hebat sudah mau mengerjakan atau ungkapan terima kasih lalu doakan yang terbaik untuk anak. Selain itu, orang tua juga harus cerdas dalam berkomunikasi dengan anak agar mengerti apa yang diinginkannya dan mau menjadi pendengar bagi anak. Nah yang tak kalah penting ialah memberikan dukungan dan kepercayaan pada anak. Berikan anak kesempatan untuk mengeksistensikan atau mengeksplor diri.
Untuk menyelesaikan dan menghindari learning loss bukanlah perkara yang mudah. Namun, bukan berarti juga tidak bisa dilakukan. Kita tidak boleh mengabaikan kondisi learning loss tapi jadikan sebagai tantangan untuk lebih kreatif dan inovatif. Tetap optimis dan tumbuhkan energi positif.