Rudi alias Robet, Sang Ketua RT sedang berjaga di ujung Jalan Durian, Kota Tegal, Jawa Tengah. (Foto: Tambari)
Barikade seadanya tampak di ujung sebuah perempatan Jalan Durian, Kota Tegal, dimana sebetulnya di ujung telah dipasang pembatas Movable Conrete Barrier (MBC) beton oleh Pemerintah Daerah setempat.
Namun atas inisiatif dan semangat peduli seorang tokoh masyarakat yang juga Ketua RT, bekerja sama dengan Aparat dan dinas terkait, mengambil langkah mengamankan warganya dalam antisipasi wabah virus corona.
"Meski awalnya warga dan ketua RT lainnya banyak yang menentang, namun akhirnya menyadari. Sebab langkah yang saya lakukan adalah untuk melindungi warga, karena dikhawatirkan banyak arus masuk dari Jakarta menuju Kota Tegal menggunakan jalur tikus," ujar Pak Robet alias Rudi menegaskan, kemarin.
Perkiraan sebelum adanya wabah, arus mudik biasa terjadi menjelang lebaran, karena kota besar seperti DKI Jakarta sudah dikategorikan zona merah Covid-19. Diduga banyak yang mengambil langkah mempercepat mudik ke kampung halaman.
Dari pantauan di lokasi, nampak lalu lalang kendaraan roda dua, maupun roda empat yang berplat Nomer Luar Kota Tegal. Nampak pula proses pemeriksaan dan pengecekan tak luput di lokasi. Namun sayangnya hanya dia yang nampak berjaga, dan mengamati arus lalu lintas di area tersebut.
"Saya tak mau kecolongan pada keadaan ini, meski saya sendirian pun tak masalah. Karena kita tak boleh menyepelekan wabah ini, dan data saya laporkan kepada pihak terkait," tutur Sang Ketua RT, Pak Robet.
Sehari sebelumnya, kata Robet, telah dilaksanakan penyemprotan di lingkungannya, karena diketahui ada seorang warga RT tetangga, terindikasi ODP (orang dalam pemantauan).
"Kami lakukan penyemprotan, karena ada warga di RT lain yang terdata sebagai ODP, dan masih bermukim di sekitar warga," terangnya.
"Besar harapan saya, masyarakat peduli dan bergerak untuk lawan wabah ini, karena virus corona sangat membahayakan, dan urungkanlah pulang kampung bila sayang keluarga," ujarnya.