Polindes adalah akronim dari istilah kesehatan yang sering kita dengar. Polindes sendiri biasanya sering kita kenal sebagai rumah sehat yang berada di lingkungan desa yang letaknya tidak jauh dari balai desa atau balai kelurahan. Rumah sehat ini biasanya juga ditempati oleh bidan yang bertugas di desa tersebut sebagai rumah dinas.
Sebenarnya pondok bersalin desa (polindes) adalah salah satu bentuk peran serta masyarakat dalammenyediakan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak lainny,termasuk KB di desa (Depkes RI, 1999) polindes dirintis dan dikelola oleh pamong desasetempat.
Berbeda dengan posyandu yang pelaksanaannya dilakukan oleh kader didukungoleh petugas puskesmas, maka petugas polindes pelayanannya tergantung pada keberadaan bidan, oleh karena pelayanan di polindes merupakan pelayan profesi kebidanan.
Kader masyarakat yang paling terkait dengan pelayanan di polindes adalah dukun bayi,oleh karena itu polindes dimanfaatkan pula sebagai sarana untuk meningkatkan kemitraan bidan dan dukun bayi dalam pertolongam persalinan. Kader posyandu dapat pula berperan di polindes seperti perannya dalam melaksanakan kegiatan posyandu yaitu dalam. Penggerakan masyarakat dan penyuluhan.
Selain itu bila memungkinkan, kegiatan posyandu dapatdilaksanakan pada tempat yang sama dengan polindes. Idealnya suatu polindes mempunyai bangunan tersendiri namun bisa juga menumpang disalah satu rumah warga atau bersatudengan kediaman bidan di desa, dan masih dibawah pengawasan dokter puskesmas setempat(bisma, 2006).
Pertolongan persalinan yang ditangani di polindes adalah persalinan normal serta kasusdengan faktor resiko sedang (faktor yang secara tidak langsung dapat membahayakan ibuhamil dan bersalin sehingga memerlukan pengawasan serta perawatn profesional). Pondok bersalin desa (polindes) adalah salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat(ukbm) yang merupakan wujud nyata bentuk peran serta masyarakat didalam menyediakantempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak lainnya, termasuk KB didesa.
Sedangkan kegiatan utama dari polindes sendiri adalah: Pengamatan dan kewaspadaan dini (survey penyakit, surveilans gizi, surveilans perilaku beresiko, sueveylans lingkungan dan masalah kesehatan lainnya), penanganan kegawatdaruratan kesehatan dan kesiapsiagaan terhadap bencana serta pelayanan kesehatan dasar
Promosi kesehatan, penyehatan lingkungan dan lain-lainKegiatan dilakukan berdasarkan pendekatan edukatif atau kemasyarakatan yang dilakukan melalui musyawarah mufakat yang disesuaikan kondisi dan potensi masyarakat setempat.
Memeriksa kehamilan, termasuk memberikan imunisasi TT pada bumil dan mendeteksi dini resiko tinggi kehamilan.
Menolong persalinan normal dan persalinan dengan resiko sedang. Memberikan pelayanan kesehatan ibu nifas dan ibu menyusui. Memberikan pelayanan kesehatan neonatal, bayi, anak balita dan anak prasekolah, serta imunisasi dasar pada bayi.
Memberikanpelayanan KB. Mendeteksi dan memberikan pertolongan pertama pada kehamilan dan persalinan yang beresiko tinggi baik ibu maupun bayinya. Menampung rujukan dari dukun bayi dan dari kader (posyandu, dasawisma). Merujuk kelainan ke fasilitas kesehatan yang lebih mampu. Melatih dan membina dukun bayi maupun kader (posyandu, dasawisma).
Memberikan penyuluhan kesehatan tentang gizi ibu hamil dan anak serta peningkatan penggunaan ASI dan KB. Mencatat serta melaporkan kegiatan yang dilaksanakan kepada puskesmas setempat.
Dari penelasan yang diuraikan di atas, ternyata polindes sendiri memiliki tujuan dan fungsi antara lain:
Tujuan: Terwujudnya masyarakat sehat yang siaga terhadap permasalahan kesehatan di wilayah desanya. Terselenggaranya promosi kesehatan dalam rangka menuingkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan
Terselenggarakannya pengamatan, pencatatan dan pelaporan dalam rangka meningkatkan kewaspadaan dan kesigapan masyarakat terhadap resiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan, terutama penyakit menular yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) serta faktor-faktor resikonya
Tersedianya upaya pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya dibidang kesehatan. Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh masyarakat dan tenaga professional kesehatan. Terkoordinasinya penyelenggaraan UKBM lainnya yang adadidesa
Fungsi: Sebagai tempat pelayanan kesehatan ibu dan anak (termasuk KB). Sebagai tempat pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan. Sebagai tempat untuk konsultasi, penyuluhan dan pendidikan kesehatan masyarakat dandukun bayi maupun kader
Agar polindes ini berjalan dengan baik maka harus dipenuhi berbagai persyaratan yang menunjang antara lain:
Bidan kit, IUD kit, Sarana imunisasi dasar dan imunisasi ibu hamil. Timbangan berat badan ibu dan pengukur tinggi badan, Infus set dan cairan dextrose 5%, nacl 0,9%, Obat-obatan sederhana dan uterotonika, Buku-buku pedoman kia, KB, dan pedoman kesehatan lainnya, Inkubator sederhana.
3.Memenuhi persyaratan rumah sehat, antara lain: a.Penyediaan air bersih, b.Ventilasi cukup, c.Penerangan cukup, d.Tersedia sarana pembuangan air limbah, e.Lingkungan pekarangan bersih, f.Ukuran minimal 3x4 meter persegi.
4.Lokasi dapat dicapai dengan mudah oleh penduduk sekitarnya dan mudah dijangkau olehkendaraan roda empat. 5.Ada tempat untuk melakukan pertolongan persalinan dan perawatan post partum(minimal satu tempat tidur).
Kesimpulan dari uraian di atas bahwa hal yang paling penting agar polindes menjadi barometer kesehatan di desa adalah harus adanya Pengelolaan Polindes yang baik akan menentukan kualitas pelayanan, sekaligus pemanfaatan pelayanan oleh masyarakat.
Kriteria pengelolaan polindes yang baik antara keterlibatan masyarakat melalui wadah LPM dalam menentukan tarif pelayanan. Tarif yang ditetapkan secara bersama, diharapkan memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memanfaatkan polindes, sehingga dapat meningkatkan cakupandan sekaligus dapat memuaskan semua pihak. (Daftar Pustaka: https://id.wikipedia.org - www.depkes.go.id - www.kompas.com)
(Imam Rohudin, S.Pd adalah Mahasiswa S2 Reguler UNNES Semarang, Alumnus Ponpes Lirboyo dan Gontor Jatim, Mantan Ketua Umum HMI Cabang Purwokerto, asal Desa Glonggong, Kec. Wanasari, Kab. Brebes)