Kakek dan nenek jalan kaki menuju Jakarta untuk menemui presiden (Foto: Takwo Heriyanto)
PanturaNews (Brebes) - Pasangan suami istri yang sudah memasuki usia kakek dan nenek, Sutrisno dan Suwarsih beserta empat orang cucunya yang masih kecil, Suhartadi 19 tahun, Alip Nur 11 tahun, Sujabar Sidik 9 tahun, serta Bambang 4,5 tahun, nekad berjalan kaki dari Klaten, Jawa Tengah menuju Jakarta, untuk menuntut keadilan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Komnas HAM dan Mahkamah Agung.
Aksi jalan kaki tersebut dilakukan, karena adanya insiden kasus perusakan rumahnya yang dilakukan sekelompok orang pada tahun 1998 silam, lantaran korban membongkar kasus korupsi yang dilakukan oleh oknum perangkat desanya pada masa itu kepada kepolisian.
Ironisnya, korban yang melaporkan kasus tersebut justru dijadikan tersangka dan ditahan oleh kepolisian. Sedangkan pelaku perusakan hingga saat ini masih bebas berkeliaran. Akibat peristiwa tersebut, korban tidak memiliki tempat tinggal dan kehilangan pekerjaan.
Dalam perjalanannya menuju Jakarta, pasangan suami istri beserta empat cucunya asal warga Desa Talangan, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah ini, sempat beristirahat di pinggir jalan pantura Brebes, Jawa Tengah, Senin 03 Desember 2012.
Sutrisno menceritakan, dirinya nekad berjalan kaki dari Klaten ke Jakarta, untuk menuntut keadilan kepada Presiden, Komnas HAM dan Mahkamah Agung, atas kasus perusakan rumahnya yang dilakukan oleh sekelompok orang dan oknum polisi pada tahun 1998 silam. Ironisnya, dirinya yang melaporkan kasus tersebut malah ditahan dan dijadikan tersangka oleh polisi.
"Para pelaku perusakan justru masih bebas berkeliaran hingga saat ini. Motif perusakan rumah diduga, karena saya membongkar penyelewengan keuangan, yang dilakukan oleh oknum perangkat desanya pada masa itu," kata Sutrisno.
Dia menambahkan, dirinya berangkat bersama istri serta empat orang cucunya, dari Klaten 12 Nopember 2012 lalu. Sutrisno hanya membawa sebuah sepeda ontel, yang digunakan untuk mengangkut bekal dan membawa cucunya yang paling kecil. Untuk keperluan makan selama perjalanan, Sutrisno mengaku kerap mendapat bantuan dari warga yang bersimpati.
Sutrisno mentargetkan tiba di Jakarta paling cepat tanggal 12 Desember 2012. Dirinya sangat berharap Presiden berkenan menerima kedatangannya, serta dapat mengambil keputusan yang tepat, sehingga dirinya mendapatkan keadilan yang sudah empat belas tahun didambakannya.