PanturaNews (Brebes) - Di tengah riuhnya kehidupan, terselip kisah pilu seorang balita berusia sembilan bulan, Ahtar Rizqi Yudistira, yang harus menghadapi kenyataan pahit menderita hidrosefalus.
Kondisi ini menyebabkan penumpukan cairan di otaknya, membuat kepalanya tampak lebih besar dan memerlukan penanganan medis yang serius.
Di sebuah rumah sederhana di Jalan Merdeka Utara RT 3/RW IV Desa Tengki, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes, Soriah dan Makroni, kedua orang tua Ahtar, tak henti-hentinya mencurahkan kasih sayang dan perhatian kepada buah hati mereka.
Sejak tiga bulan lalu, diagnosis hidrosefalus menghantam keluarga ini, mengubah hari-hari yang seharusnya penuh tawa menjadi perjuangan tanpa akhir.
Kisah Ahtar mengetuk hati banyak pihak. Wakil Bupati Brebes, Wurja, bahkan menyempatkan diri untuk menjenguk langsung Ahtar pada Rabu (16/4/2025).
Raut wajah prihatin terpancar jelas dari Wurja saat bertemu dengan Ahtar dan kedua orang tuanya.
"Saya turut merasakan kepedihan yang dialami keluarga Mas Makroni dan Mbak Soriah. Melihat kondisi Ahtar, hati saya terenyuh," ungkap Wurja dengan nada tulus.
Kunjungan Wabup bukan sekadar ungkapan simpati. Ia memastikan bahwa Ahtar telah mendapatkan penanganan medis yang diperlukan, termasuk tindakan operasi yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan.
"Saya telah meminta kepada pihak Puskesmas Brebes untuk terus memantau dan memberikan layanan terbaik bagi Ahtar pascaoperasi," tegasnya.
Kepala Puskesmas Brebes, Heru Padmonobo, menjelaskan bahwa hidrosefalus adalah kondisi serius yang memerlukan penanganan berkelanjutan.
"Setelah operasi dan pemasangan selang untuk mengurangi cairan di kepala Ahtar, kontrol rutin sangat krusial demi kesembuhan totalnya," jelas Heru.
Di tengah upaya medis, Wurja juga mengajak kedua orang tua Ahtar untuk terus memanjatkan doa.
"Selain berikhtiar dengan berobat, kita juga tidak boleh putus asa dalam berdoa. Pertolongan Allah itu sangat dekat," ujarnya penuh harap.