PanturaNews (Brebes) — Pemerintah Kabupaten Brebes terus mendorong optimalisasi Balai Benih Ikan (BBI) Malahayu, Kecamatan Banjarharjo, sebagai penopang ketahanan pangan dan penyedia kebutuhan ikan untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Namun di tengah lonjakan produksi, sejumlah kolam di balai tersebut masih belum dapat dimanfaatkan secara maksimal dan membutuhkan rehabilitasi fisik.
Data Dinas Perikanan Kabupaten Brebes mencatat, produksi benih ikan BBI Malahayu pada 2024 mencapai 244.887 ekor. Angka itu melonjak signifikan pada 2025, dengan produksi hingga November telah menembus 561.945 ekor. Meski demikian, peningkatan produksi belum sepenuhnya sebanding dengan kapasitas lahan yang tersedia.
BBI Malahayu memiliki lahan seluas 3,8 hektare dengan 14 kolam besar yang terdiri dari kolam permanen, non-permanen, dan kolam tanah.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Brebes, Eko Supriyanto, mengakui pemanfaatan kolam saat ini belum mencapai 100 persen akibat keterbatasan stok induk dan kondisi sejumlah kolam yang memerlukan perbaikan.
“Produksi memang meningkat cukup tajam, tetapi masih ada kolam yang belum bisa difungsikan karena kondisi fisiknya. Ini menjadi pekerjaan rumah kami ke depan,” kata Eko usai panen benih ikan nila di BBI Malahayu, Senin (29/12/2025).
Dorongan optimalisasi BBI Malahayu menguat seiring rencana Pemkab Brebes menjadikan sektor perikanan sebagai salah satu pilar ketahanan pangan daerah dan pendukung program nasional MBG.
Bupati Brebes Paramitha Widya Kusuma menyebut, ketersediaan benih ikan lokal menjadi kunci untuk mengurangi ketergantungan petani terhadap pasokan dari luar daerah.
“Kami ingin BBI Malahayu benar-benar optimal. Selain untuk ketahanan pangan dan pengentasan kemiskinan, juga untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis,” ujar Paramitha.
Selain tantangan infrastruktur, Pemkab Brebes juga dihadapkan pada tingginya kebutuhan benih ikan di tingkat pembudidaya. Saat ini, BBI Malahayu masih berfokus pada pembenihan ikan nila, sementara permintaan pasar juga mencakup komoditas lain seperti lele dan patin.
Dinas Perikanan telah menyusun peta jalan pengembangan BBI Malahayu pada 2026, termasuk rehabilitasi kolam produksi, peningkatan sarana pendukung, serta penambahan varietas komoditas benih. Langkah ini diharapkan dapat mengembalikan peran strategis BBI Malahayu sebagai pusat perbenihan ikan daerah.
Meski menghadapi sejumlah keterbatasan, kontribusi BBI Malahayu terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) terus menunjukkan peningkatan. Pada 2024, target PAD sebesar Rp30 juta berhasil terlampaui.
Sementara pada 2025, target dinaikkan menjadi Rp75 juta, dengan realisasi hingga November mencapai Rp49,83 juta.
Eko Supriyanto menegaskan, optimalisasi BBI Malahayu tidak hanya berorientasi pada peningkatan produksi benih, tetapi juga pada jaminan kualitas dan keberlanjutan. Seluruh benih yang dihasilkan telah bersertifikat dan memenuhi standar teknis.
“Ke depan, tantangannya bukan hanya menaikkan angka produksi, tetapi memastikan balai ini mampu berdiri sebagai pusat perbenihan yang mandiri dan berkelanjutan,” ujarnya.
Dengan dorongan anggaran, perbaikan infrastruktur, dan sinergi lintas sektor, Pemkab Brebes berharap BBI Malahayu dapat bertransformasi dari sekadar unit produksi menjadi motor penggerak ekonomi perikanan lokal sekaligus penyangga pemenuhan gizi masyarakat.