Minggu, 28/12/2025, 10:42:50
Relokasi ke Jalan Melati, Omzet UMKM di Kota Tegal Terjun Bebas
.

Pedagang dan petugas saling dorong gerobak saat aksi nekat pindahan PKL Pujasera ke Jalan Kartini.(Foto: dok)

PanturaNews (Tegal) – Kebijakan Pemerintah Kota Tegal merelokasi pedagang UMKM dari Jalan Kartini ke kawasan pujasera Jalan Melati menuai keluhan dari para pelaku usaha. 

Meski bertujuan menciptakan tata kota yang lebih tertib dan nyaman, relokasi ini justru dinilai berdampak serius terhadap kelangsungan usaha para pedagang kecil.

Penurunan Omzet Hingga 50 Persen

Sejak menempati lokasi baru, para pedagang mengaku mengalami penurunan omzet hingga lebih dari 50 persen. Akses jalan satu arah menuju kawasan pujasera dinilai menjadi salah satu penyebab utama sepinya pengunjung.

“Dari sisi perilaku konsumen, akses yang tidak praktis akan menurunkan minat beli. Konsumen cenderung memilih lokasi yang mudah dijangkau tanpa harus memutar jauh,” ujar Feldi Aji Purnama, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasakti Tegal, Minggu 28 Desember 2025.

Hal senada disampaikan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasakti Tegal lainnya, Muhammad Rizki Mubarok. 

Menurutnya, sistem parkir yang kurang ramah konsumen turut memperparah kondisi UMKM di lokasi tersebut.

“Bagi UMKM, parkir itu faktor krusial. Ketika parkir menyulitkan, konsumen akan berpikir ulang untuk mampir, meskipun produknya menarik,” jelasnya.

Lapak Rapi Namun Sepi Pengunjung

Secara fisik, kawasan pujasera Jalan Melati memang tampak lebih rapi dan tertata. Namun realitas di lapangan menunjukkan banyak kios dan meja pelanggan yang kosong. Berbeda saat masih berjualan di Jalan Kartini yang memiliki arus lalu lintas dua arah dan berada dekat pusat keramaian.

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasakti Tegal, lainnya Muhamad Aditya Suroso, menilai relokasi seharusnya disertai kajian ekonomi yang matang.

“Penataan kota penting, tetapi jangan sampai mengorbankan keberlanjutan usaha rakyat kecil. Relokasi tanpa strategi pendukung justru berpotensi mematikan UMKM,” katanya.

Sementara itu, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasakti Tegal lainnya, Rekhan Ardiansyah juga menyoroti dampak lanjutan yang bisa terjadi jika kondisi ini dibiarkan berlarut-larut.

“UMKM bukan hanya soal pedagang, tapi juga rantai ekonomi di belakangnya. Jika omzet terus turun, dampaknya bisa merembet ke pemasok, tenaga kerja, bahkan pendapatan daerah,” ujarnya.

Harapan Solusi dari Pemerintah

Para pelaku UMKM berharap Pemerintah Kota Tegal segera mengambil langkah konkret agar relokasi tidak berujung pada kemunduran ekonomi pedagang. Beberapa solusi yang diharapkan antara lain pengaturan ulang akses dan tata letak, promosi aktif melalui event, serta kebijakan parkir yang lebih memudahkan konsumen.

Meski demikian, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasakti Tegal, Sumarno, lainnya, menegaskan bahwa pemerintah perlu menerapkan kebijakan yang bersifat adaptif dan berpihak pada pelaku usaha kecil.

“Relokasi seharusnya dibarengi dengan stimulus, promosi, dan evaluasi berkala. UMKM adalah tulang punggung ekonomi daerah, sehingga kebijakan yang diambil harus memberikan dampak positif secara nyata,” tegasnya.

Jika tidak segera dibenahi, kondisi ini dikhawatirkan akan memperburuk iklim usaha UMKM sekaligus mencoreng citra Kota Tegal sebagai salah satu destinasi kuliner di wilayah Pantura.


 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita