Sabtu, 31/05/2025, 12:58:59
Kurikulum Merdeka: Inovasi Pendidikan di Era Digital dan Merdeka Belajar
OLEH: CINDITYA SUKMA AYU
.

Kurikulum merupakan rencana Pendidikan yang meliputi materi, sumber belajar, dan pengalaman pembelajaran yang telah disusun sebelumnya sebagai pedoman bagi pelajar dalam menjalankan kegiatan mengajar.

Revisi kurikulum sangat dipengaruhi oleh kemajuan zaman, khususnya di era digital sekarang. Kurikulum Merdeka muncul sebagai jawaban atas ketidakcocokan antara konsep Pendidikan tradisional dan kenyataan yang dihadapi siswa dan guru.

ARTIKEL ini menjelaskan peranan Pendidikan sebagai proses terstruktur yang mendukung anak untuk tumbuh dan berekembang menjadi individu yang utuh melalui penyerapan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai. Pendidikan yang berkualitas memungkinkan anak untuk mengembangkan identitas serta keterampilan sesuai dengan bakat dan minatnya, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan tantangan global.

Dengan kemajuan teknologi dan globalisasi, Pendidikan perlu bersifat fleksibel, terutama terkait dengan kurikulum. Dengan demikian, gagasan Merdeka belajar yang diciptakan oleh Menteri Pendidikan manjadi jawaban untuk menghadapi perubahan zaman. Kurikulum perlu bersifat fleksibel dan dapat mencetak individu yang siap berkompetisi di Tingkat global tanpa mengabaikan nilai-nilai lokal.

Kebijakan Merdeka belajar menekankan pada memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengelola proses belajar mereka sendiri, memanfaatkan teknologi digital, dan mengakses berbagai sumber belajar secara luas. Namun, terdapat tantangan dalam pelaksanaanya, seperti perbedaan akses terhadap tekanologi, rendahnya literasi digital, serta ancaman berkurangnya pembentukan karakter siswa akibat kurangnya penagawasan dan control langsung.

Pendidiakan karakter masih dipandang sebagai hal yang penting di zaman digital, terutama nilai-nilai seperti kejujuran, empati, disipilin, dan kerja sama. Oleh karena itu, penerapan teknologi dalam Pendidikan harus tetap memperhatikan unsur pengembangan karakter dan kesetaraan akses.

-1. Pengertian era digital

Era digital merupakan periode di mana teknologi digital menjadi elemen krusial dalam kehidupan sehari-hari manusia. Kemajuan teknologi mempermudah pekerjaan, bahkan telah mengambil alih banyak bagian kehidupan.

Generasi yang muncul di era ini, termasuk genarasi digital natives dan generasi alpha (lahir setelah 2010), berkembang di Tengah perangkat digital dan sangat akrab dengan teknologi

-2. Pengaruh era digital pada Pendidikan

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memiliki dampak signitifikat terhadap sistem Pendidikan, baik dalam aspek sarana, metode, maupun pendekatan pembelajaran.

Anak-anak di sekolah menghadapi berbagai tantangan dan resiko, sehingga peran aktif guru sangat penting untuk membimbing mereka. Kesiapan mental dan sifat siswa juga sangat diperlukan agar mereka dapat beradaptasi dengan zaman digital.

Pemerintahan telah menanggapi tantangan ini dengan mengembangkan kurikulum baru yang lebih sesuai dengan perubahan zaman, tetapi tetap merujuk pada tujuan Pendidikan nasional berdasarkan undang-undang no. 20 tahun 2003.

Tujuannya adalah untuk menciptakan individu yang beriman, berbudi pekerti, sehat, cerdas, mandiri, dan bertanggung jawab. Untuk meraihnya, diperlukan tenaga pengajar yang tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan, tetapi juga teknologi.

-1. Pengertian Merdeka belajar

Merdeka belajar merupakan inisiatif yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan minat dan cara mereka sendiri. Ide ini diperlukan oleh Menteri Pendidikan , nadiem makarim, dengan penakanan pada pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan (saleh, 2020).

Guru juga diberikan kebebasan dalam merancang dan menyampaikan materi. Sejumlah kebijakan utama dalam Merdeka belajara mencakup:

-USBN diubah menjadi penilaian sekolah yang menggunakan potofolio. -Ujian Nasional (UN) telah disubstitusi dengan penilaian kompetensi dasar dan survey karakter. -Guru dapat Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sendiri. -Sistem penerimaan siswa baru (PPDB) dirancang agar lebih fleksibel (Natalia & Sukraini, 2021).

-2. Pengertian Merdeka mengajar

Merdeka mengajar berarti memberikan kebebasan kepada guru untuk mengajar dengan kreativitas mereka tanpa mengabaikan tujuan pembelajaran. Konsep ini diilhami oleh pemikiran Ki Hajar Dewantara dan ditekankan kembali oleh Nadiem Makarim. Pengajar diberikan kesempatan untuk berkreasi dalam menyampaikan materi sehingga proses pembelajaran menjadi lebih dinamis dan signifikan (Daga, 2021).

-3. Fungsi platform Merdeka mengajar

Untuk mendukung Merdeka mengajar, Kementerian Pendidikan menyediakan platform Merdeka mengajar (PMM) yang dapat diakses melalui perangkat digital. Platfrom ini menawarkan berbagai fungsi seperti pelatihan mandiri, alat pengajaran, dan bahan ajar yang mengikuti kurikulum Merdeka.

Platfrom ini dibuat untuk memungkinkan guru belajar, mengajar, dan berkembang kapan saja. Dengan fitur “Pembelajaran” dan “Pengajaran”, pengajar bisa mengakses lebih dari 2000 bahan ajar. Dengan adanya teknologi ini, diharapkan guru dapat berinovasi dan memperbaiki mutu pembelajaran.

-Tantangan dan implementasi Kurikulum Merdeka

Walaupun kurikulum Merdeka menawarkan fleksibilitas dan inovasi, implementasinya menghadapadi berbagai tantangan. Sebagian di antaranya mencakup ketidakmerataan akses digital, kurangnya pelatihan bagi guru, serta terbatasnya sarana di wilayah terpencil. Selain itu, pergeseran paradigma dari sistem lama ke sistem baru membutuhkan waktu, kesiapan, dan penyesuaian yang tidak gampang.

-Peluang dan harapan

Peluang: -Teknologi mendukung pembelajaran fleksibel, kapan saja dan di mana saja. -Belajar bisa disesuaikan dengan minat dan kemampuan siswa berkat pendekatan diferensiasi. -Akses ke informasi dan kolaborasi global semakin terbuka luas. -Siswa diasah keterampilan abad 21, seperti berpikir kritis dan kreatif. -Guru menjadi fasilitator yang mendorong pembelajaran aktif dan menyenangkan.

Harapan: -Akses teknologi merata di seluruh wilayah Indonesia. -Guru dan siswa makin melek digital dan siap menghadapi tantangan zaman. -Siswa lebih mandiri, kreatif, dan aktif belajar sesuai passion mereka. -Nilai karakter dan etika digital tetap ditanamkan meski dunia makin canggih. -Tercipta ekosistem Pendidikan kolaboratif, melibatkan guru, siswa, orang tyua, dan Masyarakat. 

Kesimpulan: Kurikulum Merdeka muncul sebagai Solusi untuk kebutuhan Pendidikan di zaman digital yang terus berubah. Dengan pendekatan Merdeka belajar, siswa mendapatkan keleluasaan untuk belajar sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuannya.

Teknologi berfungsi sebagai instrumen utama untuk menghasilkan pembelajaran yang lebih interaktif, relevan, dan fleksibel dengan kehidupan nyata. Walaupun demikian, keberhasilan kurikulum ini memerlukan kolaborasi dari semua pihak, seperti pemerintahan, pendidik, siswa, dan orang tua.

Diharapkan, kurikulum Merdeka dapat menghasilkan generasi yang tidak hanya pintar secara akademis, tetapi juga memiliki karakter, kreatif dan siap menghadapi tantangan di masa depan.

(DAFTAR PUSTAKA: -Manalu, J. B., Sitohang, P., & Henrika, N. H. (2022). Pengembangan perangkat pembelajaran kurikulum merdeka belajar. Prosiding Pendidikan Dasar, 1(1), 80–86. Tersedia di https://journal.mahesacenter.org. -Siswadi, G. A., & Paula, A. J. D. (2024). Merdeka belajar di era digital dan tantangannya dalam pendidikan karakter. Maha Widya Bhuwana: Jurnal Pendidikan, Agama Dan Budaya, 7(1), 59–71. https://journal.stahnmpukuturan.ac.id. -Legi, H., & Wamo, A. (2023). Merdeka mengajar di era digital. PEDAGOG Jurnal Ilmiah, 1(1), 16–20. http://jurnal.stkipkw.ac.id)

Tulisan dalam Kolom Opini ini adalah kiriman dari masyarakat. Segala tulisan bukan tanggung jawab Redaksi PanturaNews, tapi tanggung jawab penulisnya.

 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita