Kamis, 29/05/2025, 15:25:36
Menjemput Mimpi Dari Tanah Brebes: Harapan Besar Pada Sepak Bola Kita
OLEH: TARIKH AZIS ULMAN
.

Tarikh Azis Ulman: Pengalaman lebih dari 5 tahun sebagai pelatih sepakbola, terus berkomitmen untuk menginspirasi, mengembangkan, dan memimpin tim menuju kesuksesan.Misi: Membuka potensi penuh setiap pemain dan menciptakan mental juara baik di dalam maupun luar. Lisensi D PSSI, Lisensi C Diploma PSSI/AFC, Lisensi B Diploma PSSI/AFC, Coach Educator. Tinggal di Desa Parereja RT.04 RW.01, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes. Email: tarikhaziss@gmail.com

DI balik gemuruh semangat para pemuda yang menendang bola di lapangan tanah Kabupaten Brebes, tersimpan harapan yang tidak pernah padam. Harapan bahwa satu hari nanti, dari bumi yang berhias ini, lahir bintang-bintang sepak bola yang akan mengharumkan nama daerah bahkan Negara.

Namun, mimpi besar itu tidak akan pernah tumbuh sendirian. Ia butuh tangan-tangan yang peduli, langkah nyata dari mereka yang punya kuasa untuk membentuk masa depan : Pemerintah daerah dan para stakeholder yang ada di Brebes.

-SEPAK BOLA: Bahasa Rakyat Kecil Yang Tak Pernah Mati

Bagi masyarakat Brebes, sepak bola bukan sekedar olahraga. Ia adalah budaya, ruang pelarian dari kerasnya hidup, dan jalan untuk bermimpi. Di setiap pelosok desa, kita bisa melihat anak-anak bermain bola dengan antusias, meski tanpa sepatu, tanpa bola yang layak, dan di lapangan seadanya.

Semangat mereka membuktikan bahwa minat dan talenta bukan hal yang kurang di Brebes -yang kurang adalah perhatian dan dukungan nyata dari pihak yang seharusnya hadir.

-PEMERINTAH DAERAH: Harapan Yang Menunggu Untuk Diwujudkan

Pemerintah Kabupaten Brebes memiliki posisi strategis untuk mendorong kemajuan sepak bola daerah. Tidak hanya dari sisi kebijakan, tetapi juga melalui anggaran, fasilitas, serta sinergi lintas sektor.

Namun, sering kali olahraga, khususnya sepak bola, masih dipandang sebelah mata. Padahal, investasi pada olahraga adalah investasi pada masa depan : generasi muda yang sehat, disiplin, dan punya tujuan hidup. Kita membutuhkan:

-Infrastruktur yang layak: Lapangan sepak bola yang representatif di setiap kecamatan, pusat pelatihan, dan akses terhadap fasilitas kebugaran.

-Pembinaan usia dini yang serius: Akademi sepak bola lokal, kompetisi antar sekolah dan desa yang rutin, serta kerja sama dengan pelatih-pelatih profesional.

-Pendanaan yang transparan dan berkelanjutan: Dana APBD yang dialokasikan secara adil untuk pengembangan olahraga, bukan hanya seremoni atau proyek simbolis.

-Regulasi yang mendukung: Perda yang memberi ruang dan insentif untuk pengembangan talenta lokal dan tim-tim amatir.

-STAKEHOLDER LOKAL: Bukan Penonton, Tapi Pemain Utama

Stakeholder di Kabupaten Brebes -termasuk sekolah, komunitas sepak bola, perusahaan lokal, dan media- memiliki tanggung jawab moral untuk terlibat.

Dunia usaha bisa menjadi sponsor tetap kegiatan olahraga, media lokal dapat mengangkat kisah inspiratif atlet muda, dan komunitas bisa menjadi jembatan antara bakat dan peluang. Sinergi yang kuat antar pihak inilah yang bisa menciptakan ekosistem sepak bola yang hidup dan berkembang.

-MENGAPA KITA HARUS PEDULI?

Karena di balik setiap anak yang menggiring bola di lapangan tanah, ada potensi luar biasa yang menunggu ditemukan. Karena olahraga menyelamatkan generasi dari bahaya narkoba, pergaulan bebas, dan keputusasaan.

Karena sepak bola bisa menjadi sumber kebanggaan dan identitas daerah. Dan karena Brebes layak dikenal bukan hanya dari telur asin atau bawangnya, tapi juga dari anak-anak mudanya yang gagah berani di lapangan hijau.

-AKHIR KATA: Ini Tanggung Jawab Kita Bersama

Sudah saatnya pemerintah daerah Brebes membuka mata dan hati lebih lebar. Jangan biarkan bakat-bakat hebat itu hilang ditelan waktu hanya karena kurangnya perhatian. Jangan biarkan stadion kita kosong, dan semangat anak-anak kita padam.

Mari jadikan sepak bola sebagai salah satu prioritas pembangunan manusia di Brebes. Brebes tidak kekurangan talenta. Yang kita butuhkan adalah keberanian untuk peduli.

Kalau pemerintah daerah bisa menyediakan anggaran untuk bangunan, mengapa tidak untuk masa depan anak-anak?

Kalau stakeholder bisa berdonasi untuk event besar, mengapa tidak untuk kompetisi yang membangun semangat?

Karena sepak bola bukan hanya soal menang atau kalah. Jangan tunggu mimpi-mimpi itu mati. Jangan tunggu mereka pergi dan tak kembali. Ini tentang harapan, tentang mimpi yang ingin diwujudkan oleh anak-anak kita. Dan Setiap Mimpi Layak Diperjuangkan.

Tulisan dalam Kolom Opini ini adalah kiriman dari masyarakat. Segala tulisan bukan tanggung jawab Redaksi PanturaNews, tapi tanggung jawab penulisnya.

 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita