PENDIDIKAN ialah suatu faktor penting penentu kemajuan suatu negara. Pendidikan yang maju pada suatu negara akan memberikan pengaruh terhadap kemajuan negara tersebut. Langkah tepat yang harus diambil adalah dengan menyelaraskan pendidikan dengan perkembangan zaman yang berlaku. Perkembangan yang ada tentunya harus diimbangi dengan penguasaan keterampilan yang harus dibekalkan pada siswa (Parhan, 2018).
Merdeka Belajar adalah slogan dari kebijakan yang telah diusung oleh Nadiem Makarim sejak menjabat sebagai Mendikbudristek. Merdeka Belajar bermakna kemerdekaan belajar, yakni memberikan kesempatan belajar sebebas bebasnya dan senyaman-nyamannya kepada anak didik untuk belajar dengan tenang, santai, dan gembira, tanpa stres dan tekanan.
Konsep Merdeka Belajar sangatlah berbeda dengan kurikulum yang pernah ada dan digunakan oleh pendidikan formal di Indonesia. Konsep pendidikan baru ini sangat memperhitungkan kemampuan dan keunikan kognitif individu para siswa. Merdeka Belajar berarti guru dan murid-nya memiliki kebebasan untuk berinovasi, kebebasan untuk belajar dengan mandiri dan kreatif.
Merdeka Belajar bisa dijadikan solusi, sebab kebijakan dirancang berdasarkan keinginan dan memprioritaskan kebutuhan siswa. Sebagai cara mengimplementasikan hal ini. Nadiem meminta guru di sekolah untuk merancang metode pembelajaran berbasis proyek untuk memacu kreativitas siswa. Oleh karenanya kurikulum pendidikan dasar harus dimerdekakan baik secara konten maupun sumber belajarnya, namun tetap mengacu pada tujuan nasional pendidikan (Nadiroh, 2020).
Mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada siswa berarti menempatkan siswa sebagai pusat proses belajar, bukan guru. Ini berarti siswa lebih aktif terlibat dalam proses pembelajaran, mulai dari memilih topik hingga menyelesaikan tugas. Guru berperan sebagai fasilitator dan pemandu, membantu siswa dalam proses eksplorasi dan pemecahan masalah. Contoh kegiatan yang menunjang pembelajaran berpusat pada siswa seperti pemberian tugas proyek, diskusi kelompok, dan simulasi.
Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar (SD) membawa perubahan signifikan dalam pendekatan pembelajaran. Kurikulum ini memberikan keleluasaan kepada guru untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan dan karakteristik siswa, serta menekankan pada pengembangan karakter melalui Profil Pelajar Pancasila.
Implementasi Kurikulum Merdeka di SD memerlukan pemahaman yang mendalam dari guru mengenai prinsip-prinsip kurikulum ini serta kreativitas dalam merancang kegiatan pembelajaran yang relevan dan bermakna bagi siswa. Fleksibilitas yang ditawarkan kurikulum ini memungkinkan guru untuk terus berinovasi dan menyesuaikan pendekatan mereka demi mencapai hasil belajar yang optimal.
Salah satu model pembelajaran yang cocok untuk diterapkan adalah model pembelajaran proyek. Model pembelajaran proyek merupakan salah satu cara mengajar dengan memberikan kesempatan pada anak untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari baik secara individu maupun secara berkelompok.
Moeslichatoen mengemukakan bahwa metode pembelajaran proyek merupakan salah satu cara pemberian pengalaman belajar dengan menghadapkan anak dengan persoalan sehari-hari yang harus dipecahkan secara berkelompok (Moeslichatoen, 2004: 139), serta belajar kelompok kolaboratif.
Proyek memfokuskan pada pengembangan produk atau unjuk kerja (performance), yang secara umum pebelajar melakukan kegiatan mengorganisasi kegiatan belajar kelompok mereka, melakukan pengkajian atau penelitian, memecahkan masalah, dan mensintesis informasi.
Contoh kegiatannya seperti “Masalah Sampah”. Dimana siswa diajak untuk mengamati sampah di sekitar sekolah atau lingkungan rumah. Siswa kemudian diberi pertanyaan, seperti: "Mengapa banyak sampah di sekitar kita?", "Bagaimana cara mengatasi masalah sampah ini?", dan "Apa saja solusi yang bisa kita lakukan?"
Siswa dibagi ke dalam kelompok dan melakukan riset tentang jenis sampah, dampak sampah, dan solusi yang mungkin. Siswa merancang dan melaksanakan kegiatan nyata untuk mengurangi sampah, seperti membuat kompos dari sampah organik, melakukan bersih-bersih lingkungan, atau membuat kampanye tentang pentingnya membuang sampah pada tempatnya.
Metode pembelajaran yang ditetapkan yaitu pembelajaran berbasis diskusi dimana peserta didik berdiskusi aktif untuk membangun pemahaman dan keterampilan komunikasi. Metode diskusi merupakan suatu metode pengajaran yang mana guru memberi suatu persoalan atau masalah kepada murid, dan para murid diberi kesempatan secara bersama- sama untuk memecahkan masalah itu dengan teman-temannya. Dalam diskusi murid dapat mengemukakan pendapat, menyangkal pendapat orang lain, mengajukan usul-usul, dan mengajukan saran-saran dalam rangka pemecahan masalah yang ditinjau dari berbagai segi.
Metode diskusi juga dapat dijadikan sebagai dasar berpikir kritis siswa dalam memecahkan masalah yang muncul, khususnya terkait dengan materi/bahan yang diajarkan. Metode diskusi juga dimaksudkan untuk merangsang siswa dalam belajar dan berpikir secara kritis dan mengeluarkan pendapatnya secara rasional dan objektif dalam pemecahan suatu masalah sehingga dengan metode ini diharapkan proses pembelajaran akan lebih mengarah pada pembentukan kemandirian siswa dalam berpikir dan bertindak.
Dalam kehidupan sehari- hari manusia sering kali dihadapkan pada persoalan-persoalan yang tidak dapat dipecahkanhanya dengan satu jawaban atau satu cara saja, tetapi perlu menggunakan banyak pengetahuan dan macam-macam cara pemecahan dan mencari jalan yang terbaik (Syafruddin, 2017)
Merdeka Belajar bermakna kemerdekaan belajar, yakni memberikan guru dan murid kebebasan untuk berinovasi, kebebasan untuk belajar dengan mandiri dan kreatif serta kesempatan belajar sebebas-bebasnya dan senyaman-nyamannya kepada anak didik untuk belajar dengan tenang, santai, dan gembira, dengan memperhatikan bakat alami yang mereka punyai, tanpa memaksa mereka mempelajari atau menguasai suatu bidang pengetahuan di luar hobi dan kemampuan mereka, sehingga mereka mempunyai portofolio yang sesuai dengan kegemarannya.
Ada tiga hal kunci yang melandasi strategi implementasi Kurikulum Merdeka, yaitu Kurikulum merdeka adalah pilihan, implementasi kurikulum adalah proses belajar, dan dukungan implementasi kurikulum dilakukan secara komprehensi.