Jumat, 08/11/2024, 13:32:53
Kurikulum Merdeka: Kebebasan Belajar atau Beban Tambahan?
OLEH: UTI KHUSNA INAYAH
.

KURIKULUM Merdeka, sebuah pemikiran besar dalam dunia pendidikan Indonesia, hadir dengan janji pembelajaran yang lebih efektif dan berpusat pada siswa. Namun, di balik janji tersebut, muncul pertanyaan mendasar: Apakah Kurikulum Merdeka benar-benar memberikan kebebasan belajar bagi siswa, atau justru menjadi beban tambahan bagi guru dan siswa?

Kebebasan dalam Belajar Sebuah Impian Kurikulum Merdeka menawarkan beberapa keunggulan yang menjanjikan diantaranya Fokus pada Materi Esensial Dengan mengurangi beban materi yang terlalu padat, siswa memiliki lebih banyak waktu untuk mendalami konsep yang penting.

Kurikulum ini mendorong pengembangan karakter siswa melalui proyek-proyek yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Metode pembelajaran yang lebih bervariasi diharapkan dapat membuat proses belajar menjadi lebih menyenangkan. Sekolah memiliki kebebasan untuk menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan dan karakteristik siswa.

Dibalik keunggulan yang menjanjikan kurikulum merdeka memiliki beberapa kekurangan dan juga menghadirkan beberapa tantangan-tantangan seperti Guru dituntut untuk merancang pembelajaran yang inovatif dan memenuhi berbagai kebutuhan siswa. Hal ini dapat meningkatkan beban kerja mereka.

Kurangnya Sumber Daya: Tidak semua sekolah memiliki sumber daya yang cukup untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka, seperti sarana prasarana yang memadai dan pelatihan guru yang intensif.

Perbedaan Persepsi: Tidak semua guru dan sekolah memiliki pemahaman yang sama tentang Kurikulum Merdeka, sehingga implementasinya menjadi tidak konsisten. Tekanan untuk Mencapai Target: Meskipun Kurikulum Merdeka menekankan pada proses, namun tetap ada tekanan untuk mencapai target-target tertentu, seperti nilai ujian.

Menyeimbangkan Kebebasan dan Tanggung Jawab: Untuk menjawab pertanyaan di atas, perlu ada keseimbangan antara kebebasan belajar dan tanggung jawab. Kurikulum Merdeka harus memberikan ruang bagi siswa untuk mengembangkan potensi mereka, namun juga harus memastikan bahwa mereka mencapai kompetensi yang diharapkan.

Namun tantangan-tantangan yang ada dapat diatasi dengan beberapa langkah dan solusi diantaranya seperti Dukungan yang Cukup: Pemerintah dan sekolah harus memberikan dukungan yang memadai kepada guru dalam bentuk pelatihan, sarana prasarana, dan kebijakan yang mendukung.

Fokus pada Proses: Kurikulum Merdeka harus lebih menekankan pada proses pembelajaran daripada hasil akhir. Kolaborasi Guru, siswa, orang tua, dan komunitas harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Evaluasi yang Berkala: Implementasi Kurikulum Merdeka perlu dievaluasi secara berkala untuk melihat sejauh mana tujuannya tercapai dan untuk melakukan perbaikan jika diperlukan.

Kurikulum Merdeka memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Namun, keberhasilannya sangat bergantung pada bagaimana kita mengimplementasikannya. Dengan dukungan dan komitmen dari semua pihak, Kurikulum Merdeka dapat menjadi tonggak sejarah dalam reformasi pendidikan di Indonesia.

Tulisan dalam Kolom Opini ini adalah kiriman dari masyarakat. Segala tulisan bukan tanggung jawab Redaksi PanturaNews, tapi tanggung jawab penulisnya.

 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita