PADA masa pandemi Covid-19 mengubah secara drastis cara dunia bekerja, termasuk dalam melakukan adaptasi secara masif untuk mempertahankan kualitas hidup. Keterbatasan ruang gerak yang sengaja diciptakan menjadi hambatan sekaligus sumber keterpurukan.
Namun disisi lain, pembatasan mobilitas menjadi harapan baru bagi perekonomian Indonesia, terutama pada sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Peran UMKM sangat besar untuk pertumbuhan dengan jumlahnya mencapai 99% dari keseluruhan unit usaha. Sehingga pemerintah menargetkan 30 juta UMKM masuk (onboarding) dalam ekosistem digital pada tahun 2024.
Pemerintah menyadari akan potensi dari UMKM dan mengambil kebijakan melalui sejumlah program dukungan UMKM, diantaranya bantuan insentif dan pembiayaan melalui program PEN, Kredit Usaha Rakyat, Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, dan lainnya.
Dengan pertumbuhan tanpa henti dan didukung kebijakan - kebijakan dari pemerintah, masih tetap ada sejumlah hambatan serta tantangan yang dihadapi UMKM. Hambatan dan tantangan tak hanya terletak pada persaingan, tetapi juga pada mencari strategi yang efektif.
Strategi pengembangan usaha adalah kunci utama bagi bisnis UMKM untuk bertahan dan berkembang di tengah persaingan pasar yang ketat. Namun, UMKM belum mengidentifikasi jenis strategi, baik itu fokus terhadap biaya dan operasional (cost leadership) atau fokus terhadap keunikan (diferensiasi).
Oleh karena itu, UMKM perlu menentukan strategi yang efektif dengan menerapkan analisis SWOT untuk mengetahui faktor internal dan eksternal dari usahanya. SWOT analisis yang merupakan salah satu strategi untuk mengetahui kelemahan serta kekurangan pada UMKM di Indonesia dapat digunakan secara kreatif dan tidak konvensional dengan menggabungkan inovasi UMKM dan kekuatan tradisi kuliner.
Metode SWOT dapat membantu UMKM Indonesia menemukan keunikan dan potensi tersembunyi yang mungkin tidak terlihat jelas pada analisis selain SWOT. Hal ini menjadi salah satu manfaat terbesar dari SWOT yang mana dapat menganalisis potensi tersembunyi serta kelemahan yang ada menjadi peluang meningkatkan potensi UMKM serta memperluas pasarnya.
Penerapan SWOT pada UMKM kuliner dapat menggunakan tren lokal atau budaya setempat untuk menarik pelanggan dengan menyajikan serta memberikan kepada pelanggan mengenai budaya dan kuliner yang otentik.
Selain itu, UMKM juga dapat berpartisipasi dalam festival kuliner untuk memperkenalkan UMKM nya ke khalayak yang lebih luas. Memahami strategi ini sekaligus menciptakan langkah preventif untuk mengatasi ancaman bisnis agar dapat bersaing di antara persaingan yang ketat.
UMKM Kuliner perlu melakukan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) untuk terus bersaing dan berkembang. Matriks TOWS, pengembangan dari SWOT dapat membantu merumuskan strategi komprehensif dengan mempertimbangkan faktor internal dan eksternal.
TOWS mencakup ancaman (threats), peluang (opportunities), kelemahan (weaknesses), dan kekuatan (strengths). Berbeda dari SWOT, TOWS fokus pada faktor eksternal terlebih dahulu.
Dalam persaingan ketat, matriks TOWS sangat penting untuk mengidentifikasi ancaman dan peluang, serta menyusun rencana, strategi, dan tindakan yang efektif. Tentunya sebelum membuat matriks TOWS, UMKM telah melakukan analisis faktor internal pada organisasinya yaitu strength dan weakness.
Selain itu, melakukan analisis faktor eksternal juga berupa opportunity dan threats.
Dengan menerapkan SWOT-TOWS hal ini dapat membantu UMKM untuk mewujudkan tujuannya, menemukan strategi yang tepat dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada serta mengatasi kelemahan dan ancaman yang dihadapi.
Perguruan tinggi memiliki potensi besar untuk membantu mendorong mahasiswa dalam membantu UMKM menerapkan strategi SWOT. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan ialah, menyediakan pendidikan formal dan pelatihan yang mencakup konsep dasar SWOT, serta teknik analisis SWOT baik melalui mata kuliah, seminar, ataupun workshop.
Mahasiswa dapat melakukan penelitian yang mendalam tentang UMKM tertentu untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kinerja mereka.
Perguruan tinggi dapat memfasilitasi proyek-proyek riset terapan di mana mahasiswa bekerja sama dengan UMKM untuk mengevaluasi strategi bisnis mereka.
Hasil riset ini dapat membantu UMKM dalam memahami kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang mereka hadapi, serta memberikan panduan untuk mengembangkan strategi yang lebih efektif.