Kamis, 30/11/2023, 18:49:47
Petani Bawang Merah Brebes, Punya Ciri Khas yang Tak dimiliki Daerah Laina
Oleh: M. Damar Kaelul Khoir
--None--

BREBES merupakan salah satu penghasil bawang merah terbesar di Indonesia. Adapun data komoditas Bawang Merah Kabupaten Brebes pada tahun 2022 luas panen 32.571 Ha, produksi 384.448 ton dengan produktivitas 11,8 ton/Ha.

Untuk lahan sawah di Kabupaten Brebes seluas 62.524 Ha, didominasi oleh lahan sawah beririgasi teknis dan setengah teknis.

Permasalahan utama dalam budidaya bawang merah adalah serangan hama ulat bawang (Spodoptera exigua). Serangan hama tersebut dapat menimbulkan kerusakan yang cukup merugikan, bahkan mencapai 100% bila tidak dilakukan upaya pengendalian. Serangan hama tersebut dapat menimbulkan kerusakan yang cukup merugikan, bahkan mencapai 100% bila tidak di lakukan upaya pengendalian.

Cara mengendalikan hama ulat bawang adalah melakukan pergiliran tanaman, penanaman serentak, pemasangan perangkap menggunakan lampu yang di bawahnya terdapat baskom berisikan air, dan aplikasi insektisida.

Dalam mengendalikan hama ulat bawang, petani biasanya menggunakan insektisida secara intensif dan dengan menggunakan dosis tinggi sehingga tidak efisien dan berpotensi mencemari lingkungan. Sehingga perlu di kendalikan dengan menggunakan perangkap lampu (light trap) di gunakan untuk mengendalikan serangga yang aktif di malam hari.

Bawang merah Brebes terbilang unik, memiliki ciri khas tersendiri yang tidak dimiliki oleh bawang merah dari daerah lainnya. Salah satu keunikannya yakni, adanya angin kumbang yang berhembus dari selatan ke utara yang melintasi areal cocok tanam bawang merah tersebut.

Sesuai untuk di tanam di dataran tinggi. Ciri-cirinya: daun berwarna hijau silindris berlubang, umbi berwarna merah muda dengan bentuk umbi lonjong, dan bercincin kecil pada leher cakramnya.

Bawang merah dapat tumbuh dengan sangat baik di dataran rendah ataupun dataran tinggi (0-900 Mdpl) dengan curah hujan sekitar 300-2.500Mm/TH dan suhunya 25 Derajat Celcius. Sebaliknya saat musim kemarau petani tidak bisa menanam bawang merah di lahan yang kering, karena bawang sangat membutuhkan air untuk tumbuh kembang. Oleh karena itu, sistem pengendalian air dengan pembuatan parit (cemplongan) sangat penting bagi pertumbuhan bawang merah.

Kebutuhan air ini digunakan tanaman dalam proses fotosintesis dan menyerap unsur hara dalam tanah. Penyiraman pada bawang merah dilakukan dengan cara penggenangan pada saluran air bedengan dan disiram menggunakan alat penyiram secara manual atau menggunakan tenaga manusia. Penyiraman pada budidaya bawang merah hendaknya di lakukan sehari dua kali setiap pagi dan sore, setidaknya hingga tanaman berumur 10 hari.

Pembersihan gulma. Gulma atau rumput liar yang tumbuh disekitar tanaman bawang merah, dapat mengganggu pertumbuhan. Hal ini dikarenakan terjadi kompetisi pengambilan air dan unsur hara dalam tanah, antara bawang merah dan rumput liar. Oleh sebab itu gulma harus dibersihkan.

Cara mengatasi penyakit bawang merah ini, sebagai berikut: -Melakukan pergiliran tanaman. -Menggunakan bibit bawang merah yang bebas penyakit. -Rutin membersihkan lahan dan memusnahkan tanaman yang sakit. -Lakukan penyiraman pada pagi hari untuk menghilangkan embun upas.

Budidaya bawang merah bisa sangat menguntungkan jika ditekuni. Sebab tanaman ini merupakan bahan pokok masyarakat Indonesia yang memiliki nilai jual tinggi. Selain itu masyarakat juga membutuhkan bawang merah setiap hari. Sehingga permintaan pasar pun selalu ada setiap harinya.

Ditambah lagi dengan daya tahan bawang merah yang cukup lama. Jika belum terjual satu dua hari, harga jualnya tidak akan ikut turun. Bahkan, bawang merah ini bisa bertahan sekitar 2 bulan sejak masa panen  dilakukan. Tak ada teknik khusus pula untuk membuat bawang ini tetap bagus dikonsumsi. Hanya dengan pengeringan yang cukup, bawang bisa bertahan lama.

(M Damar Kaelul Khoir adalah Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Prodi Agribisnis Universitas Peradaban, Bumiayu, Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Email: dkaelul@gmail.com)

Tulisan dalam Kolom Opini ini adalah kiriman dari masyarakat. Segala tulisan bukan tanggung jawab Redaksi PanturaNews, tapi tanggung jawab penulisnya.

 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita