KONFLIK Israel-Palestina yang kembali memanas di tahun 2023 telah memicu seruan pemboikotan produk-produk Israel di berbagai negara, termasuk Indonesia. Seruan tersebut didorong oleh keprihatinan masyarakan atas pelanggaran hak asasi menusia yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina.
Seruan pemboikotan produk Israel di Indonesia mendapat dukungan dari berbagai kalangan, termasuk organisasi keaagamaan, organisasi masyarakat sipil, dan tokoh politik. MUI bahkan mengeluarkan fatwa Nomor 83 tahun 2023 tentang Hukum Dukungan terhadap Perjuangan Palestina tertanggal Rabu, 8 Nopember 2023 yang mengharamkan umat Islam menggunakan produk-produk Israel. Para aktivis dan pendukung Palestina pun menggaungkan gerakan BDS sebagai bentuk perlawanan terhadap Israel.
BDS sendiri merupakan singkatan dari Boycott, Divestment, dan Sanctions (Boikot, Divestasi dan Sanksi). Sesuai namanya, gerakan yang dimulai sejak 2005 ini tak hanya melakukan pemboikotan terhadap ekonomi dan budaya Israel.
Aksi boikot seperti gerakan BDS bertujuan untuk menekan perekonomian Israel. Perlahan tapi pasti, aksi boikot ini telah memberikan dampak tersendiri terhadap Israel.
Dilansir dari laman BDS Movement, gerakan BDS membuat sejumlah perusahaan dan investor mulai berpaling dari Israel. Pada 2014 misalnya, terjadi penurunan investasi asing langsung ke Israel hingga 46 persen. Beberapa perusahaan luar negeri juga diketahui telah menarik diri dari Israel dan melakukan divestasi.
Gerakan BDS juga memberikan dampak besar terhadap perusahaan-perusahaan Israel. Salah satunya adalah Carmel Agrexo yang merupakan perusahan ekspor pertanian terbesar di Israel. Perusahaan tersebut sampai mengalami likuidasi akibat aksi boikot besar-besaran di sejumlah wilayah.
Akibatnya, petani Israel kesulitan mengekspor barang sehingga hal ini juga akan berdampak buruk pada perekonomian Israel. Sementara itu, masyarakat dunia, termasuk di Indonesia, juga terus melakukan boikot terhadap produk-produk pro Israel. Sebut saja Starbucks, McDonald's, KFC, Pepsi, Netflix, Unilever, Danone, Nestle, hingga Walt Disney.
Gerakan boikot ini pun menyebabkan saham dari merek-merek ternama tersebut mengalami penurunan yang cukup signifikan. PepsiCo misalnya, sahamnya diketahui berada di level terendah sejak November 2021 lalu, sementara saham Walt Disney mengalami penurunan hingga 0,59 persen. Hal yang sama juga terjadi pada produk-produk lain yang ramai diboikot oleh massa.
Boikot produk dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian negara yang diboikot. Seperti dampak ekonomi dari pemboikotan produk Israel dapat berupa penurunan penjualan, kerugian finansial, dan hilangnya lapangan kerja. Selain itu, pemboikotan produk Israel juga dapat berdampak pada citra negara Israel di mata internasional.
Selain dampak ekonomi, pemboikotan produk Israel juga dapat berdampak pada politik. Boikot produk Israel dapat meningkatkan tekanan internasional terhadap pemerintah Israel agar menghentikan pelanggaran hak asasi manusia terhadap rakyat Palestina.
Dengan adanya gerakan boikot dan penurunan saham, perusahaan-perusahaan tersebut diharapkan bisa mempertimbangkan kembali posisinya yang mendukung Israel. Semakin sedikit dukungan terhadap Israel, maka semakin mudah untuk menekan Israel dan menghentikan konflik di Palestina.