Ilustrasi
SELAIN sebagai sumber pendapatan daerah, lapangan pekerjaan, sektor wisata juga memiliki peran unik yaitu sebagai salah satu cara untuk mengembangkan suatu daerah yang tertinggal dan miskin menuju kemajuan ekonomi serta peningkatan SDM. Karena dengan adanya daerah pariwisata suatu daerah menjadi lebih terbuka baik akses transportasi maupun informasi.
Adanya pengenalan dan penyadaran kepada masyarakat tentang lokasi wisata disuatu daerah merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mempromosikan suatu kawasan wisata. Bisa dengan cara mengajak beberapa lembaga pendidikan melakukan kegiatan edutraveling, festival melukis bertema kawasan wisata lokal, parade fotografi, atau dengan ide-ide maupun gagasan-gagasan kreatif dan inovatif lainnya.
Sebenarnya kesemua itu hanya memerlukan komunikasi antara dinas terkait dengan berbagai elemen baik itu internal pemerintahan daerah, komunitas-komunitas kreatif, komunitas UMKM ataupun komunitas yang selama ini tersebar di Brebes namun belum pernah disentuh oleh pemangku kebijakan yang sebenarnya dapat turut andil dalam kemajuan suatu daerah. Contoh saja daerah Jogjakarta, Bandung atau Bali yang ternyata ada peran komunitas-komunitas kreatif dalam pembangunan daerahnya.
Bicara kawasan wisata tidak hanya wisata yang konvensional saja, seperti wisata alam, budaya, religi, saat ini perkembangan teknologi yang pesat dan serba terbuka informasi mendorong berbagai kebutuhan wisata masyarakat pun semakin komplek. Wisata kuliner misalkan, atau wisata seni maupun wisata yang memiliki tema modern.
Kawasan Alun-alun Brebes bila dibandingkan dengan alun-alun Kota Tegal, secara obyektif dapat dikatakan lebih maju, baik dari segi pengunjung, kerapihan penataan juga yang berdampak dengan kemajuan kota nya. Bahkan tidak sedikit warga Brebes yang menghabiskan 'waktu senja' di lokasi alun-alun Kota Tegal.
Entah itu peran atau kewenangan Instansi apa dan bagaimana pola hubungan kerja nya antar instansi dalam mengelola suatu kawasan di daerah, yang pasti bila ada proses yang cukup harmonis dan keterkaitan kesehatan kinerja maka masyarakatpun akan merasakan dampaknya.
Menjadi suatu pertanyaan penting, dan mungkin hampir setiap warga di Brebes bertanya-tanya kenapa dari tahun-ke tahun dari periode ke periode, Brebes selalu 'Ajeg' beda dengan kota A, B atau C.
Apresiasi patut pula diberikan saat ada inisiatif PJ Bupati Brebes Urip Sihabudin melayangkan permohonan kepada Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly beberapa bulan lalu tentang hibah tanah Lapas Brebes untuk Pemerintah Kabupaten Brebes, yang nantinya luasan tanah tersebut diperuntukan guna kegiatan ekonomi pedagang kaki lima maupun lainnya. Yang terpenting penataannya harus memperhatikan aspek kelestarian lingkungan, estetika serta proyeksi kemajuan brebes.
Adanya fasilitas milik pemerintah daerah seperti gedung-gedung pertemuan atau gedung serbaguna, sebenarnya merupakan modal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat mendongkrak kemajuan daerah, misalkan pameran seni lukis, seni rupa, pameran batik, atau kegiatan-kegiatan lain yang itu datang dari inisiatif pemuda-pemudi di Kabupaten Brebes.
Bila tidak, seharusnya ada peran aktif dan inisiatif merangkul dari instansi pemerintahan daerah yang memang menaungi kegiatan kepemudaan agar mau berkolaborasi dalam merencanakan suatu kegiatan. Jika melihat pada Peraturan Bupati Brebes No. 58 Tahun 2022 Tentang Rencana Aksi Daerah Pembangunan Kepemudaaan Tahun 2022-2026, telah disebutkan pada lampiran peraturan diatas tentang:
“Pemberdayaan pemuda diarahkan untuk membangkitkan potensi dan peran aktif pemuda yang difasilitasi Pemerintah Daerah bersama-sama Pemerintah Pusat, masyarakat dan organisasi kepemudaan.” pernyataan itu sesuai dengan UU No. 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan.
Kembali lagi pada bagaimana kawasan pariwisata dapat berkembang juga tidak bisa dipisahkan dari kreatifitas masyakatanya terutama pemuda-pemudinya turut berperan serta. Sebagaimana pernah pula Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Brebes mengadakan kegiatan Festival Ekraf yang digelar di Pendopo Cadika, Waduk Malahayu Banjarharjo beberapa waktu lalu.
Gelaran upaya tersebut seharusnya dapat menjadi stimulus atau berkelanjutan disetiap kawasan pariwisata, agar penyadaran-penyadaran potensi wisata yang ada di Brebes dapat masif diterima oleh masyarakatnya.
Dinas-dinas yang terkait harus lebih inovatif dan peka pada peluang serta peka pada perkembangan sosial pemuda-pemudi daerah sehingga kedepan kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan bertambah efektif dalam memajukan kawasan wisata di daerah Brebes dan menjadi viral.