HAKIKAT pendidikan matematika adalah suatu proses pembelajaran dalam membantu siswa untuk memahami konsep-konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan matematika memfokuskan pada pengembangan kemampuan siswa dalam berpikir logis, menyelesaikan masalah, dan memecahkan masalah secara kreatif dan kritis.
Menurut para ahli pendidikan, hakikat pendidikan matematika tidak hanya memfokuskan pada pembelajaran tentang konsep-konsep matematika saja, namun juga memfokuskan pada pengembangan keterampilan dan sikap siswa dalam mengaplikasikan konsep-konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan matematika juga memfokuskan pada pengembangan kepercayaan diri dan rasa ingin tahu siswa terhadap matematika dan ilmu pengetahuan lainnya. Secara umum, hakikat pendidikan matematika adalah membantu siswa memahami dan mengaplikasikan konsep-konsep matematika, memfokuskan pada pengembangan keterampilan dan sikap positif terhadap matematika, serta membantu siswa memahami pentingnya matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah. Baik SD/MI, SMP/MTS, SMA/SMK/MA. Seorang guru yang akan mengajarkan matematika kepada siswanya, hendaklah mengetahui dan memahami objek terlebih dahulu materi yang akan diajarkannya, yaitu matematika. Matematika yang diajarkan di jenjang sekolah SD/MI, SMP/MTS, SMA/SMK/MA yaitu disebut Matematika Sekolah.
Bisa dikatakan bahwa Matematika Sekolah adalah unsur-unsur dari Matematika yang dipilih berdasarkan atau berorientasi pada kepentingan pendidikan dan perkembangan IPTEK. Matematika manakah yang dipilih? Matematika yang dipilih adalah matematika yang dapat menata nalar, membentuk kepribadian, menanamkan nilai-nilai, memecahkan masalah, dan melakukan tugas tertentu.
Matematika adalah ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir (bernalar). Matematika lebih menekankan kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan menekankan dari hasil eksperimen atau hasil observasi matematika terbentuk karena pikiran-pikiran manusia, yang berhubungan dengan idea, proses, dan penalaran (Russeffendi ET, 1980 :148).
Matematika terbentuk dari pengalaman manusia secara empiris. Kemudian dari pengalaman tersebut diproses secara rasio dan analisis dengan penalaran di dalam struktur kognitif sehingga sampai terbentuk konsep-konsep matematika supaya konsep-konsep matematika yang terbentuk itu mudah dipahami oleh orang lain dan dapat dimanipulasi secara tepat, maka digunakan bahasa matematika atua notasi matematika yang bernilai global (universal).
Konsep matematika didapat karena proses berpikir, karena itu logika adalah dasar terbentuknya matematika. Pada awal ditemukannya matematika ada beberapa cabang yaitu Aritmatika atau Berhitung, Aljabar, Geometri, Kalkulus, Statistika, Topologi, Aljabar Abstrak, Aljabar Linear, Himpunan, Geometri Linier, dan juga analisis vektor.
Matematika sekolah berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berhitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari diantaranya melalui materi pengukuran dan geometri, aljabar dan trigonometri. Matematika juga berfungsi untuk mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa melalui model matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik, atau tabel.
Matematika yang diajarkan di jenjang sekolah yaitu SD/MI, SMP/MTS,SMA/SMK/MA disebut Matematika Sekolah. Sering juga dikatakan bahwa Matematika Sekolah adalah unsur-unsur atau bagian-bagian dari Matematika yang dipilih berdasarkan pada kepentingan pendidikan dan perkembangan IPTEK. Matematika manakah yang dipilih?
Matematika yang dipilih adalah matematika yang dapat menata nalar, membentuk kepribadian, menanamkan nilai-nilai, memecahkan masalah, dan melakukan tugas tertentu. Bagaimana dengan pembelajarannya? Matematika siap pakai atau matematika sebagai aktivitas manusia?
Hal tersebut menunjukkan bahwa Matematika Sekolah tidak sepenuhnya sama dengan Matematika sebagai ilmu. Dikatakan tidak sepenuhnya sama karena memiliki perbedaan dalam hal: (1) penyajian, (2) pola pikir, (3) keterbatasan semesta, dan (4) tingkat keabstrakan.
Kecakapan dan kemahiran matematika yang diharapkan di atas dapat tercapai dalam mempelajari matematika dengan indikator sebagai berikut: menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, simbol/diagram, menjelaskan langkah atau memberi alasan hasil penyelesaian soal, menerapkan konsep secara algoritma, memeriksa kesahihan suatu argument.
Menentukan syarat perlu suatu pernyataan matematika, mengajukan dugaan yang akan muncul jika proses matematika dilakukan, menemukan pola dari suatu gejala matematika, menentukan akibat atau menarik kesimpulan setelah bukti diperoleh, melakukan manipulasi matematika, mengubah formula atau rumus ke bentuk lain yang nilainya sama, mengaitkan berbagai konsep yang ada dalam memecahkan masalah, mengembangkan strategi dalam memecahkan masalah.
Melakukan kegiatan simulasi dan peragaan untuk media pemecahan masalah sehari-hari, menentukan persyaratan yang diperlukan dalam memecahkan masalah, memeriksa kesesuaian hasil penyelesaian yang diharapkan.
Memilih strategi yang cocok untuk menyelesaikan masalah menafsirkan jawaban yang diperoleh, menunjukkan rasa ingin tahu dan perhatian atau minat dalam belajar matematika, dan menunjukkan sikap gigih dan percaya diri dalam menyelesaikan masalah.