Minggu, 24/07/2022, 05:52:18
Pentingnya Menggunakan Energi Terbarukan untuk Menjalankan Pembangkit Listrik
Oleh: M Bufon Ramadhani
--None--

LISTRIK yang ditemukan oleh Michael Faraday pada tahun 1821, kini menjadi energi yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia zaman sekarang. Dan tentu kita setuju akan hal ini. Terbukti pada saat terjadi pemadaman listrik, semuanya akan terasa berbeda dan tak jarang kita mengeluh tiada henti. Tentunya Michael Faraday, sebagai Bapak Listrik Dunia, menemukan listrik bukan tanpa tujuan. Pasalnya, ada beberapa manfaat listrik dalam kehidupan sehari-hari seperti mempermudah aktivitas manusia, perkembangan ekonomi, dan lain sebagainya.

Sejak adanya listrik perkembangan dan kemajuan sangat pesat dalam berbagai bidang, yang paling menonjol adalah bidang teknologi elektronika. Sejak adanya listrik itulah manusia bermunculan menciptakan alat bantu manusia yang menggunakan listrik untuk memudah pekerjaan manusia. Alat bantu manusia di masa ke masa mengalami perkembangan yang sangat luar biasa dan sangat canggih manfaat listrik bagi kehidupan manusia antara lain sebagai penerangan lampu di rumah untuk menyalakan televisi radio memasak dan masih banyak lagi kegunaan listrik dalam kehidupan kita sehari-hari. Dilansir dari sunenergy.id(2022).

Untuk mendapatkan energi listrik agar bisa di pakai untuk melakukan keseharian manusia dengan melakukan penciptaan energi listrik dengan cara menggunakaan pembangkit listrik. Pembangkit listrik adalah sekumpulan peralatan dan mesin yang digunakan untuk membangkitkan energi listrik melalui proses transformasi energi dari berbagai sumber energi. Sebagian besar jenis pembangkit listrik menghasilkan tegangan listrik arus bolak-balik 3-fasa.

Proses transmisi listrik hingga bisa didistribusikan cukup panjang. Mulai dari proses yang terjadi di bagian pembangkit tenaga listrik sampai proses di gardu distribusi di pusat pembangkit tenaga listrik terjadi proses perubahan energi menjadi energi listrik. Bagian utama dari pembangkit listrik ini adalah turbin dan generator.Turbin adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi dari aliran fluida.

Sementara itu, generator merupakan mesin berputar yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Pada pusat pembangkit listrik, sumber energi berupa air, angin, dan lain-lain akan diubah menjadi energi mekanik dengan bantuan turbin. Perputaran turbin tersebut akan menghasilkan energi mekanik yang dikonversi melalui generator menjadi energi listrik.

Setelah berhasil diubah, energi listrik tersebut kemudian dinaikkan tegangannya oleh transformator penaik tegangan hingga 500 kV, baru kemudian disalurkan ke berbagai tempat menggunakan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET). Setelah melintasi berbagai wilayah, energi listrik kemudian masuk ke gardu induk. Di gardu induk, energi listrik diturunkan tegangannya oleh transformator penurun tegangan menjadi tegangan menengah 20 kV. Lalu, energi listrik disalurkan ke gardu-gardu distribusi dan diturunkan kembali tegangannya menjadi tegangan rendah 220 Volt. Besar tegangan itu sudah sesuai dengan kebutuhan rumah tangga sehingga siap didistribusikan ke rumah-rumah penduduk.

Pembangkit listrik memerlukan bahan bakar sebagai sumber energi untuk melakukan proses pembangkitan energi listrik. Ada 2 sumber energi untuk melakukan proses pembangkiitan energi listrik yaitu menggunakan energi yang tidak terbarukan seperti BBM, batubara dan energi terbarukan seperti air,angin,panas surya dan panas bumi. Di Indonesia masih banyak pembangkit menggunakan bahan bakar BBM dan baru bara. Menggunakan energi yang tidak dapat di perbarui ini nantinya menimbulkan masalah bagi kehidupan seperti Menipisnya cadangan sumber daya, dampak pemanasan global, hujan asam, dan dampak-dampak turunan yang lain seperti gelombang pasang, perubahan iklim, kerusakan lingkungan, sampai melonjaknya harga minyak dan lain-lain akan menjadi permasalahan serius dimasa mendatang.

Dilansir dalam IDX channel.com menurut Oktoani Endarwati (2021), di Indonesia sendiri masih memiliki ketergantungan yang tinggi pada produksi listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang bahan bakarnya menggunakan batu bara. Di sisi lain, pembangkit listrik energi baru dan terbarukan (EBT) belum dapat diandalkan untuk menghasilkan listrik.

Senior Manager Corporate Ratings Division Pefindo Martin Pandiangan mengatakan, dari segi kapasitas terpasang di tahun 2019, PLTU mendominasi sekitar hampir 44 persen. Di segmen EBT, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).Kontribusinya sekitar hampir 8 persen diikuti dengan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dengan kontribusi sekitar 3 persen.Namun dari sisi produksi listrik, di mana PLTU menyumbang lebih besar lagi sekitar 61 persen. Di segmen EBT, PLTA hanya menyumbang 5 persen dan PLTP hanya sekitar 2 persen dari produksi listrik dalam negeri.

Upaya Mengurangi Ketergantungan Energi Fosil/tidak terbarukan dengan cara menurunkan pemakaian batu bara sebagai energi pembangkit listrik, perbanyak penggunaan energi terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga air, angin, panas surya dan panas bumi

Perkembangan zaman yang sangat cepat mengakibatkan manusia mencari gagasan untuk mencari pengganti energi yang tidak terbarukan yaitu Dengan cara mengganti energi yang tidak terbarukan diganti dengan energi terbarukan untuk menjalankan pembangkit listrik. Energi terbarukan adalah energi yang tersedia oleh alam dan bisa dimanfaatkan secara terus-menerus. Hal ini senada dengan keterangan International Energy Agency (IEA) melansir laman Quiper (2022), yang juga menyatakan bahwa energi terbarukan adalah energi yang berasal dari proses alam yang diisi ulang terus menerus seperti air, angin, panas surya dan panas bumi.Indonesia ada pembangkit listrik menggunakan energi terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga air (PLTA), Pembangkit listrik tenaga angin, Pembangkit listrik tenaga Surya,dan pembangkit listrik tenaga panas bumi.

Dilansir dari katadata.co.id menurut Siti Nur Aeni(2022). Manfaat menggunakan energi terbarukan misal mengurangi pemanasan global, sumber energi melimpah atau tak terbatas, meningkatkan kesehatan manusia, hemat sumber daya dan uang,menciptakan lapangan pekerjaan.

Dilansir dari Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konseevasi Energi (EBTKE), menurut HUMAS EBTKE (2022), Rencana Pengembangan Pembangkit Listrik di Indonesia Menuju Target Net Zero Emission. Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi, Dadan Kusdiana mengungkapkan “optimalisasi pemanfaatan sumber daya energi baru dan energi terbarukan untuk pembangkit listrik menjadi bagian rencana strategis pengembangan pembangkit listrik net zero emission (NZE).“

Berbicara roadmap secara umum, target EBT sebesar 23% di tahun 2025, tentunya perlu upaya percepatan untuk mencapai angka tersebut. Ada tambahan semangat untuk mencapai net zero emission di 2060 sebagaimana target Presiden. Kami ada beberapa program misalkan yang di luar RUPTL, PLTS Atap kita targetkan tambahannya 3,6 GW di tahun 2025,”

Lebih lanjut Dadan Kustdiana menuturkan masyarakat diharapkan dapat turut berkontribusi secara langsung melalui pemasangan PLTS di atap rumah masing-masing yang pemanfaatannya untuk dipakai sendiri, bukan untuk dijual ke PLN. “Jadi nantinya tidak boleh ada proses jual beli, demikian juga nanti di sisi pemasangannya. Kapasitas maksimum harus sesuai dengan kapasitas terpasangnya. Sekarang Permennya sudah ada dan perencanaan kami ini dilakukan secara bertahap,” ujarnya.

Secara rinci, Dadan menjelaskan rencana pengembangan pembangkit listrik NZE yang mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya energi baru dan energi terbarukan untuk pembangkit listrik, diantaranya tambahan pembangkit setelah 2030 hanya dari EBT. Mulai tahun 2035 didominasi oleh Variable Renewable Energy (VRE) berupa PLTS, pada tahun berikutnya diikuti oleh PLTB dan PLTAL. Lalu, Pengembangan PLTP dimaksimalkan hingga 18 GW melalui pengembangan Advance Geothermal System dan pengembangan sistem panas bumi non-konvensional lainnya.

Pengguna energi terbarukan, sangatlah penting bagi kita menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar, agar terawat dan bisa di nikmati oleh semua orang.

(M. Bufon Ramadhani adalah mahasiswa Universitas Peradaban Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Prodi Teknik Elektro)

Tulisan dalam Kolom Opini ini adalah kiriman dari masyarakat. Segala tulisan bukan tanggung jawab Redaksi PanturaNews, tapi tanggung jawab penulisnya.

 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita