Kamis, 13/01/2022, 22:32:29
Facebook Metaverse: Apakah Sebuah Ancaman Atau Peluang?
Oleh: Gilang Tyas Prayoga
--None--

BEBERAPA waktu yang lalu dunia teknologi digegerkan dengan pernyataan dari Mark Zuckerberg selaku CEO Meta, perusahaan yang menaungi Facebook, Whatsapp, dan Instagram tentang perusahaan induk Meta yang akan mengembangkan sebuah teknologi yang disebut Metaverse.

Meta di gadang-gadang akan menggelontarkan dana sebesar 10 Juta US Dollar, atau setara 140 triliun rupiah untuk projek Metaverse ini. Jika nanti benar-benar terwujud, akan berpotensi mengubah cara kita menjalani hidup, bersosialisasi, berpikir kritis.

Termasuk bagaimanakah mekanisme kerja bagi perusahaan Metaverse membuka kemungkinan tanpa batas untuk mengeruk beragam keuntungan dengan cara-cara yang tidak terbayangkan bagi para pelaku industri kreatif, khususnya bidang digital design dan gaming. Ini adalah tanah harapan yang terbuka lebar untuk kita semua.

Apa sih itu Metaverse? Metaverse yaitu seperangkat ruang virtual yang kita dapat ciptakan dan jelajahi dengan orang lain yang tidak berada di ruang fisik yang sama dengan kita. Sama halnya seperti game fortnite ataupun roblox, kita memainkan sebuah avatar dengan karakter sesuka kita dan kita dapat bertemu dengan orang lain secara virtual.

Namun bedanya kalau game kita hanya memainkan nya dengan melihat layar gadget kita, namun Metaverse dimainkan dengan menggunakan alat yang bernama VR yang membuat kita benar-benar merasa nyata berada di dunia nya virtual tersebut. Dan perbedaan yang lain, yaitu kalau game seperti roblox desainnya sangat sederhana, sedangkan Metaverse menampilkan dunia 3D seperti dunia nyata bahkan bisa lebih baik lagi.

Perumpamaan yang lebih konkritnya lagi, bayangkan seandainya tiba-tiba ditemukan sebuah planet baru yang tidak jauh dari bumi, keindahan yang bisa kita temukan di planet itu hanya bisa dibatasi oleh daya imajinasi kita saja. Semua manusia siapapun mereka bisa tinggal di planet itu.

Maka perusahaan-perusahaan besar seperti Facebook berlomba-lomba untuk menguasai lahan sebanyak-banyaknya di dunia yang baru di temukan itu, dan di atas lahan itu mereka membangun kota impian dimana siapapun bisa menjadi apapun yang dia inginkan bisa melakukan hal-hal yang mereka tidak bisa lakukan di bumi.

Bermitra dengan banyak pengembang mereka membangun berbagai fasilitas umum ada mall, perkantoran, tempat rekreasi, sekolah dan kemudian menjual lapak-lapak tanah seperti rumah, apartemen. Mereka adakan teknologi termutakhir dan konsep dunia yang begitu memukau semuanya dalam rangka memikat sebanyak mungkin orang untuk mau tinggal di kota impian yang mereka ciptakan.

Kurang lebih seperti itu hanya bedanya planet dan kota-kotanya bersifat virtual berada di alam Maya. Walaupun maya pengalaman yang kita alami di dalam dunia virtual itu bersifat Real Time dan permanen sama dengan kehidupan kita saat ini. Semua yang biasa kita lakukan dalam dunia nyata bisa kita lakukan di sana, termasuk berbisnis dan berkarir untuk mencari uang.

Kita bisa membeli tanah, rumah, baju, mobil, ataupun karya seni digital dan mendapatkan sertifikat kepemilikan yang sah atas aset aset digital itu (NFT). Aset itu atau barang itu akan selalu ada dan tetap akan jadi milik kita selama kita tidak menjualnya ke orang lain. Jika barang kita itu banyak yang orang lain berminat barang kita itu bisa jadi tinggi nilainya.

Ide Metaverse ini mendapat beragam tanggapan dari banyak orang. Salah satunya dari Robert McNamee, salah seorang investor awal Facebook dia mengatakan, "Adalah ide yang buruk jika kita semua sehari-hari hanya duduk dan menonton melalui alat itu dan merasakannya sebagai sesuatu yang normal."

Menurutnya, kemungkinan meluasnya fenomena seperti itu harus menjadi perhatian banyak orang sejak sekarang. Manusia pun akan kecenderungan untuk membuat manusia semakin malas bergerak dan bersosialisasi di dunia nyata. Kita sudah melihat bagaimana pola hidup anak muda berubah setelah meluasnya penggunaan media sosial. Apalagi, jika disuguhi dengan teknologi yang jauh lebih seperti Metaverse ini.

Bukan hanya dari segi kesehatan fisik saja peluang kejahatan dunia maya juga semakin terbuka lebar. Hal ini dipicu oleh kemampuan Metaverse yang memungkinkan penggunanya menampilkan citra diri yang sangat lain dengan kenyataan aslinya di dunia nyata. Pencurian data serta manipulasi terhadap seseorang bisa lebih leluasa dilakukan. Dan masih banyak hal lainnya.

Metaverse juga memiliki berbagai potensi manfaat. Sebagai contoh kemungkinan untuk menjelajahi dunia tanpa melibatkan gerak fisik seperti di dunia nyata justru merupakan keunggulan utamanya. Orang-orang yang memiliki keterbatasan fisik, seperti kaum lanjut usia atau difabel, bisa menikmati dunia selayaknya orang-orang pada umumnya. Sedangkan disektor ekonomi yang ada di dalamnya juga bisa menciptakan peluang usaha baru yang belum pernah ada pada era sebelumnya.

Dilihat dari perkembangan teknologi sekarang kemungkinan besar Metaverse akan menjadi teknologi yang umum di masa yang akan datang. Hal yang mustahil diwujudkan di dunia nyata dapat diwujudkan kan di dunia virtual Metaverse. Jika dikelola dengan baik Metaverse akan sangat bermanfaat bagi manusia.

Jadi permasalahannya bukan boleh atau tidaknya teknologi Metaverse jni dikembangkan tetapi tentang bagaimana arahnya penerapan etika bagi pengguna teknologi ini. Meta tidak akan mengembangkan Metaverse sendiri pasti akan ada pengembang-pengembang lainnya. Butuh juga pandangan dari kalangan seperti ahli hukum, pemuka agama, maupun yang lainnya agar bisa berjalan dengan baik. Permasalahan yang menyangkut perkembangan Metaverse harus selalu ditanggapi dan menjadi masukan untuk versi berikutnya.

Misalnya, sejauh mana anonimitas dan kebebasan bisa diwujudkan dalam metaverse? Sekuat apa hukum dapat menyentuh "kejahatan" yang dilakukan seorang avatar terhadap avatar lain di metaverse?

Seperti apa norma-norma masyarakat dan tradisi yang diterapkan dalam metaverse? Seperti halnya teknologi yang lain, jangan sampai manusia diperbudak olehnya. Dengan begitu, metaverse akan memberi manfaat secara luas.

Menurut Mark zuckerberg selaku CEO meta teknologi Metaverse ini bisa dapat terwujud dalam waktu llima atau sepuluh tahun kedepan. Bukan waktu yang lama.

Tulisan dalam Kolom Opini ini adalah kiriman dari masyarakat. Segala tulisan bukan tanggung jawab Redaksi PanturaNews, tapi tanggung jawab penulisnya.

 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita