Lanang Setiawan dan buku kumpulan naskah drama bertajuk 3 Lakon (Foto: Dok)
PanturaNews (Tegal) - Buku kumpulan naskah drama bertajuk "3 Lakon" menjadi buku penting bagi pembelajaran mahasiswa Program Studi Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Pancasakti (UPS) Kota Tegal, dalam bermain drama.
Demikian diungkapkan dosen pengampu mata kuliah Sastra Tegalan di FKIP UPS Tegal, Dr Tri Mulyono. "Buku kumpulan 3 Lakon Drama ini cukup penting, dan membatu dalam salah satu mata kuliah di FKIP," terangnya saat menerima buku tersebut, kemarin.
Lanang Setiawan, penulis buku tersebut mengatakan, buku karyanya ini meliputi naskah drama berjudul Surti Gandrung, Gegar Panawijen, dan Boewen. Tiga naskah tersebut menggunakan bahasa tegalan dan tulis berdasarkan studi perpustakaan, serta investigasi semasa dia menekuni dunia kewartawanan.
"Untuk naskah drama berjudul Surti Gandrung merupakan kisah mistik dan dunia santet yang terjadi di wilayah Brebes pada 30 tahun silam. Sedang naskah Geger Panawijen merupakan manivestasi dari sejarah Ken Angrok yang sarat dengan pembunuhan berantai antara keturunan Tunggul Ametung sang akuwu Tumapel dengan keturunan Ken Angrok.
"Pertumpahan darah ini dipicu oleh kutukan Mpu Gandring yang dibunuh oleh Ken Angrok saat memesan keris tak kunjung jadi. Akibat kemarahannya, Mpu Gandring akhirnya dibunuh," ujar Lanang Setiawan.
Menurutnya, keris yang dipesan Ken Angrok sejatinya untuk digunakan membunuh Tunggul Ametung. Setelah sebelumnya dia membunuh Kebo Hijo.
"Dari pembunuhan terhadap Tunggul Ametung, akhirnya sang pemaisuri Ken Kedes pun direbut dijadikan istri Ken Angrok," katanya.
Ditambahkan, sejak terjadi insiden pembunuhan terhadap Tunggul Ametung, beruntun pembunuhan demi pembunuhan di antara keturutan Ken Angrok dengan keturunan Tunggul Ametung. Termasuk di dalamnya Ken Angrok pun meninggal akibat dibunuh Anusapati, keturunan Tunggul Ametung.
"Di mana-mana persoalan tahta raja selalu menimbulkan kekacauan yang berujung pada pembunuhan terhadap raja. Inilah inti dari lakon Geger Panawijen," pungkas Lanang yang baru secara resmi meluncurkan buku tersebut.