Minggu, 24/02/2019, 07:35:24
Pentingnya Berorganisasi Bagi Mahasiswa
Oleh: Wahyu Syaifullah
--None--

Mahasiswa yang aktif berorganisasi akan belajar untuk menjalankan banyak peran dan itulah dunia pasca-kuliah menuntut kita untuk menjalankan banyak peran. IPK yang tinggi itu hanya mengantarkan sampai meja wawancara namun sukses pasca-wawancara ditentukan oleh pengalaman organisasi dimana kita menjalankan banyak peran dan relasi.

"Jangan jadikan prinsip mahasiswa hanya kuliah dengan IPK tinggi karena jalan hidup tidak hanya memainkan satu peran tapi banyak peran", (Anies Baswedan). (tribunnews.com 2016/09/05).

Gubernur Jakarta tersebut menjelaskan bahwa pentingnya organisasi untuk mahasiswa, karena bicara mahasiswa ada masa sekarang dan masa mendatang, mahasiswa harus memiliki banyak peran seperti yang ada di dunia nyata. Artinya memiliki hard skill dan soft skill yang dibutuhkan zaman, baik dari leadership, pengorganisasian, komunikasi, dan yang substantif adalah bisa memecahkan suatu masalah.

Isu yang tidak kalah menarik adalah terkait banyak pengangguran yang notabenenya lulusan sarjana. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mencatat sekitar 8,8% dari total 7 juta pengangguran di Indonesia adalah sarjana. Kondisi tersebut sangat mengkhawatirkan mengingat persaingan untuk mendapatkan pekerjaan akan semakin ketat dengan datangnya Revolusi Industri 4.0. (Pikiran Rakyat 26/03/2018).

"Perguruan tinggi harus mampu menghasilkan sumberdaya yang mampu bersaing secara global," Moh. Nasir di Kantor Kemenristekdikti, Senayan, Jakarta, Senin 26 Maret 2018. (Pikiran Rakyat 26/03/2018). Pesan dari bapak menteri terhadap mahasiswa tidak main-main, ada beberapa tantangan kedepan selain teknologi dan daya saing global.

Mahasiswa bisa mendapatkan itu semua tidak hanya di ruang kelas bisa didapatkan di dunia organisasi mahasiswa dengan kegiatan-kegiatan positif seperti diskusi rutin, observasi, dan kegiatan positif lainya untuk mengasah keahlian dan kemampuan, bisa menjadi bekal setelah lulus kuliah.
Yang menjadi nilai sebagai mahasiswa diantaranya tentang pemikiran dan gagasanya, bisa dilihat sejarah pada tahun 1968 jumlah mahasiswa hanya 117.964 namun banyak pemikir-pemikir yang lahir kala itu.

Sejarah pernah mencetak pemikir-pemikir yang briliant diantaranya adalah Soe Hok Gie, Akbar Tanjung, Chumaidi Syarif Romas dll, dengan berkembangnya waktu pemikir atau cendekia yang cukup terkenal salah satunya adalah Nur Cholis Majid. Coba kita membaca dari serangkaian kejadian sejarah perjalanan mahassiwa dari era orde lama hingga era reformasi ini.

Di era milenial ini mungkin kita banyak mengalami peningkatan secara kuantitas tercatat pada tahun 2017 jumlah mahasiswa mencapai 6.924.511 namun dengan banyaknya secara kuantitas tidak sebanding dengan munculnya pemikir-pemikir muda yang diharapkan ide dan gagasanya, lantas apa yang menyebabkan mahasiswa sekarang mengalami penurunan peranya dalam mencetak cendekia-cendekia muda.

Ada yang berpendapat bahwa mahasiswa era sekarang ini dikarenakanya menurun minat baca dan enggan mengikuti organisasi. Apakah benar? baik kita lihat seperti tokoh-tokoh nasional sekaligus pemikir yang sekarang aktif di dunia pemerintahan, seperti Ridwan Kamil dia dulu aktivis HMI, Anies Baswedan beliau juga sama aktif di HMI, Imam Nahrawi beliau juga seorang aktivis, dan masih banyak yang lainya.

Poin penting yang didapat saat aktif di organisasi adalah keberanian untuk berfikir dan menyampaikan pendapat, dengan penggemblengan secara terus menerus, meningkatkan budaya membaca, menulis dan berdiskusi untuk membentuk karakter yang di persiapkan untuk menjadi seorang negarawan seperti banyak contoh yang sudah berkiprah di perpolitikan nasional. Yang menjadi catatan adalah organisasi mengajarkan untuk bagaimana mengenal seni untuk memimpin, mengorganisasikan sumber daya, dan menentukan strategi-strategi untuk memecahkan masalah.

*Penulis adalah mahasiswa di Universitas Peradaban Bumiayu (UPB) jurusan Manajemen.

Tulisan dalam Kolom Opini ini adalah kiriman dari masyarakat. Segala tulisan bukan tanggung jawab Redaksi PanturaNews, tapi tanggung jawab penulisnya.

 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita