Anda pasti sering mendengar tentang virus ebola. Apa itu virus ebola? Yaitu virus yang berkembang di negara Afrika yang saat ini sedang hangat diperbincangkan dan belum ada obatnya. Gejalanya biasanya dimulai dua hari hingga tiga minggu setelah terjangkit virus, dengan adanya demam, sakit tenggorokan, nyeri otot, dan sakit kepala. Biasanya diikuti dengan mual, muntah, dan diare, serta menurunnya fungsi liver dan ginjal.Yang lebih parahnya lagi virus ebola ini dapat menyebabkan kematian bagi penderita nya.
"Virus ebola itu memang mirip penyakit HIV/AIDS yang masih belum ditemukan obatnya. Namun, untuk mencegah agar virus tersebut tidak sampai meluas, sebenarnya cukup mudah, yakni dengan tembakau yang diolah menjadi vaksin," kata Sutiman di Malang, Senin (25/8/2014).
Menurut Sutiman, virus ebola menular lewat kontak badan atau ludah dan bisa merusak sistem peredaran darah hingga pembuluh darah pecah.
Berdasarkan catatan WHO dari 1.716 kasus yang terkena virus ebola, 1.350 penderita di antaranya meninggal. Warga meninggal akibat virus ebola tersebut menjangkit di Afrika Barat, Brinee, Guinea, Sierra Leone, Liberia, Negeria, dan sejumlah negara di Benua Afrika.
Sutiman mengatakan bahwa tembakau memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Hal itu sudah diketahui sejak tembakau kali pertama ditemukan di Amerika Serikat. Menurut dia, selain dipakai untuk mengobati beberapa jenis penyakit, tembakau juga dapat dibuat menjadi vaksin untuk mencegah virus ebola. Khusus virus ebola, di dalam tanaman tembakau tersebut terdapat tobacco mosaic virus, dan itu bisa disisipi gen antibodi untuk antiebola. Menurutnya, tanaman tembakau tersebut bisa memproduksi vaksin antiebola.
Menurut dia, Indonesia selalu menjadi pasar potensial untuk vaksin virus ebola itu. "Bayangkan, berapa juta orang yang harus divaksin. Itu kan binis. Padahal, pembuatan vaksinnya sangat mudah, dan bahan bakunya dari tembakau yang tumbuh subur di Indonesia," kata dia.
Oleh karena itu, dia meminta semua pihak, terutama pemerintah, tidak mudah termakan kampanye global yang bisa memusnahkan kekayaan hayati tembakau di Indonesia karena Indonesia memiliki varietas tembakau yang jenisnya banyak dan tidak dimiliki di belahan dunia lain.
Ada jenis tembakau Indonesia yang tidak bisa hidup di daerah lain, seperti tembakau madura, jember, dan tembakau temanggung. Berdasarkan kondisi tersebut, wajar bila Belanda sangat senang saat menjajah Indonesia sebab tembakau yang aslinya berasal dari Amerika Serikat, lalu dibawa ke Eropa, itu sudah bisa dijadikan obat sejak tahun 1500 M.
Ia mengatakan, kondisi jangka panjang dan dampak luasnya semestinya dipelajari agar tidak sampai merugikan negara, seperti yang sudah terjadi pada minyak kelapa. "Jadi, kampanye terkait dengan tembakau ini jangan ngawur, apalagi sampai memusnahkannya karena mematuhi ketentuan tar dan nikotin dunia yang sebenarnya hanya dilatarbelakangi persaingan bisnis semata."
Vaksin Ebola, ZMapp, Berasal dari Tembakau
ZMapp merupakan salah satu obat dan vaksin yang dipercaya dapat mencegah ebola. Tiga petugas Liberia dan dua warga Amerika yang terinfeksi ebola menunjukkan tanda-tanda penyembuhan setelah mendapat terapi dengan ZMapp.
ZMapp dibuat dari gabungan dua serum. Pertama, serum MB-003, yang dikembangkan oleh Mapp Biopharmaceutical di San Diego, Amerika Serikat. Serum kedua bernama ZMAb, yang dikembangkan oleh perusahaan obat Defyrus Inc di Kanada. Kedua serum kemudian digabungkan sehingga menjadi ZMapp.
Ebola bisa mematikan karena menyerang antibodi atau sistem kekebalan tubuh yang tahan terhadap virus dan bakteri. Para ilmuwan menuturkan ZMapp mampu membuat antibodi buatan yang dapat melawan infeksi dari virus seperti ebola.
Dikutip dari Mashable, Senin, 18 Agustus 2014, serum ini berasal dari tanaman tembakau yang bernama Nicotiana benthamiana. Menurut Charles Arntzen, ahli bioteknologi dari Arizona State University, tanaman yang ditemukan di Australia ini merupakan tempat yang ideal untuk pertumbuhan antibodi.
ZMapp belum mendapat izin dari Badan Pengawasan Obat Amerika untuk diberikan pada manusia. Mengingat jumlah korban tewas terus meningkat sejak akhir tahun lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan ZMapp layak untuk diujicobakan pada manusia.
Sayangnya, pasokan serum saat ini telah habis. Lewat laman resminya, Defyrus menyatakan ketersediaan serum sangat sedikit karena belum dievaluasi keamanannya pada manusia.
(Rizqo Toyyiba adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC), prodi PGSD Kelas SD14-A3 Semester 1, tinggal di Jalan Sejahtera No. 207 RT-02 RW-03 Desa Karang Mulya, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon)