CERITA dongeng merupakan bagian penting dari literasi anak usia dini. Dongeng bukan hanya sekadar cerita yang menghibur, tetapi juga alat edukasi yang memiliki peran besar dalam pembentukan karakter dan pengembangan kreativitas anak. Melalui dongeng, anak-anak dapat belajar banyak hal dengan cara yang menyenangkan dan penuh imajinasi.
Menurut pendapat saya, dongeng ini memiliki kemampuan untuk memperkaya pengalaman dan imajinasi anak. Seperti yang dijelaskan oleh Habsari (2017:23) bahwasanya Dongeng adalah cerita fiktif yang bertujuan untuk menghibur dan mengandung nilai-nilai budi pekerti di dalamnya.
Dengan mendengar atau membaca dongeng, anak diajak untuk membayangkan dunia yang penuh dengan keajaiban, karakter yang unik, dan situasi yang beragam. Proses ini mendorong anak untuk berpikir kreatif dan menghasilkan ide-ide baru.
Sebuah studi oleh Suyadi dan Selvi (2019) menemukan bahwa kegiatan mendongeng menjadi salah satu strategi efektif dalam penanaman dan pengembangan nilai-nilai karakter, seperti tanggung jawab, kejujuran, dan empati pada anak-anak.
Cara Meningkatkan Imajinasi dan Moral Anak: Beberapa strategi untuk memanfaatkan dongeng dalam meningkatkan imajinasi dan moral anak melalui orang tua atau pendidik dapat memilih cerita dongeng yang sesuai dengan usia dan tahap perkembangan anak.
Misalnya, cerita dengan tokoh hewan yang bersifat lucu dan mengajarkan nilai-nilai sederhana cocok untuk anak usia dini dan membacakan dongeng secara interaktif. Saat menceritakan dongeng, orang tua dapat melibatkan anak dengan mengajukan pertanyaan tentang tokoh atau situasi dalam cerita.
Hal ini membantu anak untuk berpikir kritis dan lebih terlibat dalam proses cerita. Serta mengajak anak untuk mengimajinasikan akhir cerita yang berbeda. Misalnya, setelah dongeng selesai, tanyakan kepada anak bagaimana jika tokoh utama mengambil keputusan yang berbeda. Langkah ini melatih kreativitas anak dalam menyusun skenario baru.
Bisa juga menggunakan media visual seperti gambar atau boneka untuk memperkuat pemahaman anak terhadap cerita. Anak cenderung lebih mudah memahami alur cerita jika disertai ilustrasi atau alat bantu visual. Selain itu, dongeng juga memiliki peran dalam pembentukan karakter anak.
Anak-anak yang sering mendengarkan dongeng dapat belajar untuk bersikap jujur, berani, dan peduli terhadap orang lain. Melalui tokoh-tokoh dalam dongeng, anak dapat melihat konsekuensi dari tindakan baik dan buruk, yang secara tidak langsung membentuk perilaku mereka di dunia nyata.
Dongeng juga memperkuat ikatan antara anak dan keluarga. Membacakan dongeng kepada anak sebelum tidur, misalnya, menciptakan momen kebersamaan yang hangat antara orang tua dan anak. Dalam kebersamaan ini, anak tidak hanya mendapatkan hiburan, tetapi juga merasa dihargai dan dicintai oleh orang tua.
Selain mempererat hubungan keluarga, dongeng juga berfungsi sebagai sarana untuk melestarikan budaya. Dongeng yang diwariskan dari generasi ke generasi menjadi salah satu cara untuk menjaga identitas budaya suatu masyarakat. Anak-anak dapat belajar tentang tradisi, nilai-nilai, dan sejarah leluhur mereka melalui cerita-cerita tersebut.
Dalam era modern yang penuh dengan teknologi, peran dongeng tetap relevan. Anak-anak mungkin lebih sering terpapar gadget dan hiburan digital, tetapi dongeng memiliki keunikan yang tidak tergantikan. Cerita dongeng dapat membuka pintu ke dunia fantasi yang tidak terbatas oleh layar atau perangkat elektronik.
Melalui dongeng, anak-anak juga diajarkan untuk berpikir kritis. Mereka belajar untuk memahami alur cerita, memprediksi apa yang akan terjadi selanjutnya, dan menarik kesimpulan. Proses ini membantu mengembangkan kemampuan analisis yang berguna dalam kehidupan mereka.Dengan semua manfaat tersebut, cerita dongeng tetap relevan di tengah perubahan zaman.
Dongeng adalah warisan budaya yang perlu dilestarikan dan terus disampaikan kepada anak-anak. Seperti yang diungkapkan oleh Dudung (2015), dongeng merupakan bentuk sastra lama yang bercerita tentang kejadian luar biasa yang penuh khayalan dan tidak benar-benar terjadi.