GURU menjadi faktor yang sangat penting dalam penerapan budaya sopan santun di sekolah dasar, sebab di sekolah dasar siswa masih labil dalam bersikap, oleh sebab itu dengan mengajarkan budaya sopan santun di sekolah dasar, siswa dapat menerapkan budaya sopan santun yang nantinya berguna dalam kehidupan di masyarakat.
Seperti pada zaman modern ini pengaruh media sosial juga menjadi faktor yang mempengaruhi budaya sopan santun di sekolah. Siswa sering fomo dan terpengaruh oleh konten yang tidak sopan dan tidak mendidik di media sosial, sehingga mempengaruhi perilaku mereka di sekolah.
Nurhayati (2019) dalam "Pengembangan Budaya Sopan Santun di Sekolah Dasar" menyatakan, bahwa guru perlu mengembangkan kemampuan sosial dan emosional siswa untuk meningkatkan sopan santun. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler, diskusi kelompok, dan kegiatan komunitas. Nurhayati menekankan pentingnya pengembangan kemampuan kritis dan empati.
Terdapat penelitian yang relevan mengenai dampak media sosial Tiktok terhadap tutur kata siswa sekolah dasar, di antaranya hasil penelitian (Sitanggang & Saragi, 2022) yang menemukan bahwa terdapat beberapa anak sekolah dasar yang melakukan perilaku dan bahasa menyimpang setelah melihat video dari aplikasi Tiktok tersebut karena video yang disajikan di aplikasi Tiktok cenderung menggunakan perilaku dan bahasa yang tidak sopan.
Selain itu, (Nurhasanah P & T, 2021) menyatakan bahwa dengan semakin canggihnya aplikasi Tiktok tersebut dan tidak ada batasan di siswa sekolah dasar bahkan memiliki akses tidak terbatas ke film dan dapat menonton dan mendengar semua bahasa yang mereka dapatkan dalam bentuk mentahnya tanpa memilah dan memilihnya terlebih dahulu.
Berdasarkan hasil wawancara, guru lebih banyak melihat dampak-dampak yang negatif dari media sosial Tiktok terhadap tindak tutur, seperti siswa sering mengatakan perkataan yang kurang sopan contohnya nama-nama hewan yang sering digunakan ketika sedang bercanda dengan temannya, ada juga yang berbicara kurang sopan dengan perkataan yang menyepelekan seperti yang dialami salah satu guru, dan siswa banyak menirukan kata-kata dari konten gamers yang kurang sopan dan harus nya tidak pantas ditiru.
Tetapi guru melihat juga dampak positif dari media sosial Tiktok ini, salah satunya siswa lebih banyak mengenal berbagai bahasa dan siswa lebih cepat menghafal kosa kata berbahasa Inggris yang dimana hal tersebut, dapat memudahkan siswa dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Inggris dan bahasa lainnya.
Budaya sopan santun di sekolah merupakan aspek penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang harmonis dan efektif. Maka dari itu menjadi seorang Guru yang baik harus bisa memberikan pemahaman tentang kesadaran media sosial dan dampaknya terhadap perilaku sopan santun dan beretika dalam menggunakan media sosial secara bijak, agar siswa bisa memfilter konten yang kurang pantas dan tidak mendidik.
Guru dapat bekerja sama dengan orang tua untuk memantau aktivitas media sosial muridnya dan memberikan dukungan yang diperlukan. Dengan mengembangkan budaya ini, sekolah dapat mencapai tujuan pendidikan yang di inginkan yang lebih luas dan mendalam.
Dapat diterapkan seperti Guru memberi contoh yang baik, mengajarkan nilai-nilai sopan santun, dan mengawasi perilaku siswa. Begitu juga siswa yang mengikuti aturan, berperilaku sopan, dan menghargai perbedaan, serta menghormati orang yang lebih tua dan yang lebih muda.
Guru memainkan peran kunci dalam mengembangkan budaya sopan santun di sekolah dasar. Mereka harus mengajarkan nilai-nilai sopan santun, mengawasi perilaku siswa dan mengembangkan kemampuan sosial-emosional. Pengaruh media sosial juga perlu diperhatikan untuk mencegah perilaku tidak sopan.
Peran Guru dalam mengembangkan budaya sopan santun Guru menjadi faktor penting dalam mengembangkan budaya sopan santun di sekolah dasar. Siswa masih labil dalam bersikap, sehingga memerlukan bimbingan guru. Mengajarkan budaya sopan santun di sekolah dasar membantu siswa menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Pengaruh media sosial, seperti Tiktok mempengaruhi budaya sopan santun di sekolah. Siswa sering terpengaruh oleh konten tidak sopan dan tidak mendidik. Penelitian Sitanggang & Saragi (2022) menunjukkan bahwa media sosial dapat mempengaruhi perilaku siswa. Oleh karena itu, guru harus mengajarkan kesadaran media sosial dan dampaknya terhadap perilaku sopan santun.
Pengembangan Kemampuan Sosial-Emosional Nurhayati (2019) menekankan pentingnya mengembangkan kemampuan sosial-emosional siswa. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler, diskusi kelompok dan kegiatan komunitas. Pengembangan kemampuan kritis dan empati juga sangat penting.
Dampak media sosial Tiktok penelitian menunjukkan bahwa media sosial Tiktok memiliki dampak negatif dan positif terhadap siswa. Dampak negatif meliputi perilaku tidak sopan dan bahasa menyimpang. Sementara itu, dampak positif meliputi peningkatan kemampuan berbahasa Inggris dan mengenal berbagai bahasa.
Kolaborasi antara pendidik dan orang tua sangat krusial dalam melakukan pengawasan terhadap aktivitas digital peserta didik, khususnya di platform media sosial. Guru berperan sebagai model peran dengan menginternalisasi nilai-nilai etika digital dan memberikan bimbingan yang tepat dalam membentuk perilaku sosial yang positif pada siswa.
Implementasi nilai-nilai sopan santun dalam konteks pendidikan sekolah memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas lulusan. Hal ini tercermin pada pengembangan kemampuan individu dalam berinteraksi sosial secara efektif, serta pembentukan karakter yang beradab dan inklusif.