DI tengah maraknya isu Pendidikan inkluisf , banyak cara yang bisa dilakukan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang ramah bagi siswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Salah satunya adalah dengan mengintegrasikan seni budaya, seperti Tari Saman. Tarian yang berasal dari aceh ini, dengan gerakan cepat dan serentak, ternyata memiliki kekuatan luar biasa untuk mendukung proses pembelajaran inklusif.
Pendidikan inklusif menjadi dasar bagi sekolah untuk memberi kesempatan yang sama kepada semua siswa tanpa terkucuali. Dengan prinsip ini, siswa dengan kebutuhan khusus pun berhak mendapatkan pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna. Salah satu cara efektif untuk mengimplementasikan Pendidikan inklusif adalah dengan memanfaatkan media yang dapat menjangkau berbagi jenis kemampuan siswa. Di sini, seni tradisional seperti Tari Saman bisa menjadi solusi yang cerdas.
-Bagaiman Tari Saman memperkuat Pendidikan inklusif di sekolah?
Ada banyak alasan mengapa Tari Saman bisa menjadi sarana untuk memperkuat Pendidikan inklusif Berikut ini beberapa alasan utamanya:
-1. Membangun kerja sama yang solid
Salah satu hal terpenting yang diajarkan dalam Tari Saman adalah pentinngnya kerja sama. Dalam tarian ini, setiap penari harus bergerak secara serentak dan kompak. Jika ada satu orang yang salah gerakan, seluruh tim bisa gagal. Nilai kerja sama ini sangat penting dalam inklusif karena mengajarkan bahwa setiap anak, baik yang memiliki kebutuhan khusus maupun tidak, memiliki peran penting dalam mencapai tujuan bersama.
-2. Meningkatkan rasa percaya diri
Bagi siswa dengan kebutuhan khusus, seperti autisme atau keterlambatan perkembangan mototrik, ikut serta dalam tari saman menjadi cara untuk meningkatkan rasa percaya diri mereka. Gerakan yang dilakukan bersamaan memberikan mereka kesempatan untuk tampil di depan teman-temanya, sehingga merasa dihargai dan diterima.
-3. Mengngajarkan empati dan toleransi
Dalam pembelajaran Tari Saman, siswa diajak untuk saling menghargai perbedaan dan memahami bahwa setiap individu memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam konteks Pendidikan inklusif, nilai-nilai empati dan toleransi ini sangat penting untuk membangun lingkungan yang mendukung keberagaman.
-4. Menumbuhkan keterampilan mototrik dan kognitif
Tari Saman melibatkan gerakan yang cepat dan dinamis, yang tidak hanya menantang keterampilan motorik, tetapi juga kemampuan kognitif siswa. Siswa harus fokus, mendengarkan intruksi dengan baik, dan mengikuti ritme yang ada. Hal ini memberikan manfaat positif, terutama bagi siswa dengan kesulitan mototrik dan kognitif.
Salah satu tantangan Tari Saman sebagai penguat Pendidikan inklusif adalah perbedaan kemampuan fisik antara satu siswa dengan siswa lainnya. Bagi siswa yang kesulitan bergerak atau memiliki keterbatasan fisik, gerakan dalam Tari Saman yang cepat dan dinamis bisa menjadi tantangan.
Namun, solusi untuk masalah ini bisa dicapai dengan menyesuaikan gerakan atau memberikan adaptasi tertentu sehinga setiap siswa bisa mengikuti dengan nyaman tanpa merasa terbebani.
Jadi kesimpulanya bahwa Pendidikan inklusif merupakan hak setiap anak. Tidak ada satu pun siswa yang seharusnya merasa terpinggirkan, Tari Saman dengan nilai-nilai kebersaman, empati, dan kerja sama, memberikan ke sempatan bagi semua siswa untuk berkembang bersama, tanpa memandang latar belakang atau kandisi fisik mereka.
Deangan memanfaatkan seni tradisional ini, kita tidak hanya memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia, tetaoi juga membuka ruang bagi semua anak untuk merasa diterima dan dihargai.
Melalui pembelajaran tari saman, sekolah dapat menciptakan lingkungan yang inklusif, dimana setiap siswa merasa dihargai dan memiliki kesempatan untuk mengembangkan potensi terbaiknya.