PENDIDIKAN anak tidak hanya terjadi di sekolah, tetapi juga dipengaruhi oleh lingkungan keluarga dan masyarakat. Konsep Tri Pusat Pendidikan yang terdiri dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat, menyoroti pentingnya kolaborasi di antara ketiga lingkungan tersebut dalam membentuk karakter dan kepribadian anak.
Tri Pusat Pendidikan mencerminkan urgensi untuk mengintegrasikan pendidikan formal dan informal, serta menekankan peran penting orang tua, guru, dan masyarakat dalam membentuk generasi penerus yang berkualitas. Dengan adanya sinergi di antara ketiga lingkungan pendidikan, diharapkan anak dapat tumbuh dan berkembang secara holistik, baik secara intelektual maupun moral.
Dalam konteks implementasi, beberapa strategi telah diusulkan, seperti melibatkan orang tua dalam proses pembelajaran, mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam kurikulum, serta memanfaatkan potensi lingkungan masyarakat sebagai sumber pembelajaran. Selain itu, penguatan kerjasama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat juga menjadi kunci dalam mewujudkan pendidikan yang komprehensif dan berkelanjutan.
Sekolah adalah tempat anak-anak setelah rumah untuk belajar dan bersosialisasi. Di sekolah, mereka tidak hanya belajar tentang pengetahuan, tetapi mereka juga diajarkan tentang karakter dan cara berinteraksi dengan lingkungan. Namun, ingatlah bahwa rumah adalah tempat pendidikan utama anak. Oleh karena itu, tidak mungkin bagi orang tua untuk menyerahkan pendidikan anak mereka sepenuhnya kepada sekolah.
Sebagian orang tua menyerahkan pendidikan anaknya kepada guru yang bekerja di sekolah dengan harapan anaknya akan belajar dengan baik dan mendapatkan nilai terbaik. Tidak bijaksana bagi sebagian orang tua untuk melakukan hal ini.Jika orang tua hamya menyerahkan pendidikan anak sepenuhnya kepada sekolah, itu menunjukkan bahwa orang tua tidak peduli dan lepas tangan dari perkembangan anak mereka.
Jika hal ini terjadi, harapan orang tua akan anak yang baik akan hilang. Perkembangan anak tidak akan berjalan dengan sepenuhnya begitu saja. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa anak-anak memerlukan perhatian khusus dari orang tua saat mereka mulai belajar. Orang tua harus selalu terlibat dalam pendidikan dan pengasuh anak mereka, baik di rumah maupun di sekolah. Ini berlaku baik sebelum dan sesudah sekolah
Maka dari itu perlunya kontribusi dari lingkungan anak,seperti keluarga,sekolah dan masyarakat isi dari teori Tri Pusat Pendidikan yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara. Yang dimaksud dengan tripusat pendidikan adalah semua manusia akan selalu berada dalam perkembangan tiga lembaga pendidikan, yaitu sekolah, keluarga dan masyarakat.
Ketiga lembaga pendidikan ini saling terpadu, dalam mengembangkan masyarakat. Dengan adanya tripusat pendidikan ini, menjelaskan bahwa proses pendidikan berlangsung seumur hidup, tidak ada berhentinya.
Teori Ki Hajar Dewantoro tentang tripusat pendidikan, yang mencakup keluarga, masyarakat, dan sekolah, sangat tepat. Pendidikan keluarga sangat penting, terutama selama masa kehamilan dan prasekolah. Pendidikan keluarga lebih sering menggunakan contoh. Anak akan meniru tindakan orang tuanya, tidak hanya contoh, tetapi juga instruksi, himbauan, dan larangan.
Pendidikan juga dilakukan di masyarakat. Seorang anak mulai berinteraksi dengan orang tua dan lingkungannya, yang merupakan masyarakat. Adat istiadat masyarakat memengaruhi perkembangan anak. Ketika anak bermain di luar, dia juga akan banyak berinteraksi dengan orang lain.
Ini mengajarkan anak-anak tentang kehidupan tanpa keluarga. Itu juga berlaku untuk sekolah sebagai tempat untuk mengembangkan potensi manusia agar mampu menjalankan tugasnya dan memposisikan diri di masyarakat.Kualitas guru di sekolahan anak juga sangat berpengaruh terhadap anak.
Terdapat beberapa strategi penerapan konsep Tri Pusat Pendidikan dalam kurikulum saat ini. Salah satu contohnya adalah penerapan sistem Among dan Tri Pusat Pendidikan dalam proses pembelajaran di Sanggar Anak Alam. Contoh lainnya adalah Sinergi Tripusat Pendidikan untuk Penguatan Karakter yang menekankan pada harmonisasi tiga pusat pendidikan: keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Strategi-strategi ini bertujuan untuk mengembangkan karakter dan nilai-nilai siswa, serta keterampilan akademis dan praktis mereka. Strategi alternatif lainnya dapat mencakup pelibatan orang tua dan masyarakat dalam proses pembelajaran, memberikan kesempatan belajar berdasarkan pengalaman, dan mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam kurikulum.
Konsep Tri Pusat Pendidikan yang terdiri dari keluarga, sekolah, dan komunitas dapat diperluas mencakup pusat pendidikan lainnya, seperti tempat kerja dan media, untuk memberikan pendekatan pendidikan yang lebih komprehensif dan holistik.
Contoh dari pentingnya Tri Pusat Pendidikan yaitu ketika di sekolahan anak sudah diajarkan mengenai akhlak yang baik, namun ketika di keluarga dan masyarakat daerah rumahnya anak tersebut malah mendapatkan contoh akhlak yang tidak baik seperti bicara kasar, dan lain lain.
Nah ini menyebabkan susahnya pendidikan akhlak buat anak tersebut dikarenakan keluarga dan lingkungan masyarakatnya tidak berkontribusi dalam mendidik anak untuk menjadi anak yang berakhlak baik. Dengan demikian, Tri Pusat Pendidikan bukan hanya sebuah konsep, melainkan juga merupakan landasan bagi pembentukan karakter dan kepribadian anak.
Melalui kolaborasi yang kokoh diantara ketiga lingkungan pendidikan, diharapkan dapat tercipta generasi penerus yang cerdas, berakhlak mulia, dan mampu berkontribusi positif bagi masyarakat dan bangsa.