Kamis, 28/12/2023, 21:35:56
Pengaruh Gaya Mengajar Guru Terhadap Semangat Belajar Siswa
Oleh: Tri utami
--None--

PENDIDIKAN berperan sebagai pelopor dalam membina induvidu yang memiliki pengetahuan dan berakhlak mulia. Oleh  karena itu, seorang pendidik atau guru tidak hanya terfokus pada penyampaian materi yang tujuannya semata-mata untuk meningkatkan prestasi akademik, tetapi juga harus mampu membangun dan mengembangkan karakter siswa.

Salah satu faktor keberhasilan pendidikan tercermin dari bagaimana proses belajar mengajar dikelas, terutama cara mengajar guru. Setiap gaya mengajar guru dapat menimbulkan kesan yang berbeda untuk siswanya.

Guru memiliki peran yang sangat penting untuk menciptakan kenyamanan kepada siswa. Karena, kenyamanan siswa tersebut akan menjadi dorongan untuk siswa dapat menerima dan mengikuti pembelajaran setiap harinya tanpa ada kata malas dan bosan.

Permasalahan yang sering terjadi yakni beberapa guru kurang memperhatikan variasi gaya mengajar sehingga proses pembelajaran cenderung monoton. Penggunaan metode mengajar yang monoton membuat siswa mudah bosan dan kehilangan minat belajar. Dalam ini hendaknya guru memberikan variasi gaya mengajar yang menarik untuk mewujudkan situasi belajar yang menyenangkan sehingga minat belajar siswa meningkat.

Adapun variasi yang dimaksud ialah variasi dalam berinteraksi, variasi gerak guru, variasi suara guru, variasi kontak pandang dengan gerak, variasi pemusatan perhatian, dan variasi pengalihan penggunaan indera. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah di lakukan oleh Rusiadi, 2020 yakni kondisi proses belajar mengajar yang monoton menimbulkan kondisi siswa kurang aktif dan tidak merespon materi pelajaran yang disajikan guru.

Motivasi juga sangat diperlukan, karena merupakan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar. Namun realita yang terjadi pada umumnya masih banyak siswa yang kurang termotivasi dalam belajar, seperti tidak mengerjakan tugas dirumah, kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran dikelas, dan lain-lain.

Motivasi belajar memang menjadi masalah bagi kebanyakan siswa, terutama jika siswa dihadapkan dengan tugas-tugas yang sulit atau jika siswa tidak menyukai mata pembelajaran tertentu. Dalam proses pembelajaran guru haruslah memiliki kemampuan untuk melakukan modifikasi keterampilan yang hendak diajarkan agar sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan perkembangan zaman. Melalui gaya seorang guru inilah anak didik mampu menunjukan ketekunannya dalam belajar guna mencapai ketuntasan belajar.

Gaya mengajar guru mencerminkan kepribadian guru yang sulit untuk diubah karena sudah menjadi pembawaan sejak kecil atau sejak lahir. Walaupun gaya mengajar seorang guru ini berbeda antara yang satu dengan yang lain seperti gaya mengajar latihan, gaya mengajar resiprokal, gaya mengajar penugasan, gaya mengajar penemuan terpimpin pada saat proses belajar mengajar namun mempunyai tujuan sama, yaitu menyampaikan ilmu pengetahuan, membentuk sikap siswa, dan menjadikan siswa terampil dalam berkarya.

Berbeda dengan guru yang hanya sekedar menyampaikan bahan pelajaran, maka tampak sekali bahwa perilaku mengajar guru seolah-olah menganggap siswanya bejana kosong yang harus diisi ilmu pengetahuan.

Aktivitas belajar mengajar didominisasi oleh guru, siswa hanya duduk, diam, mendengarkan menerima saja apa yang diberikan oleh guru, tidak bertanya dan tidak menemukan masalah. Semua bahan pelajaran yang diberikan guru ditelan mentah-mentah, tanpa diolah didalam jiwanya, dan tanpa diragukan kebenaranya. Gaya mengajar adalah bentuk penampilan guru saat proses belajar mengajar.

Penampilan guru dalam mengajar sangat penting karena guru ibarat model atau artis yang sedang tampil di depan, setiap penampilan, tingkah laku, suara ataupun cara berjalan sangat diperhatikan siswa, sehingga guru harus bisa menjaga penampilannya di depan siswanya, agar siswa merasa nyaman melihatnya, sehingga seorang guru hendaknya menggunakan gaya mengajar yang menarik untuk anak didiknya agar siswa tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran.

Gaya mengajar dapat diartikan  sebagai perbuatan guru dalam konteks proses belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa, senantiasa menunjukan ketekunan, keantusiasan, serta berperan serta aktif. (JJ. Hasibuan dan moedjiono, 1995:65).

Sedangkan menurut (Mulyasa, 2011:78) variasi dalam pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, serta mengurangi kebosanan dan kejenuhan. Mengajar merupakan istilah kunci yang tidak pernah luput dari pembahasan mengenai pendidikan karena keeratan hubungan keduanya, dalam pembelajaran juga tidak lepas dari adanya seorang pendidik atau guru yang senantiasa memberikan pendidikan dan pembelajaran.

Pendidik diharapkan bisa membawa perubahan bagi anak didiknya seperti kata-kata “siapa yang menanam maka dialah yang menuai” (man yazra’yahsud). Artinya, jika kita mengingatkan orang lain berbuat baik, maka detik ini pula kita harus berbuat baik terlebih dahulu. (Abdullah, 2006:3)

Keaktifan biasanya ditandai dengan respon siswa ketika belajar di dalam kelas. Keaktifan peserta didik sangat dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Berikut adalah beberapa hal yang perlu menjadi perhatian guru dalam mengembangkan keaktifan peserta didik dalam belajar yaitu:

(1) Memberi kesempatan untuk berkreativitas sesuai dengan keinginannya; (2) Memberi kesempatan untuk melakukan pengamatan, penyelidikan dan pemahaman melalui pembelajaran inkuiri dan eksperimen; (3) Memberikan pujian verbal dan nonverbal kepada peserta didik yang aktif mengajukan pertanyaan;

(4) Menggunakan model pembelajaran multimedia, sehingga peserta didik tertarik dan terangsang untuk belajar aktif. Dalam keterlibatan langsung ini peserta didik tidak hanya aktif dalam berfikir.

Mengamati dan mendengar tetapi juga ikut ambil bagian dalam melaksanakan pembelajaran misalnya melakukan praktikum di labolatorium. Keterlibatan langsung peserta didik ini tidak hanya memiliki dampak kepada peserta didik tetapi juga kepada guru yang mana guru mampu mengaktifkan peran peserta didik dalam pembelajaran sehingga peserta didik menjadi lebih aktif dalam belajar.

Dengan pengulangan, maka pengalaman belajar yang dimiliki siswa akan semakin memperkuat hubungan antara stimulus dan respon. Dampak dari penerapan prinsip-prinsip pengulangan bagi guru yaitu:

(1) Memilah serta memilih materi belajar yang membutuhkan pengulangan; (2) Merancang materi pembelajaran yang akan diulang berdasarkan skala prioritas yang memadai;

(3) Mengembangkan soal latihan yang berfokus pada pengulangan-pengulangan sehingga akan lebih mudah bagi siswa untuk memahami materi; (4) Mengimplementasikan berbagai kegiatan pengulangan yang bervariasi, sehingga peserta didik tidak akan mengalami kejenuhan.

Ketika peserta didik mendapatkan tantangan dalam belajar maka peserta didik tersebut akan lebih berfokus terhadap apa yang mereka pelajari. Kondisi tersebut menuntut guru untuk menciptakan pembelajaran yang lebih menarik, baru, dan mampu merangsang keikutsertaan peserta didik dalam memecahkan masalah. Diharapkan guru mampu memilih model dan metode pembelajaran yang tepat bagi peserta didik untuk belajar.

Prinsip ini memandang bahwa peserta didik akan belajar lebih giat jika ia mengetahui bahwa ia mendapatkan hasil yang baik dari proses belajar yang sudah dilaluinya. Namun tidak menutup kemungkinan juga apabila peserta didik mendapatkan hasil yang buruk ia akan termotivasi untuk memperbaikinya dengan harapan hasil belajar yang akan diperolehnya menjadi lebih baik.

Ketepatan situasi dan waktu dalam pemberian penguatan bagi peserta didik harus mendapatkan perhatian guru, karena jika penguatan dilakukan dengan tepat, maka akan memberikan pengaruh yang positif terhadap aktivitas belajar yang dialami oleh peserta didik. Sehingga guru harus kreatif dan mampu menciptakan ide baru, tampil beda, fleksibel, mudah bergaul, menyenangkan, suka melakukan eksperimen, dan cekatan.

Tulisan dalam Kolom Opini ini adalah kiriman dari masyarakat. Segala tulisan bukan tanggung jawab Redaksi PanturaNews, tapi tanggung jawab penulisnya.

 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita