PanturaNews (Brebes) - Seorang balita dari keluarga miskin di Desa Buara RT 02 RW 10, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah menderita gizi buruk akut, Rabu 7 Desember 2022.
Adalah Anindita Nirmala Salsabila (3), buah hati dari pasangan Risnandi (23) dan Kustiwi (29). Ia tak mampu mengobati anaknya karena tergolong keluarga miskin. Apalagi Risnandi hanya bekerja sebagai buruh serabutan.
Meski, memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS), itupun tidak bisa digunakan untuk berobat karena sudah non aktif.
Saat ditemui di rumahnya, ibu balita tersebut mengatakan, bahwa anaknya Anindita, kondisi badannya semakin kurus dibandingkan balita seusia, yakni hanya memiliki berat badan 6,5 kg. Tidak hanya itu, saking kurusnya leher balita ini pun tidak mampu menopang kepalanya sendiri.
Kustiwi menjelaskan, saat baru lahir anak dalam kondisi normal. Memasuki usia tujuh bulan anak ini mulai menunjukkan gejala gangguan kesehatan.
“Saat baru lahir normal, namun saat memasuki umur tujuh bulan mulai kelihatan tidak normal. Anaknya tidak aktif, tidak bisa tengkurap dan lehernya mengecil. Sampai sekarang ya masih sama seperti itu, leher kecil, jadi tidak kuat menopang kepalanya sendiri,” kata Kustiwi.
Sebenarnya Kustiwi, sudah beberapa kali membawa anaknya berobat, namun tidak pernah ada hasil. Kustiwi mengaku, petugas kesehatan menyatakan tidak ada penyakit pada anaknya.
Selama menjalani pengobatan, Kustiwi selalu menggunakan biaya sendiri. Kartu Indonesia Sehat yang dimiliki tidak pernah dipakai lantaran tidak aktif.
“Berobatnya pakai uang sendiri, kartu KIS ada tapi kata petugas kesehatan yang jaga dinyatakan tidak aktif. Pas kartu dicek dia (petugas) bilang begitu, sudah tidak aktif,” ungkapnya.
Kustiwi pun akhirnya kini hanya pasrah terhadap kondisi anaknya. Keluarga ini tidak pernah lagi mengobati anaknya , karena tidak memiliki biaya. Meski tergolong miskin, Kustiwi tidak pernah mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah seperti PKH, BPNT dan BST.
“Tidak pernah dapat apa apa. Apa itu PKH, beras atau apa. Rumah yang saya tempati saja milik orang tua dan tidak ada MCK nya,” tegasnya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Brebes, Ineke Tri Sulistyowati mengatakan, di Kecamatan Ketanggungan memiliki banyak kasus gizi buruk, dimana salah satunya adalah Anindita. Ineke menyebut, ada sekitar 30 anak di Kecamatan Ketanggungan yang menderita gizi buruk.
Terkait Anindita, Ineke akan menugaskan bidan desa, petugas gizi dari puskesmas terdekat untuk mengecek kondisi kesehatan balita tersebut.
“Di Kecamatan Ketanggungan memang banyak kasus gizi buruk, ada sekitar 30 an. Untuk kasusnya Anindita, bidan desa, petugas gizi dan dokter segera untuk cek ke lokasi,” jelas Ineke.
Bila nanti memang memang memerlukan penanganan medis. Anak tersebut bisa dirujuk ke rumah sakit dengan biaya dari pemerintah.
“Kami memang ada anggaran untuk gizi buruk, tapi sudah habis pada September kemarin. Untuk itu, pasien bisa dirawat menggunakan SKTM supaya gratis,” pungkasnya.