Indonesia dilanda pandemi yang disebabkan oleh virus COVID 19 yang sudah menyebar sejak tahuh 2020. Dampak dari adanya pandemi COVID 19 salah satunya bagi pendidikan Indonesia mengalami transformasi kurikulum. Kurikulum sendiri merupakan hal yang sangat esensial dalam dunia pendidikan, dimana pendidikan yang menjadi ujung tombak kesusksesan dari suatu negara.
Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan kurikulum yang berlaku di Indonesia saat pandemi secara rinci dan sebagai sumber tambahan informasi, wawasan, dan meningkatkan mutu pembelajaran matematika selama pandemi bagi pendidik yang menjadi penentu kesusksesan pelaksanaan kurikulum dilapangan. Mengapa kurikulum 2013 berubah menjadi kuriklum merdeka?
Pertama, pada dasarnya dikarenakan efek pandemi covid 19 pengetahuan dan ketrampilan secara akademis (Learning Loss) berkurang karena dianggap tidak belajar apa-apa. Learning loss menyebabkan ada kesenjangan pendidikan.
Kedua, selain itu evaluasi kurikulum 2013 menjadi kaku, teoritis, dan sulit diimlementasikan, beban belajar siswa terlalu berat, guru terbebani secara adminitrasi.
Ketiga, yaitu juga dalam krisis pembelajaran pada tingkat SMK yaitu kurangnya keterserapan lulusan SMK di dunia kerja, tingkat penangguran terbuka untuk lulusan SMK sebesar 8,49 %.
Dikutip dari situs kementrian pendidikan dan kebudayaan karakteristik utama kurikulum merdeka adalah:
Pembelajaran untuk mengembangkan soft skill dan karakter siswa sesuai dengan pancasila.
Berfokus pada materi yang penting sehingga ada waktu yang cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar.
Guru lebih bebas untuk melakukan pembelajaran sesuai dengan kemampuan peserta didik.
Selain itu juga kurikulum merdeka memiliki keunggulan antara lain yaitu sebagai berikut:
Lebih sederhana fokus pada materi yang esensial sehingga belajar lebih mendalam dan tidak terburu-buru.
Lebih merdeka, guru nantinya dapat mengajar sesuai tahapan capaian dan perkembangan peserta didik.
Lebih relavan dan interaktif.
Menurut Sufri Mashuri (2019) matematika merupakan ilmu universal yang mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan mengembangkan daya pikir manusia, serta mendasari pekembangan teknologi modern. Oleh karena itu, mata pelajaran matematika membekali peserta didik tentang cara berpikir, bernalar, dan berlogika melalui aktivitas mental yang membentuk alur berpikir pada pembentukan alur pemahaman terhadap materi pembelajaran matematika berupa fakta, konsep, prinsip, operasi, relasi, masalah, dan solusi matematis tertentu yang bersifat formal universal. Proses mental tersebut dapat memperkuat disposisi peserta didik untuk merasakan makna dan manfaat matematika dan belajar matematika serta nilai- nilai moral. Dalam belajar Mata Pelajaran Matematika, meliputi kebebasan, kemahiran, penaksiran, keakuratan, kesistematisan, kerasionalan, kesabaran, kemandirian, kedisiplinan, ketekunan, ketangguhan, kepercayaan diri, keterbukaan pikiran,
dan kreativitas.
Apa itu kurikulum? Kurikulum sendiri merupakan seperangkat mata pelajaran yang diajarkan. Adapun kurikulum merdeka adalah seperangkat pelajaran yang diajarkan kepada siswa secara merdeka agar siswa bisa mendalami minat dan bakatnya masing-masing. Pada pembahasan ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran matematika pada kurikulum merdeka diantaranya: perencanaan pembelajaran matematika, pelaksanaan pembelajaran matematika dan evaluasi pembelajaran matematika.
Menurut Siti Malikah,dkk (2022) program sekolah penggerak dilaksanakan melalui kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka hasil belajar peserta didik berdasarkan pada profil pelajar Pancasila. Dengan demikian relevansinya dengan profil pelajar Pancasila, mata pelajaran matematika ditujukan untuk mengembangkan kemandirian, kemampuan bernalar kritis, dan kreativitas peserta didik. Adapun materi pembelajaran mata pelajaran matematika pada kurikulum merdeka di setiap jenjang pendidikan dikemas melalui bidang kajian Bilangan, Aljabar, Pengukuran, Geometri, Analisis Data dan Peluang, Fase dan elemen-elemen atau capaian pembelajaran mata pelajaran matematika pada kurikulum merdeka tingkat SMA kelas X yaitu:
Elemen bilangan, pada elemen ini capaian pembelajaran peserta didik dapat menggeneralisasikan sifat-sifat bilangan berpangkat (termasuk bilangan pangkat pecahan) seta dapat menerapkan barisan dan deret aritmetika maupun geometri, termasuk masalah yang terkait dengan bunga tunggal dan bunga majemuk.
Aljabar dan fungsi, pada fase ini elemen pembelajaran yang dicapai peserta didik dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear tiga variabel dan sistem pertidaksamaan linear dua variabel. Mereka dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan persamaan dan fungsi kuadrat, persamaan eksponensial dan fungsi eksponensial.
Geometri, pada fase ini capaian pembelajaran yang dicapai peserta didik yaitu dapat menyelesaikan permasalahan segitiga siku-siku yang melibatkan perbandingan trigonometri dan aplikasinya.
Analisis data dan peluang, pada fase ini pembelajaran yang dicapai peserta didik yaitu dapat menginterpretasikan dan mempresentasikan data dengan cara menentukan jangkauan kuartil dan interkuartil. Mereka dapat membuat dan menginterpretasikan box plot dan menggunakannya untuk membandingkan himpunan data dan juga dapat menggunakan box plot, histogram,dot plot sesuai dengan natur data dan kebutuhan. Selain itu juga dapat menggunakan diagram pencar untuk menyelidiki dan menjelaskan hubungan antara dua variabel numerik. Selain itu peserta didik juga dapat menjelaskan peluang dan menentukan frekuensi harapan dari kejadian majemuk. Mereka dapat menyelidiki konsep dari kejadian saling bebas dan saling lepas serta menentukan peluangnya.
Adapun fase dan elemen-elemen atau capaian pembelajaran mata pelajaran matematika pada kurikulum merdeka tingkat SMA kelas XI dan XII yaitu sebagai berikut:
bilangan, pada fase ini peserta didik dapat memodelkan pinjaman dan investasi dengan bunga majemuk dan anuitas, serta menyelidiki pengaruh masing-masing parameter dalam model tersebut.
Aljabar dan fungsi peserta didik dapat menyatakan data dalam bentuk matriks, dapat menentukan fungsi invers, komposisi fungsi, dan transformasi fungsi untuk memodelkan situasi dunia nyata menggunakan fungsi yang sesuai.
Geometri, peserta didik dpat menerapkan teorema tentang lingkaran dan menentukan panjang busur, luas juring lingkaran untuk menyelesaikan masalah.
analisis data dan peluang, pada fase ini peserta didik dapat melakukan proses penyeldikan statistika untuk data bivariat. Mereka dapat mengidentifikasi dan menjelaskan asosiasi antara dua variabel kategorikal dan antara dua variabel numerikal. Serta dapat memahami konsep peluang bersyarat dan kejadian yang saling bebas menggunakan konsep permutasi dan kombinasi.
Tujuan pembelajaran matematika pada kurikulum mereka merupakan deskripsi pencapaian tiga aspek kompentensi yaitu pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang diperoleh siswa dalam satu atau lebih kegiatan pembelajaran disusun secara kronologis berdasarkan urutan pembelajaran dari waktu ke waktu.
Pada dasarnya bagi peserta didik masih menganggap bahwa pelajaran matematika sulit, ditambah guru yang masih banyak menggunakan metode teacer centered learning (pembelejaran berpusat pada guru) dalam pelajaran matematika membuat terasa tidak menyenagkan sehingga ampak yang ditimbulkan yaitu adanya kebebasan siswa dalam memperoleh informasi dalam belajar sehingga meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi siswa pada pembelajran mata pelajaran matematika serta mampu meningkatkan kemampuan berpikir logis dan meningkatkan kognitif siswa.
Dari suasana pembelajaran yang tidak menyenangkan ini pada kurikulum merdeka guru diharuskan mengubah metode pembelajaran lebih interaktif dan menyenangkan. Pada kurikulum medeka harus dilakukan dua arah dengan siswa bertanya kepada guru, guru menjadi fasilitator, dan siswa saling belajar dengan siswa lainnya. Selain itu demi meningkatkan belajar siswa serta tercapainya tujuan pendidikan berkualitas bagi seluruh indonesia pembelajran kurikulum merdeka tidak hanya guru yang berperan tetapi sertakan semua pemangku kepentingan pendidikan yaitu orang tua, keluarga, guru, institusi pendidikan. Dengan demikian dalam pembelejaran amtemtika guru dan peserta didik terdorong untuk menjadi kreatif, inovatif, dan peka terhadap teknologi.
Berdasarkan penjelasan terkait pembelajaran mata pelajaran matematika pada kurikulum merdeka disarankan sekolah harus menerapkana kebijakan yang mendukung pelaksanaan merdeka belajar, guru mampu menghadirkan situasi belajar yang menarik dan memaksimalkan pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dan siswa disarankan untuk meningkatkan kemandirian belajar.
(Ica April Liani adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Peradaban Bumiayu Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah. Tinggal di Dk Krajan, Kel. Pagojengan, Kec. Paguyangan, Brebes)