Minggu, 24/07/2022, 08:29:31
Melawan Anemia Demi Generasi Indonesia yang Sehat
Oleh: Azzahra Rhisma Ernanda
--None--

ANEMIA didefinisikan sebagai suatu kondisi tubuh dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari normal. Menurut Kementrian Kesehatan RI (2019), anemia merupakan kondisi dimana sel darah merah tidak mencukupi kebutuhan fisiologis tubuh. Sedangkan hemoglobin itu sendiri adalah salah satu komponen dalam sel darah merah yang berfungsi untuk mengikat oksigen dan menghantarkannya ke seluruh sel jaringan tubuh.

Anemia dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya ialah:

Anemia Defisiensi Zat Besi, adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral Fe. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurangnya asupan zat besi dengan makanan, karena gangguan absorbsi atau terpantau banyaknya besi keluar dari tubuh. Misalnya, pada pendarahan.
Anemia Megaloblastik, adalah anemia yang disebabkan defisiensi asam folat, anemia ini sering ditemukan pada wanita yang jarang mengonsumsi sayuran hijau segar atau makanan dengan protein hewani tinggi.

Anemia hemolitik adalah anemia yang disebabkan karena penghancuran sel darah merah, berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. Anemia hipoplastik dan aplastik adalah anemia yang disebabkan karena sumsum tulang belakang kurang mampu membuat sel-sel darah yang baru.

Anemia sel sabit, adalah anemia yang terjadi akibat kelainan genetik yang membuat sel darah merah berbentuk seperti sabit. Sel-sel ini mati terlalu cepat sehingga tubuh tidak pernah memiliki sel darah merah yang cukup.

Gejala yang ditimbulkan pada penderita anemia diantaranya ialah; mudah lelah, lesu, lemas dan sering gemetar. Tak jarang sering mengeluh pusing dan berkunang-kunang. Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi pucat.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ratna (2019) menyatakan bahwa penyebab anemia defisiensi zat gizi karena rendahnya asupan zat gizi baik hewani dan nabati yang merupakan pangan sumber zat besi yang berperan penting, untuk pembuatan hemoglobin sebagai komponen dari sel darah merah. Penyebab anemia pendarahan karena luka yang mengakibatkan kadar Hb menurun, dan perdarahan karena menstruasi yang lama serta berlebihan. Penyebab anemia hemolitik karena sel darah merah cepat pecah, sehingga mengakibatkan akumulasi zat besi dalam tubuh.

Hal yang perlu dilakukan sebagai pencegahan agar tidak tejadinya anemia ialah meningkatkan konsumsi makanan bergizi, akan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan makanan hewani (daging, ikan, ayam, hati dan telur) dan bahan makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan, tempe), makan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C (jambu, tomat, jeruk dan nanas), dan menambah pemasukan zat besi ke dalam tubuh dengan minum Tablet Tambah Darah.

Anemia erat hubungannya dengan status gizi, status gizi berkorelasi positif dengan konsentrasi hemoglobin, artinya semakin buruk status gizi seseorang maka semakin rendah kadar Hb didalam darah. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Anis Muhayati (2019) menyatakan bahwa khususnya pada fase remaja, dimana dalam fase ini asupan gizi sangat mempengaruhi pertumbuhan tubuh. Masalah gizi yang utama yang dialami oleh para remaja salah satunya yaitu anemia defisiensi zat besi. Kekurangan zat gizi ini dapat memicu mereka mengalami anemia yang menyebabkan keletihan, sulit konsentrasi sehingga remaja pada usia bekerja menjadi kurang produktif.

Tidak hanya berkaitan dengan status gizi, dalam penelitian yang dilakukan oleh Anis Muhayati (2019) menyatakan bahwa anemia juga erat hubungannya dengan pola makan. Pola makan yang tidak baik dan gaya hidup modern juga dapat menyebabkan anemia. Misalnya, seperti pola makan yang tidak teratur, memiliki pantangan makanan, sering tidak sarapan, kebiasaan makan makanan cepat saji, dan junk food. Remaja putri juga kadang malas makan malam karena takut gemuk. Pola makan yang salah, pengaruh pergaulan dan diet yang ketat bisa mengakibatkan berat badan turun dan tubuh kekurangan zat gizi yang dibutuhkan tubuh.

Pola tidur tentunya juga memicu terjadinya anemia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indah (2017) menyatakan bahwa kurangnya waktu tidur dapat menyebabkan biosintesis sel-sel tubuh, termasuk biosintesis hemoglobin (Hb) terganggu. Berkurangnya waktu tidur, berarti pula semakin meningkatkan penggunaan energi. Dengan demikian perlu diimbangi dengan input makanan yang memadai untuk pembentukan energi kembali, yang digunakan untuk biosintesis dan reparasi sel-sel tubuh yang mengalami kerusakan.

Wanita yang mengalami menstruasi akan kehilangan darah setiap bulan, erat hubungannya dengan terjadinya anemia sehingga membutuhkan zat besi dua kali lipat saat menstruasi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Septi Krisdianti, dkk (2014) menyatakan bahwa wanita yang mengalami menstruasi tidak normal atau mengalami gangguan menstruasi seperti menstruasi yang lebih panjang atau darah menstruasi yang keluar lebih banyak dari biasanya juga dapat mengakibatkan kekurangan zat besi yang memicu terjadinya anemia. Kejadian tersebut bertimbal balik dengan siklus menstruasi yang tidak normal, bisa disebabkan karena seseorang tersebut menderita anemia.

Pengobatan anemia tergantung pada penyebabnya, anemia kekurangan zat besi diobati dengan suplemen zat besi, yang mungkin harus minum selama beberapa bulan atau lebih. Anemia kekurangan vitamin diobati dengan suntikan yang seringkali suntikan vitamin seumur hidup (vitamin B-12). Anemia karena kekurangan asam folat diobati dengan suplemen asam folat. Anemia Aplastic pengobatannya dapat mencakup transfusi darah untuk meningkatkan kadar sel darah merah dalam tubuh.

Anemia hemolitik dapat dilakukan pengobatan dengan cara menghindari obat-obatan tertentu, mengobati infeksi terkait dan menggunakan obat- obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh, yang dapat menyerang sel-sel darah merah.

(Azzahra Rhisma Ernanda adalah mahasiswa Universitas Peradaban Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah)

Tulisan dalam Kolom Opini ini adalah kiriman dari masyarakat. Segala tulisan bukan tanggung jawab Redaksi PanturaNews, tapi tanggung jawab penulisnya.

 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita